ASDP Tingkatkan Trip Penyeberangan di Selat Bali
Sebanyak 48 kapal dipastikan siap beroperasi saat terjadi lonjakan arus mudik.
NEGARA, NusaBali
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk tidak akan menambah operasi kapal selama masa angkutan lebaran tahun ini. Solusi atasi kemacetan, ADPD mensiasati dengan meningkatkan jadwal trip (perjalanan) kapal. Peningkatan trip kapal dibagi sesuai tingkatan kategori kondisi saat itu, normal, padat, dan sangat padat.
General Manager ASDP Pelabuhan Cabang Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Muhamad Yusuf Hadi mengaku telah maksimal mempersiapkan sarana dan prasarana menghadapi arus angkutan lebaran tahun ini. Dari total 53 kapal, ada 48 kapal di antaranya yang dipastikan siap beroperasi saat terjadi lonjakan arus mudik. Rata-raa kapasitas angkut setiap kapal sekitar 275 penumpang, 58 unit sepeda motor, dan 26 unit roda empat empat.
Diterangkan, dari 48 kapal itu, terdiri 43 jenis Kapal Motor Penumpang (KMP) serta 5 Landing Craft Tank (LCT), akan dibagi beroperasi 24 kapal. Pembagiannya, masing-masing 5 kapal di Dermaga MB I, MB II, MB III, Ponton, dan 4 kapal di Dermaga Landing Craft Machine (LCM). Dalam kondisi normal, masing-masing kapal beroperasi sebanyak 8 trip per hari. Jika kondisi padat ditingkatkan menjadi 9 trip, dan sangat padat menjadi 10 trip. “Memasuki H-5 Idul Fitri, saat larangan lewat kendaraan barang, kami prediksi terjadi lonjakan penumpang,” ungkap Muhamad Yusuf Hadi saat jumpa pers di ruangan rapat VIP Pelabuhan Gilimanuk, Senin (27/6) siang.
Petugas asal Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini juga menyebut tidak mengoperasikan LCT di Dermaga LCM. Tetapi akan ada 3 KMP yang dinaikkan menjajadi 9 trip. Pihaknya mengklaim, langkah antisipasi dengan menambah jumlah trip ini, jauh lebih efektif daripada menambah operasi kapal. Pasalnya, dalam setiap peningkatan trip turut memangkas waktu pelayaran di Selat Bali. Untuk 8 trip menjadi 54 menit per sekali berlayar, 9 trip menjadi 48 menit per sekali berlayar, dan 10 trip menjadi 40 menit per sekali berlayar. Disamping waktu pelayaran, juga dipangkas proses bongkar muat penumpang dengan ketentuan 8 trip selama 45 menit, 9 trip menjadi 36 menit, dan 10 trip menjdi 30 menit.
Langkah menaikkan trip kapal, menurutnya, juga berkenaan pendataan manifest penumpang, sesuai Permenhub No 25 tahun 2016 dan kewajiban melakukan lashing (mempekuat penempatan muatan pada kapal agar kuat) demi keselamatan seluruh pengguna jasa. Begitu juga dengan proses pengurusan dokumen yang sudah ditekankan kepada para operator kapal di Selat Bali. Diharapkan bisa mempersiapkan secara maksimal untuk membantu proses lashing demi mendukung kelancaran. Kemudian telah dikoordinasikan kepada pihak Syahbandar agar membantu proses penerbitan Surat Perizinan Berlayar (SPB) dengan sistem jemput bola langsung ke dermaga. “Karena kalau turun ke darat, makan waktu. Jadi kami harapkan semua stakeholder menyiapkan dengan baik,” ujarnya.
Perkiraan angkutan lebaran tahun ini diprediksi terjadi peningkatan grafik penumpang maupun kendaraan antara 5-6 persen dibanding tahun lalu. Peningkatan arus mudik diperkirakan mulai terjadi pada Rabu (29/6) atau H-7 Idul Fitri. Sedangkan puncak arus mudik diprediksi terjadi pada Sabtu (2/7) atau H-4 Idul Fitri. Selain kesiapan kapal, telah dilakukan penambahan 3 loket untuk kendaraan roda empat di Pelabuhan Gilimanuk dari sebelumnya 4 loket, sehingga total tersedia 7 loket. 7 ode
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk tidak akan menambah operasi kapal selama masa angkutan lebaran tahun ini. Solusi atasi kemacetan, ADPD mensiasati dengan meningkatkan jadwal trip (perjalanan) kapal. Peningkatan trip kapal dibagi sesuai tingkatan kategori kondisi saat itu, normal, padat, dan sangat padat.
