Gung Inda Belum Terpikir Mengikuti Jejak Sang Kakak
Srikandi Golkar I Gusti Agung Ayu Inda Trimafo Yudha alias Gung Inda, 40, angkat bicara atas keputusan kakak kandungnya, I Gusti Ngurah Agung Danil Yunandha Yudha, 44, cabut dari naungan Beringin.
Utusan Golkar ke Puri Carangsari Usai Musda
DENPASAR, NusaBali
Gung Inda mengaku bisa memaklumi keputusan sang kakak, karena itu menyangkut persoalan sangat prinsip. Namun, Gung Inda belum berpikir ikuti jejak kakaknya pergi dari Golkar.
Kepada NusaBali di Denpasar, Minggu (26/6), Gung Inda menegaskan dirinya bisa menerima dan sangat memaklumi keputusan sang kakak, IGN Agung Danil Yunandha Yudha alias Danil Yudha pergi dari Golkar. “Saya memaklumi Bli Gung Danil ambil langkah istirahat dari Golkar. Siapa pun mungkin pasti akan mengambil sikap kalau ada perlakuan seperti itu. Ada perlakuan yang sangat prinsip oleh pimpinan Golkar,” jelas Gung Inda.
Perlakuan prinsi seperti apa? Menurut Srikandi Golkar asal Puri Carangsari, Desa Carangsari, Kecamatan Petang, Badung ini, banyak hal prinsip yang diterima sang kakak maupun ayahnya, I Gusti Ngurah Alit Yudha. Termasuk di antaranya pelengseran IGN Alit Yudha dari jabatan Ketua Dewan Penasihat Golkar Bali jelang Musda 2015 lalu, tanpa ada konfirmasi dan bicara apa pun dari pimpinan DPD I Golkar Bali.
”Salah satunya ya itu (pelengseran Alit Yudha tanpa konfirmasi, Red). Ya, saya juga tidak berani dan belum menghubungi Bli Gung Danil. Karena itu sudah keputusan beliau, saya harus hormati itu. Walaupun bersaudara, nggak bisa kita larang hak-hak politiknya,” politisi-pengusaha yang juga menjabat Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Provinsi Bali ini.
Gung Inda menegaskan, sejauh ini dirinya juga belum memutuskan ambil langkah cabut dari Golkar, mengikuti jejak sang kakak. Belakangan, memang beredar isu kalau Puri Carangsari---salah satu ‘rumah’ Partai Golkar Bali---merapat ke Partai NasDem dan Partai Perindo. Namun, Gung Inda menyatakan hal itu hanya sebatas isu.
“Namanya isu, pastilah ada saja. Ini politik. Yang jelas, sampai saat ini saya belum ada ambil langkah yang sama (meniru Danil Yudha). Tapi, saya prihatin juga lihat langkah teman-teman lain yang sudah keluar dari Golkar. Sangat memprihatinkan,” ujar Srikandi Politik kelahiran 18 Desember 1976 yang mantan Ketua DPD II Golkar Badung versi Munas Ancol ini.
Gung Inda kemudian mencontohkan hengkangnya deretan Srikandi Golkar seperti Dewa Ayu Putu Sri Wigunawati (mantan Sekretaris DPD I Golkar Bali 2010-2012), AA Sagung Anie Asmoro (mantan Ketua Kesatuan Perempuan Partai Golkar Provinsi Bali), hingga I Gusti Agung Mas Seri Lestari alias Gek Rani (mantan Ketua DPD II Golkar Denpasar versi Munas Ancol yang dilamar Partai Perindo. “Mereka itu kader- kader yang punya keringat,” ujar Gung Inda, yang notabene putri kesayangan sesepuh partai sekaligus mantan Ketua DPD I Golkar Bali 1999-2005 IGN Alit Yudha.
Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali 2016-2021, I Gusti Putu Wijaya, mengatakan sejauh ini pihaknya belum sempat mendatangi Puri Carangsari, kediaman Danil Yudha dan Gung Inda beserta ayahnya, IGN Alit Yudha. Menurut IGP Wijaya. langkah DPD I Golkar Bali mengirimn utusan ke Puri Carangsari terkendala oleh perhelatan konsolidasi partai.
Namun demikian, kata Wijaya, utusan DPD I Golkar Bali nantinya pasti akan datang ke Puri Carangsari menemui Danil Yudha seusainya rangkaian Musda Golkar Kabupaten/Kota se-Bali, 30 Juni 2016 depan. “Masih ada Musda Golkar Kabupaten/-Kota. Sebenarnya, saya sudah diutus (oleh Ketua DPD I Golkar Bali, Ketut Sudikerta, ke Puri Carangsari, Red),. Tapi, saya belum bisa datang karena masih tunggu Musda Golkar selesai dulu,” ujar Wijaya saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Minggu kemarin.
