Pick Up Masuk Jurang, 1 Tewas, 6 Luka
Rombongan Pedagang Salak yang Hendak ke Pasar
Korban tewas, Ni Ketut Roni, dalam posisi tertindih bak pick up belakang di bagian punggungnya, sehingga sulit dievakuasi.
AMLAPURA, NusaBali
Gara-gara tak kuat nanjak, mobil colt pick up bernopol DK 9653 MF yang disopiri I Wayan Suteja, 38, asal Banjar Perangsari Tengah, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, Karangasem, nyemplung ke jurang sedalam 6 meter. Akibatnya satu orang pedagang atas nama, Ni Ketut Roni, 65, warga Banjar Perangsari Kelod, Desa Duda Utara, Selat, Karangasem tewas di tempat, tiga lainnya alami luka berat, dua pedagang lainnya dan sopir pick up hanya alami luka ringan.
Kasus pick up nyemplung ke jurang ini terjadi di jembatan yang baru dibangun tanpa dinding pengaman di jalan alternatif yang menghubungkan Banjar Perangsari Tengah dengan Banjar Perangsari di Banjar Perangsari Tengah, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, Karangasem, Rabu (4/9) dinihari pukul 02.00 Wita.
Rombongan pedagang salak yang semuanya wanita lanjut usia ini, hendak jualan salak ke Pasar Rakyat Kalanganyar, Banjar Kalanganyar, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem.
Menurut I Nengah Srianing, 70, yang merupakan suami korban meninggal Ni Ketut Roni didampingi putranya I Wayan Sriasa, 38, korban berangkat dari rumah hendak ke Pasar Rakyat Kalanganyar, Rabu pukul 01.00 Wita. Dia dijemput sopir pick up, I Wayan Suteja, yang sudah jadi langganannya jika hendak pergi jualan ke pasar. Tak hanya korban Ketut Roni, pick up ini juga menjemput lima pedagang salak lainnya, yakni Ni Nengah Mandia, 65, warga Banjar Perangsari Tengah, Ni Wayan Garis, 60, dari Banjar Perangsari Tengah, Ni Ketut Sumiastri, 50, dari Banjar Perangsari Kelod, Ni Wayan Sari, 50, dari Banjar Perangsari Tengah, dan Ni Wayan Sari Nuka, 60, dari Banjar Perangsari Tengah.
Masing-masing pedagang salak ini membawa barang dagangannya berupa buah salak, hingga terkumpul 12 bakul dan empat keranjang. Semua barang dagangan diangkut beserta pedagangnya di bak belakang pick up. Rombongan pedagang salak ini lalu berangkat menuju Pasar Rakyat Kalanganyar ke arah timur. Kendaraan pick up yang dikemudikan Suteja melaju dari arah barat (Banjar Perangsari Kelod) menuju arah timur Pasar Kalanganyar.
Namun naas saat hendak melewati jalan menanjak selepas dari jembatan yang baru dibangun tanpa dinding pengaman di Banjar Perangsari Tengah, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, Karangasem, tiba-tiba perseneleng pick up kembali ke posisi netral. Sopir pick up Wayan Suteja pun panik, karena kendaraan yang dikemudikannya itu berjalan mundur (ngatrek). Pedal rem sudah terus dimainkan, tapi kendaraan yang dikemudikan sarat beban membuat rem blong. Pick up terus bergerak mundur ke arah samping kanan atau bagian selatan jembatan dan langsung nyemplung ke jurang sedalam 6 meter dengan posisi jatuh kendaraan terbalik atau tengadah.
Akibatnya, enam penumpangnya yang merupakan pedagang salak terpental dan terkapar di jurang bersama barang dagangannya, sementara sopir sempat terjebak di dalam pick up sulit keluar. Sedangkan korban tewas, Ni Ketut Roni, dalam posisi tertindih bak pick up belakang di bagian punggungnya, sehingga sulit dievakuasi.
Warga yang datang pertama kali memberikan bantuan adalah kakak korban Ni Ketut Roni, yakni I Wayan Rinih. Ni Nengah Mandia dan Ni Wayan Garis yang juga menjadi penumpang pick up juga ikut memberikan pertolongan terhadap rekannya.
Tetapi mereka sulit memberikan pertolongan, karena korban Ni Ketut Roni tertindih pick up. Menyusul datang warga setempat, namun hanya mampu mengevakuasi korban yang menderita luka-luka, yakni Ni Wayan Garis menderita luka-luka sempat diantar ke Puskesmas Selat selanjutnya dirujuk ke RSUP Sanglah.
Sedangkan Ni Nengah Mandia, dan Ni Ketut Sumiastri diantar untuk jalani perawatan ke RS Bali Med Amlapura. Sumiastri adalah istri mantan Perbekel Duda Utara, I Made Ningasa, mengalami patah di dua tulang rusuk kiri. Dua pedagang lainnya, Ni Wayan Sari, dan Ni Wayan Sari Nuka serta sopir pick up, I Wayan Suteja, hanya alami luka ringan. Ketiganya diperbolehkan pulang setelah diperiksa di Puskesmas Selat.
