Ekonomi Kreatif ASEAN Dibahas di Nusa Dua
ASEAN Regional Workshop on Creative Economy menyoroti berbagai potensi di kawasan regional untuk kemudian dikembangkan melalui kerjasama ekonomi kreatif.
MANGUPURA, NusaBali.com
Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri RI menyelenggarakan ASEAN Regional Workshop on Creative Economy di Nusa Dua, Bali, 4-5 September 2019. Acara ini dihadiri oleh dua orang delegasi masing-masing negara-negara ASEAN, minus Singapura yang pada pertemuan kali ini tidak hadir.
Adapun kedua delegasi ini, seorang merupakan pembuat kebijakan dan seorang pelaku kreatif atau perwakilan asosiasi. Selain itu, sejumlah narasumber diundang untuk menjadi pembicara yang merupakan perwakilan ASEAN , yang terdiri dari akademisi, bisnis, komunitas, pemerintahan, dan media yang berkaitan dengan isu ekraf, serta United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD).
Kegiatan yang dilaksanakan di Courtyard by Marriot Bali Nusa Dua Resort, Badung ini bertujuan untuk mendorong kerja sama ekonomi kreatif di lingkungan negara-negara ASEAN. Hal ini merupakan langkah awal yang dilakukan dalam menghadapi era revolusi industri 4.0, di mana globalisasi dan digitalisasi berjalan bersamaan, yang menuntut setiap negara untuk bersiap dalam menghadapi tantangan baru di era ini.
Sebagai kawasan dengan budaya yang kaya, Kawasan Asia Tenggara memiliki potensi besar untuk menjadi pelaku utama ekonomi kreatif. Di samping kaya dengan budaya budaya dan warisan sejarah, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di kawasan ini sangat pesat. Apalagi dengan gencarnya revolusi industri 4.0. selama beberapa tahun terakhir, setidaknya tujuh perusahaan rintisan di ASEAN melesat menjadi Unicorn, yang mana empat di antaranya beroperasi di Indonesia.
Acara ini merupakan kelanjutan dari acara Friend of Creative Economy 2019 yang diadakan pada 1-3 September 2019. “Yang kemarin itu untuk multilateral international level. Nah pertemuan kali ini untuk regional level, untuk kawasan negara-negara ASEAN. Kenapa? Karena kami, Indonesia, percaya bahwa ASEAN itu punya potensi yang sangat sangat luar biasa, mulai dari budaya, perkembangan ekonomi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk memberikan nilai tambah kepada potensi-potensi tersebut,” ujar Direktur Hubungan Antarlembaga Luar Negeri, K Candra Negara.
Dalam kegiatan ini, beberapa topik menjadi pokok bahasan oleh masing-masing delegasi yang hadir, di antaranya, potensi masing-masing negara di kawasan ASEAN yang dapat dikembangkan melalui ekonomi kreatif. Potensi-potensi ini meliputi potensi seni budaya, potensi sejarah, potensi seni kriya dan beragam potensi lainnya di negara-negara tersebut. “Spirit kita Indonesia sebagai salah satu negara ASEAN, kita untuk selalu bergerak bersama. ASEAN kan kondisi ekonominya beda-beda. Kita harap bersama, kita saling membantu supaya maju sehingga nantinya kita bisa bersaing di tingkat global,” jelas K Candra Negara.
Kegiatan ini diharapkan dapat merumuskan strategi, langkah, dan upaya untuk mengembangkan dan mempromosikan kerja sama di antara negara-negara anggota ASEAN, untuk memperkuat kapasitas ekonomi kreatif di kawasan regional. Hal ini merupakan harapan yang ingin dicapai utamanya oleh Indonesia sebagai pengagas workshop ini, yang mana di kawasan ASEAN sendiri belum ada pertemuan yang membahas isu ekonomi kreatif.
“Di tingkat ASEAN, isu ekonomi kreatif itu belum dibahas. Di organisasi apapun belum ada yang membahas isu ini. Nah kita mengorganisasi pertemuan ini, workshop ini, untuk mencari tahu bagaimana cara yang terbaik, strateginya, caranya, sarananya, yang bisa kita pakai untuk mempromosikan kerjasama ekonomi kreatif,” ujar K Candra Negara. *yl
Komentar