Puluhan Hektare Sawah Kekeringan
Petani di 5 Kecamatan di Tabanan Terancam Gagal Panen
Dari 5 kecamatan yang paling parah adalah di Kecamatan Marga, karena petani terancam gagal panen.
TABANAN, NusaBali
Padi petani Tempek Jemanik Subak Apit Jaring, Desa Kuwum, Kecamatan Marga, Tabanan puun (terbakar). Ini disebabkan karena tidak adanya aliran air ke sawah akibat musim kemarau. Bahkan sebagian padi petani terancam gagal panen. Subak apit jaring bagian dari salah satu persawahan yang kekeringan dari total 42 hektare lebih sawah di Tabanan karena musim kemarau.
Pantauan di lapangan tanaman padi petani berwarna cokelat. Tanahnya terlihat pecah-pecah. Bahkan tumbuhan padi terlihat pendek meski sudah berumur 60 hari. "Tanggal 1 September nanti tanaman padi saya berumur 60 hari," ujar Kelian Tempek Jemantik, I Wayan Jirna, Rabu (28/8).
Menurutnya, kondisi kekeringan sudah terjadi sejak 2 pekan lalu. Memang Tempek Jemanik tidak punya sumber air hanya mengandalkan hujan dan natak tiyis dari tempek subak yang lebih tinggi. "Karena sekarang musim kemarau debit air kecil," imbuhnya.
Di Tempek Jemantik luas lahan mencapai 20 hektare dan hampir seluruhnya kekeringan. Kemungkinan jika ada hujan sebagian tanaman padi bisa terselamatkan. Tetapi jika tidak ada hujan maka terancam gagal panen. "Kalau padi garapan saya seluas 30 are sudah gagal panen. Padi saya 'puun' tidak bisa diselamatkan sehingga total kerugian mencapai Rp 2,5 juta," terang Jirna.
Dengan kondisi itu dia dengan petani lain tidak bisa berbuat banyak hanya berdoa memohon hujan. "Dulu saat musim tanam airnya besar makanya kami tanam. Tetapi di luar prediksi ternyata tidak ada hujan. Kalau musim tanam 3 bulan lalu selamat meski sawah kami tidak ada sumber air," akunya. Sementara itu Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Dinas Pertanian Tabanan, I Nengah Durmita, menjelaskan sesuai dengan data ada 5 kecamatan yang mengalami kekeringan dengan total seluas 42,2 hektare.
Rinciannya Kecamatan Marga tersebar di areal Subak Apit Jaring Kecamatan Marga seluas 8 hektare, Subak Selemadeg Barat di Kecamatan Selemadeg Barat seluas 1 hektare, Subak Mumbu Desa Kukuh, Kecamatan Kerambitan seluas 8 hektare, Subak Gubug, Kecamatan Tabanan seluas 17,40 hektare dan di Subag Gadon 2, Subak Tangub 2 dan Subak Senapahan di Kecamatan Kediri seluas 14 hektare. "Tanaman padi yang kekeringan usianya 25-70 hari," ujar Durmita.
Diterangkan sawah yang kekeringan sudah sering terjadi. Sebab prediksi musim hujan yang meleset apalagi yang mengalami kekeringan itu adalah sawah tadah hujan. "Ada sebagian bisa diselamatkan jika ada hujan, tetapi kalau tidak tanaman padi mereka terancam kekeringan," tegasnya.
Sementara terkait dengan solusi, menurut Durmita pihaknya hanya bisa mengimbau dan menyarankan petani untuk melakukan sistem pengairan gilir giring. Artinya memanfaakan ketersediaan air dengan cara bergilir. "Dari 5 kecamatan itu yang paling parah adalah Kecamatan Marga karena terancam gagal panen," tandasnya. *des
Pantauan di lapangan tanaman padi petani berwarna cokelat. Tanahnya terlihat pecah-pecah. Bahkan tumbuhan padi terlihat pendek meski sudah berumur 60 hari. "Tanggal 1 September nanti tanaman padi saya berumur 60 hari," ujar Kelian Tempek Jemantik, I Wayan Jirna, Rabu (28/8).
Menurutnya, kondisi kekeringan sudah terjadi sejak 2 pekan lalu. Memang Tempek Jemanik tidak punya sumber air hanya mengandalkan hujan dan natak tiyis dari tempek subak yang lebih tinggi. "Karena sekarang musim kemarau debit air kecil," imbuhnya.
Di Tempek Jemantik luas lahan mencapai 20 hektare dan hampir seluruhnya kekeringan. Kemungkinan jika ada hujan sebagian tanaman padi bisa terselamatkan. Tetapi jika tidak ada hujan maka terancam gagal panen. "Kalau padi garapan saya seluas 30 are sudah gagal panen. Padi saya 'puun' tidak bisa diselamatkan sehingga total kerugian mencapai Rp 2,5 juta," terang Jirna.
Dengan kondisi itu dia dengan petani lain tidak bisa berbuat banyak hanya berdoa memohon hujan. "Dulu saat musim tanam airnya besar makanya kami tanam. Tetapi di luar prediksi ternyata tidak ada hujan. Kalau musim tanam 3 bulan lalu selamat meski sawah kami tidak ada sumber air," akunya. Sementara itu Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Dinas Pertanian Tabanan, I Nengah Durmita, menjelaskan sesuai dengan data ada 5 kecamatan yang mengalami kekeringan dengan total seluas 42,2 hektare.
Rinciannya Kecamatan Marga tersebar di areal Subak Apit Jaring Kecamatan Marga seluas 8 hektare, Subak Selemadeg Barat di Kecamatan Selemadeg Barat seluas 1 hektare, Subak Mumbu Desa Kukuh, Kecamatan Kerambitan seluas 8 hektare, Subak Gubug, Kecamatan Tabanan seluas 17,40 hektare dan di Subag Gadon 2, Subak Tangub 2 dan Subak Senapahan di Kecamatan Kediri seluas 14 hektare. "Tanaman padi yang kekeringan usianya 25-70 hari," ujar Durmita.
Diterangkan sawah yang kekeringan sudah sering terjadi. Sebab prediksi musim hujan yang meleset apalagi yang mengalami kekeringan itu adalah sawah tadah hujan. "Ada sebagian bisa diselamatkan jika ada hujan, tetapi kalau tidak tanaman padi mereka terancam kekeringan," tegasnya.
Sementara terkait dengan solusi, menurut Durmita pihaknya hanya bisa mengimbau dan menyarankan petani untuk melakukan sistem pengairan gilir giring. Artinya memanfaakan ketersediaan air dengan cara bergilir. "Dari 5 kecamatan itu yang paling parah adalah Kecamatan Marga karena terancam gagal panen," tandasnya. *des
Komentar