TPA Temesi Kembali Terbakar
Sumber panas diduga berasal dari gas metana yang diperparah dengan paparan teriknya sinar matahari.
GIANYAR, NusaBali
Gunungan sampah TPA Temesi di Desa Temesi, Kecamatan Gianyar, Gianyar, kembali terbakar, Senin (2/9) sekitar pukul 18.00 Wita. Petugas Damkar (Pemadam Kebakaran) Gianyar berjibaku memadamkan api hingga larut malam.
Hingga Selasa (3/9), kobaran api berhasil dipadamkan, namun gunungan sampah masih mengeluarkan asap. Sumber panas diduga berasal dari gas metana yang diperparah dengan paparan teriknya sinar matahari. "Kemarin malam pemadaman sampai jam 12 malam," jelas Danton Pemadam Kebakaran Gianyar I Ketut Juandi. Pihaknya pun mencatat sudah 86 kali memimpin pasukan Damkar untuk memadamkan kebakaran TPA Temesi. "Mulai Minggu 6 Juni 2019 lalu, kami terima telepon dari TPA Temesi pukul 00.25 Wita. Sampai saat ini, saya hitung sudah pemadaman yang ke-86 kali," kenangnya.
Diakui, Damkar Gianyar cukup kewalahan menaklukan titik api. Sehingga beberapa kali dibantu oleh Damkar Klungkung, Bangli, dan Denpasar. "Tadi juga kami dibantu dari Damkar luar kabupaten," jelasnya. Sementara untuk personel Damkar Gianyar dikerahkan sebanyak 12 orang per shift. "Anggota kami rolling. Terjunkan minimal 12 orang dari jam 08.30 sampai 18.00. Dari jam 18.00 - 23.00 Wita," jelasnya. Diungkapkan, tanda-tanda gunungan sampah akan terbakar sudah dirasakan dua hari terakhir. Ketika biasanya gerombolan burung berkerumun mencari pakan di antara sampah, sejak dua hari lalu terpantau sepi. "Burung bangau biasa singgah kesini cari pakan. Tapi sejak dua hari gak kesini. Mungkin mereka sudah merasakan panas," ungkapnya.
Salah satu staf UPT Pengelolaan Sampah TPA Temesi Wayan Merta mengatakan areal yang terbakar kali ini letaknya berbeda dengan yang kebakaran pada Juni lalu. "Kali ini yang terbakar di sebelah barat. Sekitar 60 are," ujarnya. Dikatakan, pihaknya kini sudah kewalahan menampung sampah. Bagaimana tidak, setiap hari minimal ada 113 truk roda enam yang masuk TPA Temesi ditambah sekitar 60 unit kendaraan sampah roda empat. "Satu truk bahkan bisa sampai dua kali ngirim sampah kesini," ujarnya. Mengenai penataan gunungan sampah, sejatinya telah diupayakan menggunakan alat berat. Namun diakui masih kurang. "Makanya diatur. Seperti sekarang, sampah kami tunda. Kami atur jam masuk sampah, biar semua jalan," jelasnya.
Atas pengaturan keluar masuknya truk sampah selama penanganan kebakaran, membuat truk-truk sampah harus antri. Seperti diungkapkan sopir truk sampah Desa Tegallalang, I Nyoman Nite, 55. "Saya sampai disini jam 08.00 Wita. Sudah 3 jam ngantri karena harus giliran masuk. Supaya tidak menghalangi proses pemadaman," ujarnya. Dikatakan, pihaknya harus sabar menunggu giliran. Sebab, sampah yang sudah dalam truk tidak mungkin kembali ke desa. "Dulu waktu kebakaran pertama kali, sempat ngantri lama sehingga truk terpaksa balik pulang. Besoknya, dini hari saya sudah harus berangkat. Karena sampah ini harus dibuang, tidak mungkin didiamkan atau dikembalikan," ujarnya. Sembari menunggu giliran, Nyoman Nite dan teman-temannya duduk di pinggir jalan sembari ngopi. Sementara antrian truk pengangkut sampah terpantau berjejer sekitar 1 km. *nvi
Hingga Selasa (3/9), kobaran api berhasil dipadamkan, namun gunungan sampah masih mengeluarkan asap. Sumber panas diduga berasal dari gas metana yang diperparah dengan paparan teriknya sinar matahari. "Kemarin malam pemadaman sampai jam 12 malam," jelas Danton Pemadam Kebakaran Gianyar I Ketut Juandi. Pihaknya pun mencatat sudah 86 kali memimpin pasukan Damkar untuk memadamkan kebakaran TPA Temesi. "Mulai Minggu 6 Juni 2019 lalu, kami terima telepon dari TPA Temesi pukul 00.25 Wita. Sampai saat ini, saya hitung sudah pemadaman yang ke-86 kali," kenangnya.
Diakui, Damkar Gianyar cukup kewalahan menaklukan titik api. Sehingga beberapa kali dibantu oleh Damkar Klungkung, Bangli, dan Denpasar. "Tadi juga kami dibantu dari Damkar luar kabupaten," jelasnya. Sementara untuk personel Damkar Gianyar dikerahkan sebanyak 12 orang per shift. "Anggota kami rolling. Terjunkan minimal 12 orang dari jam 08.30 sampai 18.00. Dari jam 18.00 - 23.00 Wita," jelasnya. Diungkapkan, tanda-tanda gunungan sampah akan terbakar sudah dirasakan dua hari terakhir. Ketika biasanya gerombolan burung berkerumun mencari pakan di antara sampah, sejak dua hari lalu terpantau sepi. "Burung bangau biasa singgah kesini cari pakan. Tapi sejak dua hari gak kesini. Mungkin mereka sudah merasakan panas," ungkapnya.
Salah satu staf UPT Pengelolaan Sampah TPA Temesi Wayan Merta mengatakan areal yang terbakar kali ini letaknya berbeda dengan yang kebakaran pada Juni lalu. "Kali ini yang terbakar di sebelah barat. Sekitar 60 are," ujarnya. Dikatakan, pihaknya kini sudah kewalahan menampung sampah. Bagaimana tidak, setiap hari minimal ada 113 truk roda enam yang masuk TPA Temesi ditambah sekitar 60 unit kendaraan sampah roda empat. "Satu truk bahkan bisa sampai dua kali ngirim sampah kesini," ujarnya. Mengenai penataan gunungan sampah, sejatinya telah diupayakan menggunakan alat berat. Namun diakui masih kurang. "Makanya diatur. Seperti sekarang, sampah kami tunda. Kami atur jam masuk sampah, biar semua jalan," jelasnya.
Atas pengaturan keluar masuknya truk sampah selama penanganan kebakaran, membuat truk-truk sampah harus antri. Seperti diungkapkan sopir truk sampah Desa Tegallalang, I Nyoman Nite, 55. "Saya sampai disini jam 08.00 Wita. Sudah 3 jam ngantri karena harus giliran masuk. Supaya tidak menghalangi proses pemadaman," ujarnya. Dikatakan, pihaknya harus sabar menunggu giliran. Sebab, sampah yang sudah dalam truk tidak mungkin kembali ke desa. "Dulu waktu kebakaran pertama kali, sempat ngantri lama sehingga truk terpaksa balik pulang. Besoknya, dini hari saya sudah harus berangkat. Karena sampah ini harus dibuang, tidak mungkin didiamkan atau dikembalikan," ujarnya. Sembari menunggu giliran, Nyoman Nite dan teman-temannya duduk di pinggir jalan sembari ngopi. Sementara antrian truk pengangkut sampah terpantau berjejer sekitar 1 km. *nvi
Komentar