Wijaya menyatakan, konsolidasi internal akan berakhir dengan dipuncaki Musda Golkar Buleleng, 30 Juni 2016 nanti. Sebelum Musda Golkar Buleleng, masih ada gelaran Musda Golkar Jembrana, 28 Juni 2016 besok. “Nanti setelah Musda kita ke sana (Puri Carangsari). Saya yang diutus sudah siap,” tegas Wijaya.
Mantan Ketua DPD II Golkar Tabanan 2005-2010 ini mempertegas bahwa DPD I Golkar Bali juga akan menyerahkan SK Kepengurusan DPD I Golkar Bali 2016-2021 hasil reshuffle sepekan lalu, di mana Danil Yudha diangkat menjadi Wakil Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat. “Posisinya, kalau tidak salah, Wakil Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat DPD I Golkar Bali. Saya lupa bawa Sk-nya,” papar mantan anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali di era Orde Baru ini.
Danil Yudha sendiri sebelumnya sempat mengisyaratkan tersinggung, karena disodori jabatan sebagai pengurus DPD I Golkar Bali dan itu terungkap setelah dia putuskan keluar dari naungan Beringin. ”Apa-apaan ini? Ya, ampun, memang saya gila jabatan apa?” ujar cucu dari Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai ini kepada NusaBali, Jumat (24/6).
Danil Yudha kembali menegaskan, dirinya memilih mategtegan (istirahat) ke kampung halamannya, bukan karena tidak dapat jabatan di kepengurusan DPD I Golkar Bali hasil Musda 10 Desember 2015. “Saya pulang kampung bukan karena haus jabatan. Kalau mau jabatan, sudah sejak dulu saya dapatkan itu. Bagi saya, jabatan bukan ukuran,” katanya.
Danil Yudha mengingatkan, kalau memang serakah dengan jabatan, pasti dirinya sudah rebut posisi pencalegan ke DPR RI saat pileg 2004 silam. ”Itu (jika lolos ke DPR RI, Red) jabatan yang dapat duit lagi,” tandas Gung Danil. “Janganlah menilai orang serendah itu. Saya tegaskan saya tidak lagi di Golkar dan memilih pulang kampung, bukan karena gila jabatan,” lanjut mantan Wakil Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Provinsi Bali dan Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPD I Golkar Bali 2010-2015 ini. 7 nat
DENPASAR, NusaBali
Gung Inda mengaku bisa memaklumi keputusan sang kakak, karena itu menyangkut persoalan sangat prinsip. Namun, Gung Inda belum berpikir ikuti jejak kakaknya pergi dari Golkar.
Kepada NusaBali di Denpasar, Minggu (26/6), Gung Inda menegaskan dirinya bisa menerima dan sangat memaklumi keputusan sang kakak, IGN Agung Danil Yunandha Yudha alias Danil Yudha pergi dari Golkar. “Saya memaklumi Bli Gung Danil ambil langkah istirahat dari Golkar. Siapa pun mungkin pasti akan mengambil sikap kalau ada perlakuan seperti itu. Ada perlakuan yang sangat prinsip oleh pimpinan Golkar,” jelas Gung Inda.
Perlakuan prinsi seperti apa? Menurut Srikandi Golkar asal Puri Carangsari, Desa Carangsari, Kecamatan Petang, Badung ini, banyak hal prinsip yang diterima sang kakak maupun ayahnya, I Gusti Ngurah Alit Yudha. Termasuk di antaranya pelengseran IGN Alit Yudha dari jabatan Ketua Dewan Penasihat Golkar Bali jelang Musda 2015 lalu, tanpa ada konfirmasi dan bicara apa pun dari pimpinan DPD I Golkar Bali.
”Salah satunya ya itu (pelengseran Alit Yudha tanpa konfirmasi, Red). Ya, saya juga tidak berani dan belum menghubungi Bli Gung Danil. Karena itu sudah keputusan beliau, saya harus hormati itu. Walaupun bersaudara, nggak bisa kita larang hak-hak politiknya,” politisi-pengusaha yang juga menjabat Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Provinsi Bali ini.
Gung Inda menegaskan, sejauh ini dirinya juga belum memutuskan ambil langkah cabut dari Golkar, mengikuti jejak sang kakak. Belakangan, memang beredar isu kalau Puri Carangsari---salah satu ‘rumah’ Partai Golkar Bali---merapat ke Partai NasDem dan Partai Perindo. Namun, Gung Inda menyatakan hal itu hanya sebatas isu.
