Bali 'Ekspor' 22.000 Kru Kapal Pesiar
Tenaga kerja asal Bali yang bekerja di kapal pesiar tidak kurang dari 22.000 orang.
DENPASAR, NusaBali
Hal tersebut mengindikasikan bekerja menjadi kru kapal pesiar, merupakan pilihan favorit. Harapan mendapatkan penghasilan berlebih, menjadi pendorong tingginya minat – terutama kalangan anak muda bekerja menjadi awak kapal pesiar. “Itu menunjukkan kerja di kapal pesiar salah satu profesi yang favorit,” ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Ida Bagus Ngurah Ardha, Rabu (4/9).
Dikatakan, faktor pendapatan atau penghasilan yang berlebih, menjadi motivasi mengapa kebanyakan anak muda lebih cendrung bekerja di kapal pesiar. Sejauh ini, lanjut Gus Ardha harapan tersebut sebagian besar memang demikian adanya.
Meski demikian, Gus Ardha mengingatkan para pencari kerja ke kapal pesiar, tetap hati- hati dan waspada. Jangan sampai menjadi korban penipuan. “ Jangan serta merta langsung percaya begitu saja terhadap penawaran, dari agen atau perusahan pengerah tenaga kerja. Pastikan dan cek untuk memastikannya,” imbau Gus Ardha.
Dihubungi terpisah Kepala Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI) Bali Dewa Putu Susila, tak menampik jika faktor penghasilan memang menjadi pendorong dominan mengapa kerja di kapal pesiar menjadi pilihan kalangan anak muda di Bali.
Indikasi tersebut kata Dewa Susila, ditunjukkan trend minat kerja sebagai kru kapal pesiar, yang terus meningkat setiap tahun. “Rata-rata antara 1.000 sampai 1.200 orang per tahun,” jelas Dewa Susila.
Jumlah tenaga kerja pelaut yang bekerja di kapal pesiar sampai saat ini, menurut Dewa Susila sebanyak 22.000. Angka tersebut merupakan bagian dari sekitar 4 juta tenaga pelaut seluruh Indonesia. “Secara nasional, devisa dari para pelaut tersebut dalam setahun Rp 1,6 triliun,” ujarnya.
Sedangkan sebagian besar tenaga kapal pesiar asal Bali bekerja pada kapal pesiar yang ber-home base di Miami dan Eropa. *k17
Dikatakan, faktor pendapatan atau penghasilan yang berlebih, menjadi motivasi mengapa kebanyakan anak muda lebih cendrung bekerja di kapal pesiar. Sejauh ini, lanjut Gus Ardha harapan tersebut sebagian besar memang demikian adanya.
Meski demikian, Gus Ardha mengingatkan para pencari kerja ke kapal pesiar, tetap hati- hati dan waspada. Jangan sampai menjadi korban penipuan. “ Jangan serta merta langsung percaya begitu saja terhadap penawaran, dari agen atau perusahan pengerah tenaga kerja. Pastikan dan cek untuk memastikannya,” imbau Gus Ardha.
Dihubungi terpisah Kepala Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI) Bali Dewa Putu Susila, tak menampik jika faktor penghasilan memang menjadi pendorong dominan mengapa kerja di kapal pesiar menjadi pilihan kalangan anak muda di Bali.
Indikasi tersebut kata Dewa Susila, ditunjukkan trend minat kerja sebagai kru kapal pesiar, yang terus meningkat setiap tahun. “Rata-rata antara 1.000 sampai 1.200 orang per tahun,” jelas Dewa Susila.
Jumlah tenaga kerja pelaut yang bekerja di kapal pesiar sampai saat ini, menurut Dewa Susila sebanyak 22.000. Angka tersebut merupakan bagian dari sekitar 4 juta tenaga pelaut seluruh Indonesia. “Secara nasional, devisa dari para pelaut tersebut dalam setahun Rp 1,6 triliun,” ujarnya.
Sedangkan sebagian besar tenaga kapal pesiar asal Bali bekerja pada kapal pesiar yang ber-home base di Miami dan Eropa. *k17
Komentar