Kadek Setiawan Sempat 5 Jam Terombang-ambing di Laut
Dihantam Gelombang hingga Perahu Terbalik, Nelayan Giri Mas Ditemukan Selamat
Saat umur 4 tahun, korban Kadek Setiawan juga pernah tenggelam saat berenang di Pantai Desa Giri Mas, sebelum akhirnya ditemukan meng-ambang dalam kondisi selamat di perairan Desa Sangsit, Kecamatan Sawan
SINGARAJA, NusaBali
Seorang nelayan asal Desa Giri Mas, Kecamatan Sawan, Buleleng, Kadek Setiawan, 24, ditemukan selamat setelah sempat selama 5 jam terombang-ambing di tengah laut karena perahunya terbalik akibat dihantam gelombang. Korban Kadek Setiawan dievakuasi Tim SAR Buleleng dibantu para nelayan dalam kondisi selamat dari maut, tanpa luka sedikit pun.
Korban Kadek Setiawan dihantam gelombang tinggi di perairan Desa Bukian, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Kamis pagi sekitar pukul 08.00 Wita. Korban akhirnya ditemukan selamat dalam kondisi duduk di punggung perahunya yang terbalik, Kamis siang pukul 13.00 Wita.
Korban Kadek Setiawan awalnya melaut naik perahu seorang diri untuk mencari ikan, Rabu (28/8) malam sekitar pukul 19.00 wita. Menurut ibundanya, Luh Sujani, 56, anak kelakinya yang berusia 24 tahun ini memang sudah terbiasa melaut sendirian, setelah menjadi tulang punggung keluarga pasca sang ayah, Wayan Arta, meninggal dunia beberapa tahun silam.
Pihak keluarga mulai khawatir sejak Kamis pagi pukul 08.15 Wita, setelah HP milik korban Setiawan tidak bisa dihubungi. Menurut Luh Sujani, ponsel anak keduanya dari tiga bersaudara ini selalu dalam keadaan mailbox. Padahal, Luh Sujani sudah menunggu anaknya pulang membawa tangkapan ikan, sejak subuh.
“Jam setengah enam pagi (pukul 05.30 Wita, Red) anak saya sempat nelepon, katanya sudah perjalanan pulang, bahkan minta dibelikan nasi. Tapi, setelah itu teleponnya tak bisa dihubungi. Saya telepon balik (sekitar pukul 08.15 Wita), setelah teman-temannya sesama nelayan pulang, tapi anak saya tidak muncul. Sejak itu, kami sekeluarga khawatir,” cerita Luh Sujani.
Khawatir terjadi sesuatu, kejadian ini kemudian dilaporkan Luh Sujani kepada Perbekel Giri Mas. Sedangkan teman-teman korban sesama nelayan yang sempat melaut bersamaan menangkap ikan cumi-cumi, kembali turun ke laut untuk mencari korban Setiawan.
Siang sekitar pukul 12.30 Wita, seorang wisatawan asing yang sedang berlibur di sebuah vila kawasan Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng memberi tahu masyarakat setempat bahwa dia melihat sesuatu di tengah laut. Kala itu, wisatawan asing tersebut sedang mengamati pemandangan laut dari Pantai Desa Bukti menggunakan teropong.
Dalam pengelihatan jarak jauh melalui teropong, wisatawan asing itu melihat korban sedang melambai-lambaikan dayung. Kabar gembira itu kemudian dilaporkan ke Sat Pol Air Polres Buleleng dan Pos SAR Buleleng, serta para nelayan.
Begitu mendapat laporan, tim gabungan SAR Buleleng dan Pol Air berama para nelayan pun terjun ke tengah laut unuk mengevakuasi korban Setiawan. Petugas menemukan korban dalam kondisi selamat dan duduk di atas perahunya yang terbalik di tengah laut perairan Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan yang berjarak beberapa kilometer dari tepi pantai.
Korban yang masih membujang hingga usia 24 tahun ini pun dievakuasi ke Pantai Desa Giri Mas, yang berjarak beberapa kilometer arah barat dari Pantai Desa Bukti. Kepulangan Kadek Setiawan dalam kondisi selamat, disambut gembira oleh keluarga, kerabat, dan warga Desa Giri Mas yang telah menunggunya di tepi pantai.
