31 Subak Abian Digelontor 137.500 Bibit Kakao Super
Pemkab Jembrana bersama pemerintah pusat memberikan bantuan sebanyak 137.500 bibit kakao super kepada 31 subak abian di 2019 ini.
NEGARA, NusaBali
Puluhan subak abian yang memperoleh bantuan bibit kakao super itu merupakan bagian dari 80 subak abian penghasil kakao yang secara bertahap diprogramkan mendapat sertifikat penghasil fermentasi kakao berkualitas ekspor.
Bantuan 137.500 bibit kakao super kepada 31 subak abian itu diserahkan secara simbolis oleh Bupati Jembrana I Putu Artha, di Balai Serbaguna, Desa Medewi, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Senin (2/9). Selain bibit kakao super, 31 subak abian tersebut juga menerima bantuan 180 ton pupuk organik, 20 ton pupuk NPK. Di samping, itu juga diserahkan sejumlah alat-alat mesin pertanian (alsintan) terkait budidaya kakao, di antaranya berupa 70 unit hand sprayer dan 40 unit alat pemotong rumput kepada 8 subak abian lainnya. Dana bantuan tersebut bersumber dari APBD Jembrana dan APBN.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Wayan Sutama, mengatakan sebenarnya ada seluas 15.144 hekatare lahan potensial budidaya kakao yang tersebar di 80 subak subak abian penghasil kakao dari 148 subak abian se-Jembrana. Dari total 15.144 hekatare itu sementara baru tergarap seluas 6.259 hekatare, dan yang produktif baru seluas 4.281 hektare.
“Selain belum tergarap, juga masih cukup banyak tanaman kakao yang sudah harus diremajakan. Nah, untuk mendorong produksi kakao, termasuk merangsang petani kakao agar lebih semangat melihat peluang kakao Jembrana yang sudah menembus pasar ekspor, pemerintah memberikan bantuan,” ujarnya.
Menurut Sutama, secara bertahap sejumlah subak abian penghasil kakao lainnya juga akan diberikan bantuan serupa. Begitu juga diprogramkan sertifikasi kakao di 80 subak penghasil kakao se-Jembrana, dengan harapan ke depannya produksi kakao berkualitas ekspor dapat menembus 3.000 ton per tahun. Dari catatan tahun 2018, sudah ada 41 subak abian yang tersertifikasi, dan diprogramkan naik menjadi 51 subak abian sampai akhir 2019 nanti. “Kami harap nanti 80 subak penghasil kakao, semuanya tersertifikasi. Apalagi pasar sangat luas, dan sangat menjanjikan,” ucapnya.
Bupati Artha menyambut baik program Kakao Lestari dalam upaya mensertifikasi kakao Jembrana yang telah berlangsung sejak 8 tahun lalu. “Dengan luasan lahan kakao di Jembrana yang tidak seluas daerah lainnya, namun Kabupaten Jembrana mampu mewujudkan kebun-kebun kakao yang bersertifikasi yang mampu menghasilkan produk kakao fermentasi dengan kualitas internasional,” kata Bupati Artha. *ode
Puluhan subak abian yang memperoleh bantuan bibit kakao super itu merupakan bagian dari 80 subak abian penghasil kakao yang secara bertahap diprogramkan mendapat sertifikat penghasil fermentasi kakao berkualitas ekspor.
Bantuan 137.500 bibit kakao super kepada 31 subak abian itu diserahkan secara simbolis oleh Bupati Jembrana I Putu Artha, di Balai Serbaguna, Desa Medewi, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Senin (2/9). Selain bibit kakao super, 31 subak abian tersebut juga menerima bantuan 180 ton pupuk organik, 20 ton pupuk NPK. Di samping, itu juga diserahkan sejumlah alat-alat mesin pertanian (alsintan) terkait budidaya kakao, di antaranya berupa 70 unit hand sprayer dan 40 unit alat pemotong rumput kepada 8 subak abian lainnya. Dana bantuan tersebut bersumber dari APBD Jembrana dan APBN.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Wayan Sutama, mengatakan sebenarnya ada seluas 15.144 hekatare lahan potensial budidaya kakao yang tersebar di 80 subak subak abian penghasil kakao dari 148 subak abian se-Jembrana. Dari total 15.144 hekatare itu sementara baru tergarap seluas 6.259 hekatare, dan yang produktif baru seluas 4.281 hektare.
“Selain belum tergarap, juga masih cukup banyak tanaman kakao yang sudah harus diremajakan. Nah, untuk mendorong produksi kakao, termasuk merangsang petani kakao agar lebih semangat melihat peluang kakao Jembrana yang sudah menembus pasar ekspor, pemerintah memberikan bantuan,” ujarnya.
Menurut Sutama, secara bertahap sejumlah subak abian penghasil kakao lainnya juga akan diberikan bantuan serupa. Begitu juga diprogramkan sertifikasi kakao di 80 subak penghasil kakao se-Jembrana, dengan harapan ke depannya produksi kakao berkualitas ekspor dapat menembus 3.000 ton per tahun. Dari catatan tahun 2018, sudah ada 41 subak abian yang tersertifikasi, dan diprogramkan naik menjadi 51 subak abian sampai akhir 2019 nanti. “Kami harap nanti 80 subak penghasil kakao, semuanya tersertifikasi. Apalagi pasar sangat luas, dan sangat menjanjikan,” ucapnya.
Bupati Artha menyambut baik program Kakao Lestari dalam upaya mensertifikasi kakao Jembrana yang telah berlangsung sejak 8 tahun lalu. “Dengan luasan lahan kakao di Jembrana yang tidak seluas daerah lainnya, namun Kabupaten Jembrana mampu mewujudkan kebun-kebun kakao yang bersertifikasi yang mampu menghasilkan produk kakao fermentasi dengan kualitas internasional,” kata Bupati Artha. *ode
Komentar