General Manager ASDP Pelabuhan Cabang Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Muhamad Yusuf Hadi mengaku telah maksimal mempersiapkan sarana dan prasarana menghadapi arus angkutan lebaran tahun ini. Dari total 53 kapal, ada 48 kapal di antaranya yang dipastikan siap beroperasi saat terjadi lonjakan arus mudik. Rata-raa kapasitas angkut setiap kapal sekitar 275 penumpang, 58 unit sepeda motor, dan 26 unit roda empat empat.
Diterangkan, dari 48 kapal itu, terdiri 43 jenis Kapal Motor Penumpang (KMP) serta 5 Landing Craft Tank (LCT), akan dibagi beroperasi 24 kapal. Pembagiannya, masing-masing 5 kapal di Dermaga MB I, MB II, MB III, Ponton, dan 4 kapal di Dermaga Landing Craft Machine (LCM). Dalam kondisi normal, masing-masing kapal beroperasi sebanyak 8 trip per hari. Jika kondisi padat ditingkatkan menjadi 9 trip, dan sangat padat menjadi 10 trip. “Memasuki H-5 Idul Fitri, saat larangan lewat kendaraan barang, kami prediksi terjadi lonjakan penumpang,” ungkap Muhamad Yusuf Hadi saat jumpa pers di ruangan rapat VIP Pelabuhan Gilimanuk, Senin (27/6) siang.
Petugas asal Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini juga menyebut tidak mengoperasikan LCT di Dermaga LCM. Tetapi akan ada 3 KMP yang dinaikkan menjajadi 9 trip. Pihaknya mengklaim, langkah antisipasi dengan menambah jumlah trip ini, jauh lebih efektif daripada menambah operasi kapal. Pasalnya, dalam setiap peningkatan trip turut memangkas waktu pelayaran di Selat Bali. Untuk 8 trip menjadi 54 menit per sekali berlayar, 9 trip menjadi 48 menit per sekali berlayar, dan 10 trip menjadi 40 menit per sekali berlayar. Disamping waktu pelayaran, juga dipangkas proses bongkar muat penumpang dengan ketentuan 8 trip selama 45 menit, 9 trip menjadi 36 menit, dan 10 trip menjdi 30 menit.
Langkah menaikkan trip kapal, menurutnya, juga berkenaan pendataan manifest penumpang, sesuai Permenhub No 25 tahun 2016 dan kewajiban melakukan lashing (mempekuat penempatan muatan pada kapal agar kuat) demi keselamatan seluruh pengguna jasa. Begitu juga dengan proses pengurusan dokumen yang sudah ditekankan kepada para operator kapal di Selat Bali. Diharapkan bisa mempersiapkan secara maksimal untuk membantu proses lashing demi mendukung kelancaran. Kemudian telah dikoordinasikan kepada pihak Syahbandar agar membantu proses penerbitan Surat Perizinan Berlayar (SPB) dengan sistem jemput bola langsung ke dermaga. “Karena kalau turun ke darat, makan waktu. Jadi kami harapkan semua stakeholder menyiapkan dengan baik,” ujarnya.
Perkiraan angkutan lebaran tahun ini diprediksi terjadi peningkatan grafik penumpang maupun kendaraan antara 5-6 persen dibanding tahun lalu. Peningkatan arus mudik diperkirakan mulai terjadi pada Rabu (29/6) atau H-7 Idul Fitri. Sedangkan puncak arus mudik diprediksi terjadi pada Sabtu (2/7) atau H-4 Idul Fitri. Selain kesiapan kapal, telah dilakukan penambahan 3 loket untuk kendaraan roda empat di Pelabuhan Gilimanuk dari sebelumnya 4 loket, sehingga total tersedia 7 loket. 7 ode
Komentar