Gelombang Tinggi, Objek Wisata Waterblow Dipantau Khusus
Gelombang tinggi yang terjadi di sekitaran Bali membuat sejumlah objek wisata terdampak.
MANGUPURA, NusaBali
Salah satunya adalah Waterblow di kawasan ITDC, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. Objek wisata yang baru ditetapkan sebagai daya tarik wisata (DTW) ini dipantau khusus oleh petugas agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Di objek wisata Waterblow bahkan diberikan papan larangan agar wisatawan tidak mendekat di titik-titik tertentu.
Kepala Divisi Operasi ITDC I Made Pariwijaya, mengakui adanya larangan bagi wisatawan untuk mendekati beberapa titik, tempat semburan ombak membentur batu karang karena kondisi ombak yang ekstrem. Pasalnya, dalam dua hari belakangan ini, kondisi gelombang sangat tinggi saat menghantam karang yang mengakibatkan deburannya sampai ke beberapa akses atau spot foto yang kerap didatangi wisatawan. Sehingga, pihaknya melakukan larangan bagi wisatawan untuk berada di titik-titik atau spot dimaksud. Bahkan, di lokasi itu ditempatkan petugas keamanan untuk mengawasi pergerakan wisatawan.
“Larangan ini ditandai dengan pemasangan barrier dan papan imbauan. Selain itu beberapa petugas juga berjaga-jaga di lokasi untuk mengingatkan dan memberikan pemahaman kepada pengunjung. Meski dilarang mendekat, pengunjung masih bisa melihat hempasan ombak yang cukup tinggi dari panggung beton yang terletak agak jauh dari lokasi,” tutur Pariwijaya, Minggu (1/9) siang.
Meski ada pelarangan, namun lokasi itu tidak ditutup total bagi wisatawan. Wisatawan masih bisa menyaksikan deburan ombak dari titik atau spot foto yang sudah dibuatkan dari beton yang jaraknya lumayan jauh dari lokasi yang terdampak deburan ombak.
Hal ini juga seiring dengan imbauan BMKG dalam menganalisa kondisi gelombang di perairan Selatan Bali. “Sudah dua hari belakangan ini terjadi gelombang tinggi. Sudah kami antisipasi sejak dari awal adanya gelombang tinggi. Sehingga, begitu ada imbauan BMKG, kami tingkatkan pengawasan. Tentu kami akan terus melihat situasi di lapangan kondisi ke depannya,” imbuh Pariwijaya.
Sementara itu, Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Iman Fatchurochman, membeberkan bahwa gelombang tinggi masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan. Dari pengamatan pihaknya, untuk perairan di Selatan Bali tinggi gelombang berkisaran 1 meter hingga 3 meter. Untuk Selat Bali berkisaran 0,5 meter hingga 3 meter dan Selat Lombok sekitar 0,75 meter hingga 3,5 meter.
“Memang gelombang tinggi ini masih terjadi hingga Selasa besok. Ini disebabkan oleh berbagai faktor termasuk salah satunya tekanan udara yang cukup tinggi,” ungkapnya. *dar
Kepala Divisi Operasi ITDC I Made Pariwijaya, mengakui adanya larangan bagi wisatawan untuk mendekati beberapa titik, tempat semburan ombak membentur batu karang karena kondisi ombak yang ekstrem. Pasalnya, dalam dua hari belakangan ini, kondisi gelombang sangat tinggi saat menghantam karang yang mengakibatkan deburannya sampai ke beberapa akses atau spot foto yang kerap didatangi wisatawan. Sehingga, pihaknya melakukan larangan bagi wisatawan untuk berada di titik-titik atau spot dimaksud. Bahkan, di lokasi itu ditempatkan petugas keamanan untuk mengawasi pergerakan wisatawan.
“Larangan ini ditandai dengan pemasangan barrier dan papan imbauan. Selain itu beberapa petugas juga berjaga-jaga di lokasi untuk mengingatkan dan memberikan pemahaman kepada pengunjung. Meski dilarang mendekat, pengunjung masih bisa melihat hempasan ombak yang cukup tinggi dari panggung beton yang terletak agak jauh dari lokasi,” tutur Pariwijaya, Minggu (1/9) siang.
Meski ada pelarangan, namun lokasi itu tidak ditutup total bagi wisatawan. Wisatawan masih bisa menyaksikan deburan ombak dari titik atau spot foto yang sudah dibuatkan dari beton yang jaraknya lumayan jauh dari lokasi yang terdampak deburan ombak.
Hal ini juga seiring dengan imbauan BMKG dalam menganalisa kondisi gelombang di perairan Selatan Bali. “Sudah dua hari belakangan ini terjadi gelombang tinggi. Sudah kami antisipasi sejak dari awal adanya gelombang tinggi. Sehingga, begitu ada imbauan BMKG, kami tingkatkan pengawasan. Tentu kami akan terus melihat situasi di lapangan kondisi ke depannya,” imbuh Pariwijaya.
Sementara itu, Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Iman Fatchurochman, membeberkan bahwa gelombang tinggi masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan. Dari pengamatan pihaknya, untuk perairan di Selatan Bali tinggi gelombang berkisaran 1 meter hingga 3 meter. Untuk Selat Bali berkisaran 0,5 meter hingga 3 meter dan Selat Lombok sekitar 0,75 meter hingga 3,5 meter.
“Memang gelombang tinggi ini masih terjadi hingga Selasa besok. Ini disebabkan oleh berbagai faktor termasuk salah satunya tekanan udara yang cukup tinggi,” ungkapnya. *dar
1
Komentar