Diduga Serangan Jantung, Dua Sopir Meninggal
Dua sopir dilaporkan meninggal di dalam kendaraannya. Masing-masing sopir bus Gunung Harta DK 9161 GH, