Kasus Gigitan Anjing Rabies Meningkat
Kasus gigitan anjing di Klungkung cukup tinggi.
SEMARAPURA, NusaBali
Sejak Januari - Juli 2019 terdapat 2.026 kasus gigitan anjing, baik anjing rabies maupun tidak. Estimasi jumlah anjing di Klungkung mencapai sekitar 14.000 ekor, dari jumlah itu 2018 ditemukan 12 kasus gigitan anjing positif rabies.
Sedangkan sejak Januari - Agustus 2019 terjadi peningkatan signifikan, di mana gigitan anjing positif rabies 20 ekor. Bahkan anjing rabies sudah menelan seorang korban jiwa di Gumi Serombotan. Korbannya AA Gede Rai Karyawan,22, pemuda dari Pesamuan Puri Satria Kawan, Desa Paksebali, Kecamatan Dawan, yang meninggal dalam perawatan medis di UGD RSUD Klungkung, Minggu (19/5) malam, berselang 3 bulan pasca digigit anjing rabies.
Padahal 2017 Klungkung nihil kasus gigitan rabies. Di satu sisi Dinas Pertanian (Distan) Klungkung sudah gencar menggelar vaksinasi massal hingga eliminasi selektif terhadap anjing liar yang sempat kontak dengan anjing positif rabies.
Namun anjing rabies tetap saja masih ditemukan, selama Agustus 2019 ditemukan 2 ekor anjing positif rabies. Masing-masing pada Minggu (25/8) mengigit 1 orang di Desa Dawan Kaler, Kecamatan Dawan, Klungkung dan pada Sabtu (17/8) mengigit 3 orang di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung. “Jumlah anjing positif rabies yang kita temukan di Klungkung sampai saat ini sebanyak 20 ekor, hal itu diketahui berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap sampel otak anjing,” ujar Kabid Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Klungkung, Anak Agung Raka Arnawa, kepada NusaBali, Jumat (30/8).
Kata dia, begitu mendapat laporan adanya kasus gigitan anjing dari warga maka pihaknya segera turun untuk mengecek anjing tersebut. Apabila yang menggigit memiliki ciri-ciri gejala rabies maka akan dilakukan pengambilan sampel otak anjing untuk dicek lab. Sementara dari penanganan korbannya dilakukan oleh Dinas Kesehatan (Diskes) Klungkung, baik penanganan medis, maupun pemberitan Vaksin Anti Rabies (VAR).
Kepala Dinas Pertanian Klungkung IB Juanida menambahkan, estimasi populasi anjing di Klungkung mencapai 14.000 ekor. Klungkung juga memiliki kawasan zona merah rabies yakni Desa Sulang, Desa Sampalan Kelod, Desa Sampalan Tengah, Desa Pesinggahan, Desa Gunaksa, Desa Paksebali, Desa Dawan Kelod, Semarapura Klod Kangin dan Desa Akah. Pasalnya di desa itu pernah ditemukan anjing positif rabies. “Kendati demikian penanganan masalah rabies lewat vaksinasi di seluruh desa tetap diberkalukan sama,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Klungkung dr Ni Made Adi Swapatni mengatakan, kasus gigitan anjing dari Januari-Juli sebanyak 2.026 kasus. “Itu bukan semua digigit anjing rabies, tapi digigit anjing,” katanya. Semua pasien tersebut sudah diberikan penanganan medis sesuai prosedur. *wan
Sedangkan sejak Januari - Agustus 2019 terjadi peningkatan signifikan, di mana gigitan anjing positif rabies 20 ekor. Bahkan anjing rabies sudah menelan seorang korban jiwa di Gumi Serombotan. Korbannya AA Gede Rai Karyawan,22, pemuda dari Pesamuan Puri Satria Kawan, Desa Paksebali, Kecamatan Dawan, yang meninggal dalam perawatan medis di UGD RSUD Klungkung, Minggu (19/5) malam, berselang 3 bulan pasca digigit anjing rabies.
Padahal 2017 Klungkung nihil kasus gigitan rabies. Di satu sisi Dinas Pertanian (Distan) Klungkung sudah gencar menggelar vaksinasi massal hingga eliminasi selektif terhadap anjing liar yang sempat kontak dengan anjing positif rabies.
Namun anjing rabies tetap saja masih ditemukan, selama Agustus 2019 ditemukan 2 ekor anjing positif rabies. Masing-masing pada Minggu (25/8) mengigit 1 orang di Desa Dawan Kaler, Kecamatan Dawan, Klungkung dan pada Sabtu (17/8) mengigit 3 orang di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung. “Jumlah anjing positif rabies yang kita temukan di Klungkung sampai saat ini sebanyak 20 ekor, hal itu diketahui berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap sampel otak anjing,” ujar Kabid Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Klungkung, Anak Agung Raka Arnawa, kepada NusaBali, Jumat (30/8).
Kata dia, begitu mendapat laporan adanya kasus gigitan anjing dari warga maka pihaknya segera turun untuk mengecek anjing tersebut. Apabila yang menggigit memiliki ciri-ciri gejala rabies maka akan dilakukan pengambilan sampel otak anjing untuk dicek lab. Sementara dari penanganan korbannya dilakukan oleh Dinas Kesehatan (Diskes) Klungkung, baik penanganan medis, maupun pemberitan Vaksin Anti Rabies (VAR).
Kepala Dinas Pertanian Klungkung IB Juanida menambahkan, estimasi populasi anjing di Klungkung mencapai 14.000 ekor. Klungkung juga memiliki kawasan zona merah rabies yakni Desa Sulang, Desa Sampalan Kelod, Desa Sampalan Tengah, Desa Pesinggahan, Desa Gunaksa, Desa Paksebali, Desa Dawan Kelod, Semarapura Klod Kangin dan Desa Akah. Pasalnya di desa itu pernah ditemukan anjing positif rabies. “Kendati demikian penanganan masalah rabies lewat vaksinasi di seluruh desa tetap diberkalukan sama,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Klungkung dr Ni Made Adi Swapatni mengatakan, kasus gigitan anjing dari Januari-Juli sebanyak 2.026 kasus. “Itu bukan semua digigit anjing rabies, tapi digigit anjing,” katanya. Semua pasien tersebut sudah diberikan penanganan medis sesuai prosedur. *wan
Komentar