BI Gelar Diseminasi Kajian Ekonomi
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan stakeholder mengenai informasi perkembangan ekonomi, moneter, perbankan dan sistem pembayaran di Provinsi Bali serta isu strategis perekonomian terkini Selasa (28/6).
DENPASAR, NusaBali
Bank Indonesia Provinsi Bali mengadakan Diseminasi Hasil Kajian Ekonomi
Keuangan Regional Provinsi Bali Triwulan I 2016, di Grha Tirta Gangga
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Diseminasi kajian ekonomi kali ini melibatkan instansi dari tiga kabupaten/kota yakni Denpasar, Badung dan Tabanan, Perbankan Denpasar serta Responden Survey. Pada kesempatan tersebut juga dihadirkan dua pembicara yakni Anggito Abimanyu sebagai Chief Economist BRI dengan materi 'Peran kebijakan ekonomi pemda dalam pembangunan ekonomi daerah' dan Kepala Tim Asesmen Ekonomi dan Keuangan KPwp BI Bali, Teguh Setiadi.
Asisten II Setda Provinsi Bali, I Ketut Wija dalam sambutan gubernur mengatakan, segala upaya telah dilakukan pemerintah provinsi Bali dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi terutama melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang selama ini telah berupaya mengatasi lonjakan sejumlah harga kebutuhan pokok dengan menggelar pasar murah di sejumlah kabupten/kota di Bali. Kendati demikian dalam menghadapi tekanan ekonomi dan persaingan global ke depan harus terus diinovasi dengan memberikan formula-formula baru sehingga meningkatkan kualitas segala sektor penunjang perekonomian di Bali.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KpwBI) Bali, Dewi Setyowati menyatakan, perekonomian Provinsi Bali memiliki posisi dan peran yang strategis terhadap pembangunan ekonomi nasional. Saat ini, lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan mengalami perlambatan yang disebabkan oleh mundurnya masa panen padi sebagai dampak dari El Nino di tahun 2015. Perlambatan yang dimaksud adalah pemunduran masa tanam untuk periode musim tanam pertama. Dampak stagnannya di tahun 2015, hingga kini diakui masih belum berkurang.
Menurut Dewi, satu-satunya cara mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Bali adalah dengan mengamankan dan menggenjot sektor-sektor yang menjadi faktor pendukung naiknya perekonomian tersebut. “Pengaruhnya belum hilang. Tantangan terbesar dampak atau kondisi tahun 2015 masih stagnan,” katanya.
Dewi menambahkan, pendorong faktor ekonomi akan diamankan dulu untuk saat ini seperti akomodasi jasa pariwisata, hotel, restoran, pertanian, dan lainnya. "Faktor pendorong ini akan kita jaga betul, mengingat tonggak perekonomian nasional adalah pertumbuhan ekonomi di Bali,” katanya. 7 i
Bank Indonesia Provinsi Bali mengadakan Diseminasi Hasil Kajian Ekonomi
Keuangan Regional Provinsi Bali Triwulan I 2016, di Grha Tirta Gangga
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Diseminasi kajian ekonomi kali ini melibatkan instansi dari tiga kabupaten/kota yakni Denpasar, Badung dan Tabanan, Perbankan Denpasar serta Responden Survey. Pada kesempatan tersebut juga dihadirkan dua pembicara yakni Anggito Abimanyu sebagai Chief Economist BRI dengan materi 'Peran kebijakan ekonomi pemda dalam pembangunan ekonomi daerah' dan Kepala Tim Asesmen Ekonomi dan Keuangan KPwp BI Bali, Teguh Setiadi.
Asisten II Setda Provinsi Bali, I Ketut Wija dalam sambutan gubernur mengatakan, segala upaya telah dilakukan pemerintah provinsi Bali dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi terutama melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang selama ini telah berupaya mengatasi lonjakan sejumlah harga kebutuhan pokok dengan menggelar pasar murah di sejumlah kabupten/kota di Bali. Kendati demikian dalam menghadapi tekanan ekonomi dan persaingan global ke depan harus terus diinovasi dengan memberikan formula-formula baru sehingga meningkatkan kualitas segala sektor penunjang perekonomian di Bali.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KpwBI) Bali, Dewi Setyowati menyatakan, perekonomian Provinsi Bali memiliki posisi dan peran yang strategis terhadap pembangunan ekonomi nasional. Saat ini, lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan mengalami perlambatan yang disebabkan oleh mundurnya masa panen padi sebagai dampak dari El Nino di tahun 2015. Perlambatan yang dimaksud adalah pemunduran masa tanam untuk periode musim tanam pertama. Dampak stagnannya di tahun 2015, hingga kini diakui masih belum berkurang.
Menurut Dewi, satu-satunya cara mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Bali adalah dengan mengamankan dan menggenjot sektor-sektor yang menjadi faktor pendukung naiknya perekonomian tersebut. “Pengaruhnya belum hilang. Tantangan terbesar dampak atau kondisi tahun 2015 masih stagnan,” katanya.
Dewi menambahkan, pendorong faktor ekonomi akan diamankan dulu untuk saat ini seperti akomodasi jasa pariwisata, hotel, restoran, pertanian, dan lainnya. "Faktor pendorong ini akan kita jaga betul, mengingat tonggak perekonomian nasional adalah pertumbuhan ekonomi di Bali,” katanya. 7 i
1
Komentar