Ratusan Tutor Dilatih Mengajar Warga Belajar
Sebanyak 114 tutor keaksaraan dasar mengikuti perencanaan pembelajaran, penggunaan metode, media dan sumber belajar, hingga tingkat penilaian akhir di aula SPNF SKB (Satuan Pendidikan Non Formal Sanggar Kegiatan Belajar) Karangasem, Jalan Ahmad Yani Amlapura, Senin (26/8).
AMLAPURA, NusaBali
Ratusan tutor ini disiapkan untuk mengajar 1.325 warga belajar. Kepala Bidang PAUD dan PNF (Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non Formal) Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Karangasem, I Nyoman Adil, mengatakan sebelum memulai pembelajaran buta aksara tingkat dasar pada pertengahan September 2019, terlebih dahulu melatih tutor yang akan bertugas mengajar warga belajar. Meski sebagian besar tutor yang direkrut telah berpengalaman, tetapi ada pembaharuan metode pembelajaran.
Tutor yang bertugas tak semata-mata memahami teknis pengajaran, paling utama memotivasi dan membangkitkan semangat masyarakat agar bersedia belajar bersama. Target akhir bisa membaca, menulis, dan menghitung. “Makanya tutor terlebih dahulu dioptimalkan kemampuannya sebelum mengajar di masyarakat,” jelas Nyoman Adil. Disebutkan, dari 114 tutor nantinya mengajar di empat kecamatan yang tersebar di 12 desa dan 76 banjar. Tiap kelompok terdiri dari 10-15 warga belajar.
Tempat belajar bisa disepakati atas masukan dari warga belajar. Jika malu belajar di bale banjar atau di sekolah, bisa dilakukan di rumah. “Jika bosan di rumah, maka bisa pindah ke bale banjar sehingga bisa berbaur dengan warga belajar lainnya,” jelas Ketut Lantri, pengawas SMP yang mantan Kasek SMPN 2 Amlapura. *k16
Tutor yang bertugas tak semata-mata memahami teknis pengajaran, paling utama memotivasi dan membangkitkan semangat masyarakat agar bersedia belajar bersama. Target akhir bisa membaca, menulis, dan menghitung. “Makanya tutor terlebih dahulu dioptimalkan kemampuannya sebelum mengajar di masyarakat,” jelas Nyoman Adil. Disebutkan, dari 114 tutor nantinya mengajar di empat kecamatan yang tersebar di 12 desa dan 76 banjar. Tiap kelompok terdiri dari 10-15 warga belajar.
Tempat belajar bisa disepakati atas masukan dari warga belajar. Jika malu belajar di bale banjar atau di sekolah, bisa dilakukan di rumah. “Jika bosan di rumah, maka bisa pindah ke bale banjar sehingga bisa berbaur dengan warga belajar lainnya,” jelas Ketut Lantri, pengawas SMP yang mantan Kasek SMPN 2 Amlapura. *k16
1
Komentar