PDAM Pulihkan Jaringan Gravitasi
Karena menggunakan mesin pompa maka begitu terjadi gangguan listrik maka otomatis air tidak bisa mengalir.
SEMARAPURA, NusaBali
Pipa gravitasi PDAM Tirta Mahottama Klungkung, di wilayah Sungai Telaga Waja, Desa/Kecamatan Redang, Karangasem, putus akibat diterjang banjir lumpur erupsi Gunung Agung, Senin 27 November 2017. PDAM Klungkung agar jaringan pipa ini tetap bisa memberikan pelayanan optimal kepada pelanggan, terutama di Kecamatan Klungkung yang mencapai 17.199 sambungan rumah (SR).
Sejak jaringan itu putus, PDAM menggunakan enam unit mesin pompa untuk mendistribusikan langsung air bersih kepada pelanggan. Masing-masing kekuatan mesin pompa, 1 unit 75 KW, 4 unit berkekuatan 37 KW dan 1 unit berkekuatan 22 KW. Namun seiring berjalannya waktu mesin pompa tersebut juga menemui beberapa kendala, di antaranya tidak bisa beroperasi saat mati listrik. Di satu sisi juga terjadi masalah teknis pada mesin pompa itu sendiri. “Setidaknya selama 2019 ini sudah terjadi 3 kali ganguan, 2 kali karena mati listrik dan sekali karena ganguan mesin pompa itu sendiri,” ujar Direktur PDAM Klungkung Nyoman Renin Suyasa, saat ditemuai di ruang kerjanya, Rabu (28/8). Karena menggunakan mesin pompa maka begitu terjadi gangguan maka otomatis air tidak bisa mengalir kepada pelanggan, beda halnya menggunakan jaringan gravitasi. Di mana saat mati listrik air masih bisa mengalir karena air yang diangkat ditampung terlebih dahulu pada reservoar dengan daya tampung 1.500 meter kubik (m3).
Oleh karena itu PDAM Klungkung kembali akan menggunakan jaringan gravitasi, selain lebih awet juga berkelanjutan. Usulan sudah diajukan kepada Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida. Kemudian dari PDAM diminta untuk membuat perencanaannya, hal itu juga sudah selesai, untuk realisasi ditarget 2019 ini. “Maka akan ada 2 sistem, yakni sistem jaringan gravitasi dan mesin pompa,” katanya, didampingi Kasi Distribusi PDAM Klungkung, I Nengah Suci.
Selanjutnya PDAM akan menggunakan jaringan gravitasi tersebut dengan debit air yang dihasilkan 120 liter/detik, ditambah 1 unit mesin pompa 75 KW yang menghasilkan debit air 50 liter/detik. Sedangkan 5 mesin pompa lainnya masih tetap disiagakan untuk backup saat terjadi ganguan jaringan gravitasi, maka selama proses perbaikan pelayanan menggunakan mesin pompa. “Jaringan gravitasi yang akan kita pasang akan menggunakan pipa GWI (pipa besi), diperkuat dengan 6 tiang pancang, dan posisi 1 meter di atas sungai,” ujarnya. Tak hanya itu PDAM juga akan menservis sebuah mesin genset agar bisa berfungsi kembali.*wan
Sejak jaringan itu putus, PDAM menggunakan enam unit mesin pompa untuk mendistribusikan langsung air bersih kepada pelanggan. Masing-masing kekuatan mesin pompa, 1 unit 75 KW, 4 unit berkekuatan 37 KW dan 1 unit berkekuatan 22 KW. Namun seiring berjalannya waktu mesin pompa tersebut juga menemui beberapa kendala, di antaranya tidak bisa beroperasi saat mati listrik. Di satu sisi juga terjadi masalah teknis pada mesin pompa itu sendiri. “Setidaknya selama 2019 ini sudah terjadi 3 kali ganguan, 2 kali karena mati listrik dan sekali karena ganguan mesin pompa itu sendiri,” ujar Direktur PDAM Klungkung Nyoman Renin Suyasa, saat ditemuai di ruang kerjanya, Rabu (28/8). Karena menggunakan mesin pompa maka begitu terjadi gangguan maka otomatis air tidak bisa mengalir kepada pelanggan, beda halnya menggunakan jaringan gravitasi. Di mana saat mati listrik air masih bisa mengalir karena air yang diangkat ditampung terlebih dahulu pada reservoar dengan daya tampung 1.500 meter kubik (m3).
Oleh karena itu PDAM Klungkung kembali akan menggunakan jaringan gravitasi, selain lebih awet juga berkelanjutan. Usulan sudah diajukan kepada Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida. Kemudian dari PDAM diminta untuk membuat perencanaannya, hal itu juga sudah selesai, untuk realisasi ditarget 2019 ini. “Maka akan ada 2 sistem, yakni sistem jaringan gravitasi dan mesin pompa,” katanya, didampingi Kasi Distribusi PDAM Klungkung, I Nengah Suci.
Selanjutnya PDAM akan menggunakan jaringan gravitasi tersebut dengan debit air yang dihasilkan 120 liter/detik, ditambah 1 unit mesin pompa 75 KW yang menghasilkan debit air 50 liter/detik. Sedangkan 5 mesin pompa lainnya masih tetap disiagakan untuk backup saat terjadi ganguan jaringan gravitasi, maka selama proses perbaikan pelayanan menggunakan mesin pompa. “Jaringan gravitasi yang akan kita pasang akan menggunakan pipa GWI (pipa besi), diperkuat dengan 6 tiang pancang, dan posisi 1 meter di atas sungai,” ujarnya. Tak hanya itu PDAM juga akan menservis sebuah mesin genset agar bisa berfungsi kembali.*wan
1
Komentar