MGMP Wajibkan Guru Bahasa Indonesia Menulis Cerpen
MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Bahasa Indonesia Karangasem menggelar pelatihan menulis cerpen dan puisi di aula SMPN 5 Amlapura, Jalan Untung Surapati, Selasa (3/9).
AMLAPURA, NusaBali
Latihan ini diikuti 34 guru bahasa Indonesia tingkat SMP se-Karangasem. Guru bahasa Indonesia ini diwajibkan menulis cerpen dan puisi.
Pelatihan penulisan cerpen dan puisi terbagi dua yakni kelompok cerpen dan kelompok puisi. MGMP menghadirkan I Gede Aries Pidrawan untuk narasumber penulisan cerpen. Sementara materi menulis puisi dibawakan penyair I Nyoman Tusthy Edy. Secara umum, Aries Pidrawan mengatakan penulisan cerpen diawali menemukan ide, mengolah ide, teknik penulisan, membuat konflik, hingga tulisan berakhir happy ending. “Intinya silakan saja tulis, ide apa yang ada dalam diri masing-masing. Nantinya kita perbaiki bersama,” jelas Aries Pidrawan.
Ketua MGMP Bahasa Indonesia Tingkat SMP Karangasem, I Wayan Kerti mengatakan, usai mengikuti pelatihan setiap peserta wajib menulis cerpen bagi yang masuk kelompok cerpen dan wajib menulis puisi bagi yang masuk kelompok puisi. Hasil pelatihan bisa dijadikan cerpen. Tinggal setiap guru yang menulis cerpen mengolah ide yang didapatkan selama pelatihan. “Ini pelatihan penulisan cerpen dan puisi pertama yang kami laksanakan. Setiap guru bahasa Indonesia wajib memahami dan mengetahui cara menulis cerpen dan puisi karena mata pelajaran bahasa Indonesia ada materi penulisan cerpen dan puisi,” jelas Wayan Kerti.
Bagi yang aktif menulis cerpen bisa nantinya menerbitkan buku antologi cerpen. Buku itu bisa digunakan untuk menunjang kenaikan pangkat, sebab penerbitan antologi puisi diakui bernilai 4 kredit, setara dengan satu karya tulis penelitian tindakan kelas. Begitu juga untuk yang aktif menulis puisi, hasil karyanya bisa diterbitkan dalam bentuk buku antologi puisi, nantinya bisa digunakan untuk melengkapi syarat kenaikan pangkat setara dengan satu karya tulis ilmiah PTK. Dikatakan, banyak cara untuk memenuhi syarat administrasi kenaikan pangkat. Selama ini guru ramai-ramai membuat karya tulis ilmiah PTK yang bahannya mesti melalui penelitian selama enam bulan. *k16
Pelatihan penulisan cerpen dan puisi terbagi dua yakni kelompok cerpen dan kelompok puisi. MGMP menghadirkan I Gede Aries Pidrawan untuk narasumber penulisan cerpen. Sementara materi menulis puisi dibawakan penyair I Nyoman Tusthy Edy. Secara umum, Aries Pidrawan mengatakan penulisan cerpen diawali menemukan ide, mengolah ide, teknik penulisan, membuat konflik, hingga tulisan berakhir happy ending. “Intinya silakan saja tulis, ide apa yang ada dalam diri masing-masing. Nantinya kita perbaiki bersama,” jelas Aries Pidrawan.
Ketua MGMP Bahasa Indonesia Tingkat SMP Karangasem, I Wayan Kerti mengatakan, usai mengikuti pelatihan setiap peserta wajib menulis cerpen bagi yang masuk kelompok cerpen dan wajib menulis puisi bagi yang masuk kelompok puisi. Hasil pelatihan bisa dijadikan cerpen. Tinggal setiap guru yang menulis cerpen mengolah ide yang didapatkan selama pelatihan. “Ini pelatihan penulisan cerpen dan puisi pertama yang kami laksanakan. Setiap guru bahasa Indonesia wajib memahami dan mengetahui cara menulis cerpen dan puisi karena mata pelajaran bahasa Indonesia ada materi penulisan cerpen dan puisi,” jelas Wayan Kerti.
Bagi yang aktif menulis cerpen bisa nantinya menerbitkan buku antologi cerpen. Buku itu bisa digunakan untuk menunjang kenaikan pangkat, sebab penerbitan antologi puisi diakui bernilai 4 kredit, setara dengan satu karya tulis penelitian tindakan kelas. Begitu juga untuk yang aktif menulis puisi, hasil karyanya bisa diterbitkan dalam bentuk buku antologi puisi, nantinya bisa digunakan untuk melengkapi syarat kenaikan pangkat setara dengan satu karya tulis ilmiah PTK. Dikatakan, banyak cara untuk memenuhi syarat administrasi kenaikan pangkat. Selama ini guru ramai-ramai membuat karya tulis ilmiah PTK yang bahannya mesti melalui penelitian selama enam bulan. *k16
Komentar