Saat tiba di tepi pantai, kondisi korban masih prima. Bahkan, korban Kadek Setiawan masih mampu mendorong perahunya yang sempat terbalik untuk parkir di tepi pantai. Selanjutnya, korban mendapat pemeriksaan medis dari petugas Puskesmas Sawan. Berdasarkan pemeriksaan medis, korban yang sempat terombang-ambing di tengah laut ini dinyatakan dalam kondisi baik.
Kepala Pos SAR Buleleng, Dewa Gede Hendri Gunawan, mengatakan pihaknya baru mendapat laporan sekitar pukul 11.00 Wita. Dalam perjalanan dari Pos SAR menuju perairan Desa Giri Mas, timnya kembali mendapat informasi bahwa korban sudah ditemukan melambaikan dayung di tengah laut. “Syukurlah, korban berhasi ditemukan dan dievakuasi dalam kondisi selamat,” ujar Dewa Hendri Gunawan.
Sementara itu, korban Kadek Setiawan mengaku dihantam gelombang saat dalam perjalanan pulang dari tegah laut perairan Kubutambahan. “Posisinya sudah mau pulang dan sempat telepon ibu. Posisi saat dihantam gelombang sekitar 15 kilometer dari tepi pantai. Karena cuaca buruk dan gelombangnya besar, perahu sampai terbalik. Saya bersyukur bisa selamat dan tetapo berasa di atas perahu yang terbalik,” tutur Setiawan.
Setelah perahu terbalik dan mati mesin, Setiawan juga mengaku sempat berenang mengejar perahunya yang diseret gelombang. Sampai akhirnya dia berhasil dan naik ke punggung perahu sembari terus melambaikan dayung yang masih dipegangnya.
Menurut Setiawan, selama sekitar 5 jam dirinya terombang-ambing di tengah laut dengan gelombang setinggi 3 meter. “Saya terus bertahan sembari melambai-lambaikan dayung. Tapi, tidak ada yang melintas jam-jam segitu, apalagi cuacanya begini,” katanya.
Bukan sekali ini Setiawan mengalami musibah di tengah laut. Beberapa tahun sebelumnya, korban juga pernah tenggelam di laut dan kemudian ditemukan mengambang dalam kondisi selamat di perairan Desa Sangsit, Kecamatan Sawan. “Saat itu, saya baru berumur 4 tahun dan lepas pengawasan bapak saat berenang di pantai. Karena peristiwa itu, saya sempat koma selama 12 hari,” kenang pemuda bertubuh kekar ini. *k23
Korban Kadek Setiawan dihantam gelombang tinggi di perairan Desa Bukian, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Kamis pagi sekitar pukul 08.00 Wita. Korban akhirnya ditemukan selamat dalam kondisi duduk di punggung perahunya yang terbalik, Kamis siang pukul 13.00 Wita.
Korban Kadek Setiawan awalnya melaut naik perahu seorang diri untuk mencari ikan, Rabu (28/8) malam sekitar pukul 19.00 wita. Menurut ibundanya, Luh Sujani, 56, anak kelakinya yang berusia 24 tahun ini memang sudah terbiasa melaut sendirian, setelah menjadi tulang punggung keluarga pasca sang ayah, Wayan Arta, meninggal dunia beberapa tahun silam.
Pihak keluarga mulai khawatir sejak Kamis pagi pukul 08.15 Wita, setelah HP milik korban Setiawan tidak bisa dihubungi. Menurut Luh Sujani, ponsel anak keduanya dari tiga bersaudara ini selalu dalam keadaan mailbox. Padahal, Luh Sujani sudah menunggu anaknya pulang membawa tangkapan ikan, sejak subuh.
“Jam setengah enam pagi (pukul 05.30 Wita, Red) anak saya sempat nelepon, katanya sudah perjalanan pulang, bahkan minta dibelikan nasi. Tapi, setelah itu teleponnya tak bisa dihubungi. Saya telepon balik (sekitar pukul 08.15 Wita), setelah teman-temannya sesama nelayan pulang, tapi anak saya tidak muncul. Sejak itu, kami sekeluarga khawatir,” cerita Luh Sujani.