Korban meninggal dievakuasi paling terakhir pukul 05.00 Wita atau tiga jam setelah kejadian. Pick up harus ditarik gunakan truk agar bisa bergeser untuk mengevakuasi korban Ni Ketut Roni.
Setelah dievakuasi dan dipastikan meninggal dunia, jenasah Ni Ketut Roni, langsung diantar ke rumah duka di Banjar Perangsari Kelod, Desa Duda Utara, Selat, Karangasem. Warga yang ditemui di tempat kejadian perkara (TKP), yakni I Ketut Suastika dan I Wayan Benceng, asal Banjar Perangsari Kelod, Desa Duda Utara mengatakan jembatan tempat kejadian selama ini memang dikenal angker. “Di jembatan ini memang angker, apalagi di jurang itu rimbun dihuni banyak wong samar,” kata Suastika yang diamini oleh Wayan Benceng. Jembatan dengan panjang 10 meter dan lebar 6 meter tersebut juga baru dibangun. Di pinggir kanan kirinya belum ada pagar pembatas.
Sedangkan menurut anak korban Ni Ketut Roni, yakni I Wayan Sriasa, kecelakaan maut ini terjadi hanyalah disebabkan kendaraan tidak layak pakai. “Buktinya tidak kuat nanjak, mengangkut tujuh penumpang termasuk sopir, dan membawa barang dagangan buah salak, bebannya terlalu berat,” kata Sriasa berupaya tegar.
Sedangkan suami Ni Ketut Roni, I Nengah Srianing, mengatakan firasat yang dirasakannya sebelum musibah menimpa istrinya malam itu tidurnya gelisah. “Saya merasakan dalam mimpi, istri saya sakit. Padahal selama ini sehat-sehat saja, masih kuat bekerja. Justru kenyataannya saya yang sakit kencing manis,” kata Nengah Srianing.
Pantauan di rumah duka warga, terutama ibu-ibu tampak sibuk menata banten untuk upacara makingsan ring gni yang digelar di Setra Desa Adat Perangsari, Desa Duda Utara, Selat, Karangasem pada Buda Paing Krulut, Rabu (4/9) sore kemarin.
Di bagian lain Kapolsek Selat, AKP I Gede Sunjaya Wirya, mengatakan terkait kecelakaan itu, masih dalam penyelidikan. "Apakah akibat lalainya sopir pick up hingga menyebabkan kecelakaan dan penumpangnya meninggal. Saya masih cek, apakah benar kendaraan tidak laik jalan, masih dalam penyelidikan," jelas AKP Sunjaya Wirya. Menurutnya dari 6 orang korban luka-luka, tiga di antaranya sudah kembali ke rumah masing-masing dan tiga lainnya masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit,” pungkas AKP Sunjaya. *k16
Kasus pick up nyemplung ke jurang ini terjadi di jembatan yang baru dibangun tanpa dinding pengaman di jalan alternatif yang menghubungkan Banjar Perangsari Tengah dengan Banjar Perangsari di Banjar Perangsari Tengah, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, Karangasem, Rabu (4/9) dinihari pukul 02.00 Wita.
Rombongan pedagang salak yang semuanya wanita lanjut usia ini, hendak jualan salak ke Pasar Rakyat Kalanganyar, Banjar Kalanganyar, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem.
Menurut I Nengah Srianing, 70, yang merupakan suami korban meninggal Ni Ketut Roni didampingi putranya I Wayan Sriasa, 38, korban berangkat dari rumah hendak ke Pasar Rakyat Kalanganyar, Rabu pukul 01.00 Wita. Dia dijemput sopir pick up, I Wayan Suteja, yang sudah jadi langganannya jika hendak pergi jualan ke pasar. Tak hanya korban Ketut Roni, pick up ini juga menjemput lima pedagang salak lainnya, yakni Ni Nengah Mandia, 65, warga Banjar Perangsari Tengah, Ni Wayan Garis, 60, dari Banjar Perangsari Tengah, Ni Ketut Sumiastri, 50, dari Banjar Perangsari Kelod, Ni Wayan Sari, 50, dari Banjar Perangsari Tengah, dan Ni Wayan Sari Nuka, 60, dari Banjar Perangsari Tengah.
Masing-masing pedagang salak ini membawa barang dagangannya berupa buah salak, hingga terkumpul 12 bakul dan empat keranjang. Semua barang dagangan diangkut beserta pedagangnya di bak belakang pick up. Rombongan pedagang salak ini lalu berangkat menuju Pasar Rakyat Kalanganyar ke arah timur. Kendaraan pick up yang dikemudikan Suteja melaju dari arah barat (Banjar Perangsari Kelod) menuju arah timur Pasar Kalanganyar.