“Namanya isu, pastilah ada saja. Ini politik. Yang jelas, sampai saat ini saya belum ada ambil langkah yang sama (meniru Danil Yudha). Tapi, saya prihatin juga lihat langkah teman-teman lain yang sudah keluar dari Golkar. Sangat memprihatinkan,” ujar Srikandi Politik kelahiran 18 Desember 1976 yang mantan Ketua DPD II Golkar Badung versi Munas Ancol ini.
Gung Inda kemudian mencontohkan hengkangnya deretan Srikandi Golkar seperti Dewa Ayu Putu Sri Wigunawati (mantan Sekretaris DPD I Golkar Bali 2010-2012), AA Sagung Anie Asmoro (mantan Ketua Kesatuan Perempuan Partai Golkar Provinsi Bali), hingga I Gusti Agung Mas Seri Lestari alias Gek Rani (mantan Ketua DPD II Golkar Denpasar versi Munas Ancol yang dilamar Partai Perindo. “Mereka itu kader- kader yang punya keringat,” ujar Gung Inda, yang notabene putri kesayangan sesepuh partai sekaligus mantan Ketua DPD I Golkar Bali 1999-2005 IGN Alit Yudha.
Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali 2016-2021, I Gusti Putu Wijaya, mengatakan sejauh ini pihaknya belum sempat mendatangi Puri Carangsari, kediaman Danil Yudha dan Gung Inda beserta ayahnya, IGN Alit Yudha. Menurut IGP Wijaya. langkah DPD I Golkar Bali mengirimn utusan ke Puri Carangsari terkendala oleh perhelatan konsolidasi partai.
Namun demikian, kata Wijaya, utusan DPD I Golkar Bali nantinya pasti akan datang ke Puri Carangsari menemui Danil Yudha seusainya rangkaian Musda Golkar Kabupaten/Kota se-Bali, 30 Juni 2016 depan. “Masih ada Musda Golkar Kabupaten/-Kota. Sebenarnya, saya sudah diutus (oleh Ketua DPD I Golkar Bali, Ketut Sudikerta, ke Puri Carangsari, Red),. Tapi, saya belum bisa datang karena masih tunggu Musda Golkar selesai dulu,” ujar Wijaya saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Minggu kemarin.
Wijaya menyatakan, konsolidasi internal akan berakhir dengan dipuncaki Musda Golkar Buleleng, 30 Juni 2016 nanti. Sebelum Musda Golkar Buleleng, masih ada gelaran Musda Golkar Jembrana, 28 Juni 2016 besok. “Nanti setelah Musda kita ke sana (Puri Carangsari). Saya yang diutus sudah siap,” tegas Wijaya.
Mantan Ketua DPD II Golkar Tabanan 2005-2010 ini mempertegas bahwa DPD I Golkar Bali juga akan menyerahkan SK Kepengurusan DPD I Golkar Bali 2016-2021 hasil reshuffle sepekan lalu, di mana Danil Yudha diangkat menjadi Wakil Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat. “Posisinya, kalau tidak salah, Wakil Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat DPD I Golkar Bali. Saya lupa bawa Sk-nya,” papar mantan anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali di era Orde Baru ini.
Danil Yudha sendiri sebelumnya sempat mengisyaratkan tersinggung, karena disodori jabatan sebagai pengurus DPD I Golkar Bali dan itu terungkap setelah dia putuskan keluar dari naungan Beringin. ”Apa-apaan ini? Ya, ampun, memang saya gila jabatan apa?” ujar cucu dari Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai ini kepada NusaBali, Jumat (24/6).
Danil Yudha kembali menegaskan, dirinya memilih mategtegan (istirahat) ke kampung halamannya, bukan karena tidak dapat jabatan di kepengurusan DPD I Golkar Bali hasil Musda 10 Desember 2015. “Saya pulang kampung bukan karena haus jabatan. Kalau mau jabatan, sudah sejak dulu saya dapatkan itu. Bagi saya, jabatan bukan ukuran,” katanya.
Danil Yudha mengingatkan, kalau memang serakah dengan jabatan, pasti dirinya sudah rebut posisi pencalegan ke DPR RI saat pileg 2004 silam. ”Itu (jika lolos ke DPR RI, Red) jabatan yang dapat duit lagi,” tandas Gung Danil. “Janganlah menilai orang serendah itu. Saya tegaskan saya tidak lagi di Golkar dan memilih pulang kampung, bukan karena gila jabatan,” lanjut mantan Wakil Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Provinsi Bali dan Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPD I Golkar Bali 2010-2015 ini. 7 nat
1
Komentar