Paman Bopong Jenazah Keponakan
Puskesmas Tolak Beri Ambulans
TANGERANG, NusaBali
Supriyadi terpaksa membopong jenazah keponakannya, Husein (8) dari puskesmas untuk dibawa pulang ke Cikokol Tangerang setelah pihak puskesmas menolak memberikan pelayanan ambulans untuk mengantar jenazah.
"Iya betul, itu kejadian Jumat (23/8) sore, malamnya langsung dimakamkan di TPU Cikokol," kata Supriyadi dilansir detik, Minggu (25/8).
Peristiwa ini menjadi viral setelah video detik-detik Supriyadi membopong jenazah korban tersebar di media sosial. Beruntung, ada warga yang memberikan tumpangan mobil pribadi untuk mengantarkan jenazah ke rumah duka, yang berjarak kurang dari 1 kilometer dari puskesmas.
"Waktu itu ada warga yang mau jemput anaknya sekolah. Kebetulan sekolahnya samping-sampingan sama puskesmas," imbuhnya.
Warga tersebut mengantarkan jenazah hingga ke rumah duka. Bahkan mereka ikut bertakziah di rumah duka, sebelum akhirnya jenazah dimakamkan sekitar pukul 23.00 WIB.
Supriyadi mengaku sudah menunggu di puskemas untuk mendapatkan layanan ambulans itu selama dua jam. Oleh karena waktu semakin sore, Supriyadi memutuskan membopong mayat Husein dan berjalan kaki menuju rumahnya.
Ketika Husein hendak naik ke jembatan penyeberangan orang (JPO), seorang warga bermobil pribadi memberikan tumpangan kepadanya. Supriyadi pun naik ke mobil tersebut sambil memangku jenazah korban. Jenazah Husein kemudian dimakamkan di TPU Cikokol, Kelapa Indah, Tangerang, sekitar pukul 23.00 WIB.
Husein adalah korban tenggelam di Sungai Cisadane bersama satu bocah lainnya. Sementara tim SAR melakukan pencarian korban lain, Husein dievakuasi ke puskesmas tersebut. Husein tinggal bersama neneknya di Cikokol. Ayah bocah malang itu ada di Serang dan baru bisa ke rumah duka di malam hari tragedi tenggelamnya Husein.
Wali Kota Tangerang Arief Rachadiono Wismansyah langsung meminta maaf terkait warganya yang tidak mendapat layanan ambulans. Arief juga langsung memerintahkan audit pada Dinas Kesehatan dan seluruh puskesmas di Kota Tangerang terkait peristiwa paman membopong jenazah keponakannya. Dia menyiapkan sanksi untuk petugas puskesmas Cikokol.
"Semua saya akan evaluasi, Dinas Kesehatan dan puskesmas. Bukan catatan lagi, tapi saya sanksi semua karena kenapa sih sistem rigid (kaku) gini. Kan di lapangan nggak bisa begitu," kata Arief di Serang, Banten, Minggu (25/8).
Arief mengatakan pengakuan pihak puskesmas menolak memberikan ambulans berdasarkan standar operasional prosedur (SOP). Tapi menurutnya, itu bisa diabaikan jika terjadi kondisi gawat darurat.
"Ini kan ada kondisi yang tidak hitam putih. Apabila terjadi kegawatdaruratan, boleh, silakan mengambil tindakan yang perlu memanfaatkan peralatan semua peralatan yang ada," ucapnya.
Arief berjanji akan memperbaiki prosedur operasi standar institusi kesehatan di wilayahnya. Dia juga sudah menegur pihak puskesmas yang menolak mengantarkan jenazah Husein. *
"Iya betul, itu kejadian Jumat (23/8) sore, malamnya langsung dimakamkan di TPU Cikokol," kata Supriyadi dilansir detik, Minggu (25/8).
Peristiwa ini menjadi viral setelah video detik-detik Supriyadi membopong jenazah korban tersebar di media sosial. Beruntung, ada warga yang memberikan tumpangan mobil pribadi untuk mengantarkan jenazah ke rumah duka, yang berjarak kurang dari 1 kilometer dari puskesmas.
"Waktu itu ada warga yang mau jemput anaknya sekolah. Kebetulan sekolahnya samping-sampingan sama puskesmas," imbuhnya.
Warga tersebut mengantarkan jenazah hingga ke rumah duka. Bahkan mereka ikut bertakziah di rumah duka, sebelum akhirnya jenazah dimakamkan sekitar pukul 23.00 WIB.
Supriyadi mengaku sudah menunggu di puskemas untuk mendapatkan layanan ambulans itu selama dua jam. Oleh karena waktu semakin sore, Supriyadi memutuskan membopong mayat Husein dan berjalan kaki menuju rumahnya.
Ketika Husein hendak naik ke jembatan penyeberangan orang (JPO), seorang warga bermobil pribadi memberikan tumpangan kepadanya. Supriyadi pun naik ke mobil tersebut sambil memangku jenazah korban. Jenazah Husein kemudian dimakamkan di TPU Cikokol, Kelapa Indah, Tangerang, sekitar pukul 23.00 WIB.
Husein adalah korban tenggelam di Sungai Cisadane bersama satu bocah lainnya. Sementara tim SAR melakukan pencarian korban lain, Husein dievakuasi ke puskesmas tersebut. Husein tinggal bersama neneknya di Cikokol. Ayah bocah malang itu ada di Serang dan baru bisa ke rumah duka di malam hari tragedi tenggelamnya Husein.
Wali Kota Tangerang Arief Rachadiono Wismansyah langsung meminta maaf terkait warganya yang tidak mendapat layanan ambulans. Arief juga langsung memerintahkan audit pada Dinas Kesehatan dan seluruh puskesmas di Kota Tangerang terkait peristiwa paman membopong jenazah keponakannya. Dia menyiapkan sanksi untuk petugas puskesmas Cikokol.
"Semua saya akan evaluasi, Dinas Kesehatan dan puskesmas. Bukan catatan lagi, tapi saya sanksi semua karena kenapa sih sistem rigid (kaku) gini. Kan di lapangan nggak bisa begitu," kata Arief di Serang, Banten, Minggu (25/8).
Arief mengatakan pengakuan pihak puskesmas menolak memberikan ambulans berdasarkan standar operasional prosedur (SOP). Tapi menurutnya, itu bisa diabaikan jika terjadi kondisi gawat darurat.
"Ini kan ada kondisi yang tidak hitam putih. Apabila terjadi kegawatdaruratan, boleh, silakan mengambil tindakan yang perlu memanfaatkan peralatan semua peralatan yang ada," ucapnya.
Arief berjanji akan memperbaiki prosedur operasi standar institusi kesehatan di wilayahnya. Dia juga sudah menegur pihak puskesmas yang menolak mengantarkan jenazah Husein. *
1
Komentar