Khawatir terjadi sesuatu, kejadian ini kemudian dilaporkan Luh Sujani kepada Perbekel Giri Mas. Sedangkan teman-teman korban sesama nelayan yang sempat melaut bersamaan menangkap ikan cumi-cumi, kembali turun ke laut untuk mencari korban Setiawan.
Siang sekitar pukul 12.30 Wita, seorang wisatawan asing yang sedang berlibur di sebuah vila kawasan Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng memberi tahu masyarakat setempat bahwa dia melihat sesuatu di tengah laut. Kala itu, wisatawan asing tersebut sedang mengamati pemandangan laut dari Pantai Desa Bukti menggunakan teropong.
Dalam pengelihatan jarak jauh melalui teropong, wisatawan asing itu melihat korban sedang melambai-lambaikan dayung. Kabar gembira itu kemudian dilaporkan ke Sat Pol Air Polres Buleleng dan Pos SAR Buleleng, serta para nelayan.
Begitu mendapat laporan, tim gabungan SAR Buleleng dan Pol Air berama para nelayan pun terjun ke tengah laut unuk mengevakuasi korban Setiawan. Petugas menemukan korban dalam kondisi selamat dan duduk di atas perahunya yang terbalik di tengah laut perairan Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan yang berjarak beberapa kilometer dari tepi pantai.
Korban yang masih membujang hingga usia 24 tahun ini pun dievakuasi ke Pantai Desa Giri Mas, yang berjarak beberapa kilometer arah barat dari Pantai Desa Bukti. Kepulangan Kadek Setiawan dalam kondisi selamat, disambut gembira oleh keluarga, kerabat, dan warga Desa Giri Mas yang telah menunggunya di tepi pantai.
Saat tiba di tepi pantai, kondisi korban masih prima. Bahkan, korban Kadek Setiawan masih mampu mendorong perahunya yang sempat terbalik untuk parkir di tepi pantai. Selanjutnya, korban mendapat pemeriksaan medis dari petugas Puskesmas Sawan. Berdasarkan pemeriksaan medis, korban yang sempat terombang-ambing di tengah laut ini dinyatakan dalam kondisi baik.
Kepala Pos SAR Buleleng, Dewa Gede Hendri Gunawan, mengatakan pihaknya baru mendapat laporan sekitar pukul 11.00 Wita. Dalam perjalanan dari Pos SAR menuju perairan Desa Giri Mas, timnya kembali mendapat informasi bahwa korban sudah ditemukan melambaikan dayung di tengah laut. “Syukurlah, korban berhasi ditemukan dan dievakuasi dalam kondisi selamat,” ujar Dewa Hendri Gunawan.
Sementara itu, korban Kadek Setiawan mengaku dihantam gelombang saat dalam perjalanan pulang dari tegah laut perairan Kubutambahan. “Posisinya sudah mau pulang dan sempat telepon ibu. Posisi saat dihantam gelombang sekitar 15 kilometer dari tepi pantai. Karena cuaca buruk dan gelombangnya besar, perahu sampai terbalik. Saya bersyukur bisa selamat dan tetapo berasa di atas perahu yang terbalik,” tutur Setiawan.
Setelah perahu terbalik dan mati mesin, Setiawan juga mengaku sempat berenang mengejar perahunya yang diseret gelombang. Sampai akhirnya dia berhasil dan naik ke punggung perahu sembari terus melambaikan dayung yang masih dipegangnya.
Menurut Setiawan, selama sekitar 5 jam dirinya terombang-ambing di tengah laut dengan gelombang setinggi 3 meter. “Saya terus bertahan sembari melambai-lambaikan dayung. Tapi, tidak ada yang melintas jam-jam segitu, apalagi cuacanya begini,” katanya.
Bukan sekali ini Setiawan mengalami musibah di tengah laut. Beberapa tahun sebelumnya, korban juga pernah tenggelam di laut dan kemudian ditemukan mengambang dalam kondisi selamat di perairan Desa Sangsit, Kecamatan Sawan. “Saat itu, saya baru berumur 4 tahun dan lepas pengawasan bapak saat berenang di pantai. Karena peristiwa itu, saya sempat koma selama 12 hari,” kenang pemuda bertubuh kekar ini. *k23
Komentar