Pasemetonan PSNKK Gelar Mamukur Massal
Pasemetonan Dadia I Gusti Tusan dan Dadia I Gusti Urip, Pratisentana Shri Nararya Kresna Kepakisan (PSNKK) menggelar mamukur massal di Banjar Adat Timbul, Desa Adat Padangkerta, Kecamatan Karangasem, Wraspati Umanis Pahang, Kamis (29/8).
AMLAPURA, NusaBali
Prosesi diawali dengan mapurwadaksina yang dipuput oleh lima sulinggih. Mapurwadaksina cukup lama karena pengusung 311 puspa berdesak-desakan.
Mapurwadaksina dikoordinasikan wiku tapini Ida Pedanda Istri Ngurah Oka Pidada dari Geria Katon Sudi, Lingkungan Taman II, Kelurahan Karangasem. Paling depan mengusung pasepan, canang rawis, gebogan, disusul mengarak lembu, linggih Ida Bhatara Lingga, dan diikuti 311 puspa. Mengingat banyaknya puspa diupacarai, tidak mungkin diusung satu persatu, sehingga dibuatkan tempat khusus dari papan. Maka tiap orang mengusung puspa hingga empat puspa. Guna melancarkan mapurwadaksina, puspa tersebut dibagi per kelompok. Satu kelompok sekitar 50 puspa.
Ida Pedanda Istri Ngurah Oka Pidada mengatakan, di setiap prosesi mapurwadaksina dihadirkan lembu dan Ida Bhatara Lingga disusul puspa. Lembu diyakini sebagai wahana (kendaraan) Dewa Siwa, secara mitologi lembu tersebut yang mengantarkan terbang seluruh puspa ke surga. Sementara Ida Bhatara Lingga yang paling tahu tempat surga, sehingga sang pitara lebih mudah nantinya diantarkan ke surga. Pangrajeg Karya, I Gusti Gede Rinceg mengatakan usai menuntaskan rangkaian puncak Karya Mamukur Massal malamnya berlanjut menggelar upacara ngewilet.
Pada Sukra Paing Pahang, Jumat (30/9) nyupit (nganyut) ke Pantai Jasri Kelod, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem. Rangkaian berikutnya masih menunggu hari baik menggelar upacara tirtayatra dan nglinggihang Ida Hyang Pitara untuk menjadi Ida Bhatara Hyang Kompyang di merajan masing-masing. *k16
Mapurwadaksina dikoordinasikan wiku tapini Ida Pedanda Istri Ngurah Oka Pidada dari Geria Katon Sudi, Lingkungan Taman II, Kelurahan Karangasem. Paling depan mengusung pasepan, canang rawis, gebogan, disusul mengarak lembu, linggih Ida Bhatara Lingga, dan diikuti 311 puspa. Mengingat banyaknya puspa diupacarai, tidak mungkin diusung satu persatu, sehingga dibuatkan tempat khusus dari papan. Maka tiap orang mengusung puspa hingga empat puspa. Guna melancarkan mapurwadaksina, puspa tersebut dibagi per kelompok. Satu kelompok sekitar 50 puspa.
Ida Pedanda Istri Ngurah Oka Pidada mengatakan, di setiap prosesi mapurwadaksina dihadirkan lembu dan Ida Bhatara Lingga disusul puspa. Lembu diyakini sebagai wahana (kendaraan) Dewa Siwa, secara mitologi lembu tersebut yang mengantarkan terbang seluruh puspa ke surga. Sementara Ida Bhatara Lingga yang paling tahu tempat surga, sehingga sang pitara lebih mudah nantinya diantarkan ke surga. Pangrajeg Karya, I Gusti Gede Rinceg mengatakan usai menuntaskan rangkaian puncak Karya Mamukur Massal malamnya berlanjut menggelar upacara ngewilet.
Pada Sukra Paing Pahang, Jumat (30/9) nyupit (nganyut) ke Pantai Jasri Kelod, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem. Rangkaian berikutnya masih menunggu hari baik menggelar upacara tirtayatra dan nglinggihang Ida Hyang Pitara untuk menjadi Ida Bhatara Hyang Kompyang di merajan masing-masing. *k16
1
Komentar