Belasan Anak Punk Diamankan Satpol PP di Pantai Kuta
Belasan anak punk diamankan oleh petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Badung di Pantai Kuta pada Rabu (4/9).
MANGUPURA, NusaBali
Ke–11 anak punk yang berasal dari Jawa Timur ini terpaksa diciduk karena luntang-lantung di kawasan Kuta. Mirisnya, mereka juga tidak mengantongi identitas kependudukan seperti KTP. Mereka didata untuk dipulangkan ke daerah asalnya.
Komandan Regu (Danru) Kuta Sapol PP Kabupaten Badung I Nengah Wika, menerangkan anak punk yang diamankan berdasarkan informasi di lapangan yang mendapati ke-11 anak punk tersebut tindak-tanduknya tidak seperti wisatawan pada umumnya yang datang ke Kuta. Tim Satpol PP langsung menindaklanjuti dan menemukan 11 anak punk tersebut sedang nongkrong di Pantai Kuta.
"Karena tidak ada identitas dan juga tidak ada alasan yang jelas berada di sana (Pantai Kuta), makanya kami amankan ke kantor untuk dilakukan pendataan mendalam,” kata Nengah Wika, Rabu (4/9) siang.
Dari pemeriksaan di kantor Satpol PP, ke–11 anak punk tersebut mengaku datang ke Bali sejak sepekan lalu. Mereka datang karena ingin melihat Pantai Kuta. Menariknya, mereka datang dari Jawa Timur bermodalkan Rp 300.000 untuk biaya makan sehari-hari. Namun, setelah beberapa hari, uang tersebut sudah habis dan mereka hanya nongkrong di Pantai Kuta setiap harinya. “Mereka tidak menginap di penginapan, tapi hanya di pantai. Soalnya uang bekalnya sudah habis. Makanya mereka setiap hari hanya berdiam diri di pantai,” urai Nengah Wika.
Ditanyai terkait ke–11 anak punk itu lolos pemeriksaan di Pelabuhan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana, Nengah Wika mengakui bahwa mereka melewati ‘jalur tikus’. Sehingga berhasil lolos dari pemeriksaan, baru setelah itu menumpang truk hingga ke Kuta dan setiap harinya tidur di seputaran pantai. “Yang kami amankan ini sudah ada beberapa yang pernah kami tangkap. Ada juga muka baru, kami data mereka untuk kemudian dipulangkan melalui dinas sosial karena tidak ada identitas,” urainya.
Nengah Wika juga mengakui bahwa tindakan pemulangan terhadap ke–11 anak punk ini karena tidak diinginkan terjadi hal yang buruk di kawasan Kuta. Apalagi, mereka tidak mengantongi identitas. “Kami melakukan tindakan pencegahan. Kami tidak ingin ada hal yang tidak baik terjadi. Apalagi, mereka ini sudah tidak ada uang, tidak ada identitas. Makanya kami amankan,” tandas Nengah Wika. *dar
Komandan Regu (Danru) Kuta Sapol PP Kabupaten Badung I Nengah Wika, menerangkan anak punk yang diamankan berdasarkan informasi di lapangan yang mendapati ke-11 anak punk tersebut tindak-tanduknya tidak seperti wisatawan pada umumnya yang datang ke Kuta. Tim Satpol PP langsung menindaklanjuti dan menemukan 11 anak punk tersebut sedang nongkrong di Pantai Kuta.
"Karena tidak ada identitas dan juga tidak ada alasan yang jelas berada di sana (Pantai Kuta), makanya kami amankan ke kantor untuk dilakukan pendataan mendalam,” kata Nengah Wika, Rabu (4/9) siang.
Dari pemeriksaan di kantor Satpol PP, ke–11 anak punk tersebut mengaku datang ke Bali sejak sepekan lalu. Mereka datang karena ingin melihat Pantai Kuta. Menariknya, mereka datang dari Jawa Timur bermodalkan Rp 300.000 untuk biaya makan sehari-hari. Namun, setelah beberapa hari, uang tersebut sudah habis dan mereka hanya nongkrong di Pantai Kuta setiap harinya. “Mereka tidak menginap di penginapan, tapi hanya di pantai. Soalnya uang bekalnya sudah habis. Makanya mereka setiap hari hanya berdiam diri di pantai,” urai Nengah Wika.
Ditanyai terkait ke–11 anak punk itu lolos pemeriksaan di Pelabuhan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana, Nengah Wika mengakui bahwa mereka melewati ‘jalur tikus’. Sehingga berhasil lolos dari pemeriksaan, baru setelah itu menumpang truk hingga ke Kuta dan setiap harinya tidur di seputaran pantai. “Yang kami amankan ini sudah ada beberapa yang pernah kami tangkap. Ada juga muka baru, kami data mereka untuk kemudian dipulangkan melalui dinas sosial karena tidak ada identitas,” urainya.
Nengah Wika juga mengakui bahwa tindakan pemulangan terhadap ke–11 anak punk ini karena tidak diinginkan terjadi hal yang buruk di kawasan Kuta. Apalagi, mereka tidak mengantongi identitas. “Kami melakukan tindakan pencegahan. Kami tidak ingin ada hal yang tidak baik terjadi. Apalagi, mereka ini sudah tidak ada uang, tidak ada identitas. Makanya kami amankan,” tandas Nengah Wika. *dar
1
Komentar