Namun naas saat hendak melewati jalan menanjak selepas dari jembatan yang baru dibangun tanpa dinding pengaman di Banjar Perangsari Tengah, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, Karangasem, tiba-tiba perseneleng pick up kembali ke posisi netral. Sopir pick up Wayan Suteja pun panik, karena kendaraan yang dikemudikannya itu berjalan mundur (ngatrek). Pedal rem sudah terus dimainkan, tapi kendaraan yang dikemudikan sarat beban membuat rem blong. Pick up terus bergerak mundur ke arah samping kanan atau bagian selatan jembatan dan langsung nyemplung ke jurang sedalam 6 meter dengan posisi jatuh kendaraan terbalik atau tengadah.
Akibatnya, enam penumpangnya yang merupakan pedagang salak terpental dan terkapar di jurang bersama barang dagangannya, sementara sopir sempat terjebak di dalam pick up sulit keluar. Sedangkan korban tewas, Ni Ketut Roni, dalam posisi tertindih bak pick up belakang di bagian punggungnya, sehingga sulit dievakuasi.
Warga yang datang pertama kali memberikan bantuan adalah kakak korban Ni Ketut Roni, yakni I Wayan Rinih. Ni Nengah Mandia dan Ni Wayan Garis yang juga menjadi penumpang pick up juga ikut memberikan pertolongan terhadap rekannya.
Tetapi mereka sulit memberikan pertolongan, karena korban Ni Ketut Roni tertindih pick up. Menyusul datang warga setempat, namun hanya mampu mengevakuasi korban yang menderita luka-luka, yakni Ni Wayan Garis menderita luka-luka sempat diantar ke Puskesmas Selat selanjutnya dirujuk ke RSUP Sanglah.
Sedangkan Ni Nengah Mandia, dan Ni Ketut Sumiastri diantar untuk jalani perawatan ke RS Bali Med Amlapura. Sumiastri adalah istri mantan Perbekel Duda Utara, I Made Ningasa, mengalami patah di dua tulang rusuk kiri. Dua pedagang lainnya, Ni Wayan Sari, dan Ni Wayan Sari Nuka serta sopir pick up, I Wayan Suteja, hanya alami luka ringan. Ketiganya diperbolehkan pulang setelah diperiksa di Puskesmas Selat.
Korban meninggal dievakuasi paling terakhir pukul 05.00 Wita atau tiga jam setelah kejadian. Pick up harus ditarik gunakan truk agar bisa bergeser untuk mengevakuasi korban Ni Ketut Roni.
Setelah dievakuasi dan dipastikan meninggal dunia, jenasah Ni Ketut Roni, langsung diantar ke rumah duka di Banjar Perangsari Kelod, Desa Duda Utara, Selat, Karangasem. Warga yang ditemui di tempat kejadian perkara (TKP), yakni I Ketut Suastika dan I Wayan Benceng, asal Banjar Perangsari Kelod, Desa Duda Utara mengatakan jembatan tempat kejadian selama ini memang dikenal angker. “Di jembatan ini memang angker, apalagi di jurang itu rimbun dihuni banyak wong samar,” kata Suastika yang diamini oleh Wayan Benceng. Jembatan dengan panjang 10 meter dan lebar 6 meter tersebut juga baru dibangun. Di pinggir kanan kirinya belum ada pagar pembatas.
Sedangkan menurut anak korban Ni Ketut Roni, yakni I Wayan Sriasa, kecelakaan maut ini terjadi hanyalah disebabkan kendaraan tidak layak pakai. “Buktinya tidak kuat nanjak, mengangkut tujuh penumpang termasuk sopir, dan membawa barang dagangan buah salak, bebannya terlalu berat,” kata Sriasa berupaya tegar.
Sedangkan suami Ni Ketut Roni, I Nengah Srianing, mengatakan firasat yang dirasakannya sebelum musibah menimpa istrinya malam itu tidurnya gelisah. “Saya merasakan dalam mimpi, istri saya sakit. Padahal selama ini sehat-sehat saja, masih kuat bekerja. Justru kenyataannya saya yang sakit kencing manis,” kata Nengah Srianing.
Pantauan di rumah duka warga, terutama ibu-ibu tampak sibuk menata banten untuk upacara makingsan ring gni yang digelar di Setra Desa Adat Perangsari, Desa Duda Utara, Selat, Karangasem pada Buda Paing Krulut, Rabu (4/9) sore kemarin.
Di bagian lain Kapolsek Selat, AKP I Gede Sunjaya Wirya, mengatakan terkait kecelakaan itu, masih dalam penyelidikan. "Apakah akibat lalainya sopir pick up hingga menyebabkan kecelakaan dan penumpangnya meninggal. Saya masih cek, apakah benar kendaraan tidak laik jalan, masih dalam penyelidikan," jelas AKP Sunjaya Wirya. Menurutnya dari 6 orang korban luka-luka, tiga di antaranya sudah kembali ke rumah masing-masing dan tiga lainnya masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit,” pungkas AKP Sunjaya. *k16
1
Komentar