Kubu Agung Laksono Mulai Retak
Politikus Golkar, Yorrys Raweyai tercatat sebagai Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Golkar hasil Munas Ancol yang dipimpin Agung Laksono.
Yorrys Menjauh, Ngaku Tak Sejalan Lagi
JAKARTA, NusaBali
Hanya saja, kini Yorrys justru makin kompak dengan Aburizal Bakrie dan politikus lain di kubu seberang (Munas Nusa Dua, Bali). Yorrys mengaku sudah tidak sejalan lagi dengan Agung sejak persiapan Pilkada lalu. Menurutnya, selama ada idealisme bersama untuk Pilkada, maka itu harus dijalankan.
"Saya bukan orangnya Agung. Saya bukan orangnya Aburizal. Dari pertama kan saya sudah posisikan sebagai tim penyelamat partai. Saya mulai tidak sependapat dengan Agung mulai 9 Agustus lalu, pasca penetapan KPU," ucap Yorrys di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (5/11).
Dia pun sudah membatasi hubungan dengan Agung dan kubu Munas Ancol lainnya. Yorrys kini pun tidak sepakat dengan kasasi yang diajukan oleh Agung Laksono. Saat ini, Agung masih mendesak adanya Munas tahun 2015, sementara Ical baru mau pada 2019. Menurut Yorrys, yang harus dipentingkan sekarang adalah persiapan Pilkada. "Saya gak mau bicara itu. Ini kan bukan LSM, bukan NGO lah, jadi partai politik ini dia harus melaksanakan sesuai dengan konstitusi dia," ucap mantan anggota DPR ini dilansir detik.com.
Kedekatan Yorrys ke kubu Ical memang berawal dengan kekompakannya dengan Nurdin Halid. Mereka mulai dekat saat sama-sama di Tim 10 yang bertugas menjaring calon-calon kepala daerah Golkar untuk Pilkada Serentak 2015. Mereka kemudian sama-sama mempersiapkan Silaturahmi Nasional (Silatnas) Golkar pada, Minggu (1/11) lalu. Kini, Yorrys dan Nurdin pun kembali berduet di Tim Pemenangan Pilkada dari Golkar.
Sementara terkait pernyataan Ketum Golkar versi Munas Nusa Dua, Aburizal Bakrie alias Ical yang tetap menganggap kepengurusan yang sah adalah hasil Munas Bali mengacu putusan PN Jakarta Utara yang telah dikuatkan Pengadilan Tinggi Jakarta, kubu Agung Laksono akhirnya mengajukan kasasi. Kasasi diajukan sebagai langkah hukum untuk mengadili kepengurusan mana yang sah.
"Kasasi sudah kami daftarkan ke MA untuk gugatan (ARB) di PN Jakut," ucap Ketum Golkar hasil Munas Ancol, Agung Laksono, kemarin. Agung mengatakan, meski sudah didaftarkan pada, Selasa (3/11) lalu, namun memori kasasinya baru diajukan menyusul. Langkah ini ditempuh untuk menjadi dasar menentukan kepengurusan DPP Golkar yang sah, setelah Ical menjadikan putusan PN Jakut sebagai dasar keabsahan. "Upaya hukum tetap jalan terus, artinya secara paralel dilakukan dengan upaya dialog (rekonsiliasi di luar hukum, red)," ujarnya.
Dengan diajukannya kasasi oleh Agung Laksono, maka secara hukum Ical untuk sementara waktu belum bisa mengklaim sebagai DPP yang sah, sampai terbit putusan atas kasasi itu. Meski begitu, Agung mengatakan seandainya perdamaian atau rekonsiliasi secara tuntas bisa diselesaikan lewat dialog, tak lagi merujuk putusan pengadilan, maka dengan senang hati dia akan mencabut gugatan kasasi itu.
Namun di tengah upaya hukum ini, salah satu pentolan kubu Munas Ancol, yakni Yorrys Raweyai mengaku tak sejalan dengan Agung. "Suka-suka dia. Tapi apakah bisa menyelesaikan masalah? Ini masalah politik kan, gak selesai. Sekarang ini proses politik yang perlu kita persiapkan," kata Yorrys, kemarin.
Proses politik yang dimaksud Yorrys adalah Pilkada serentak yang sudah tinggal 1 bulan lagi. Dia menyoroti kurun waktu yang sudah masuk kampanye tetapi Golkar masih sibuk berkonflik. "Sekarang yang kampanye dari Golkar, 246 (daerah) ini kayak kehilangan induk kan. Masih sibuk ribut," ucap Yorrys yang semakin dekat dengan kubu Ical ini. Anggota DPR 2009-2014 ini mengajak para kader berpikir untuk menyelesaikan konflik Golkar. Dia tidak ingin Golkar terpecah seperti partai lain di masa lalu.
1
Komentar