Tekstil Dominasi Pertumbuhan Industri di Bali
Industri tekstil ‘merajai’ pertumbuhan industri besar sedang (IBS) di Bali. Indikasi itu ditunjukkan pertumbuhan IBS pada Triwulah II 2019.
DENPASAR, NusaBali
Data BPS Provinsi Bali, dari 4,28 persen total pertumbuhan IBS, industri tekstil tumbuh 21,91 persen disusul industri pengolahan lainnya, tumbuh 17,59 persen. Kemudian industri kayu, barang dari kayu, gabus (tidak termasuk furniture) dan barang dari anyaman bambu, rotan dan sejenisnya mengalami pertumbuhan 14,79 persen. Industri makanan tumbuh 10,28 persen.
Kabid Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Sapto Wintardi, menjelaskan partumbuhan tersebut merupakan pertumbuhan volume produksi. Data tersebut, jelas Sapto Wintardi diperoleh dari survei langsung yang dilaksanakan BPS. “Kita akan survei setiap tiga bulan sekali,” jelasnya, Minggu (1/9). Papar Sapto Wintardi, pertumbuhan industri besar sedang menunjukkan perkembangan yang positif, khususnya pada industri tesktil. Industri yang dimaksud, meliputi juga industri rumah tangga.
Terpisah Kabid Perindustrian Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagprin) Gede Suamba, menyatakan tekstil terutama tenun, merupakan salah satu potensi industri kerajinan rumah tangga yang menjadi bagian binaan dari Disdagprin.
Dikatakan Suamba, salah satu yang mendorong positif pertumbuhan industri tekstil adalah Pergub Nomor 79 Tahun 2018, tentang kewajiban memakai busana adat bagi ASN di lingkup Pemprov Bali, Pemkab/Pemkot serta menyesuaikan bagi swasta. “Dampaknya memang positif, karena rata- rata kan sekarang wajib berbusana adat pada hari atau waktu yang telah ditetapkan sebagimana Pergub,” ujar Suamba.
Industri tekstil, di antaranya tenun, garmen dan industri sandang lainnya, merupakan yang menjadi antensi dan mendapat binaan dari Pemprov, dalam hal ini Disdagprin. “Karena permintaan bertambah, tentu volume produksi juga bertambah,” kata Suamba. Kondisi lanjutnya, tentu merupakan hal yang positif dan memang diharapkan untuk perkembangan dan pertumbuhan industri di Bali. *k17
Kabid Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Sapto Wintardi, menjelaskan partumbuhan tersebut merupakan pertumbuhan volume produksi. Data tersebut, jelas Sapto Wintardi diperoleh dari survei langsung yang dilaksanakan BPS. “Kita akan survei setiap tiga bulan sekali,” jelasnya, Minggu (1/9). Papar Sapto Wintardi, pertumbuhan industri besar sedang menunjukkan perkembangan yang positif, khususnya pada industri tesktil. Industri yang dimaksud, meliputi juga industri rumah tangga.
Terpisah Kabid Perindustrian Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagprin) Gede Suamba, menyatakan tekstil terutama tenun, merupakan salah satu potensi industri kerajinan rumah tangga yang menjadi bagian binaan dari Disdagprin.
Dikatakan Suamba, salah satu yang mendorong positif pertumbuhan industri tekstil adalah Pergub Nomor 79 Tahun 2018, tentang kewajiban memakai busana adat bagi ASN di lingkup Pemprov Bali, Pemkab/Pemkot serta menyesuaikan bagi swasta. “Dampaknya memang positif, karena rata- rata kan sekarang wajib berbusana adat pada hari atau waktu yang telah ditetapkan sebagimana Pergub,” ujar Suamba.
Industri tekstil, di antaranya tenun, garmen dan industri sandang lainnya, merupakan yang menjadi antensi dan mendapat binaan dari Pemprov, dalam hal ini Disdagprin. “Karena permintaan bertambah, tentu volume produksi juga bertambah,” kata Suamba. Kondisi lanjutnya, tentu merupakan hal yang positif dan memang diharapkan untuk perkembangan dan pertumbuhan industri di Bali. *k17
1
Komentar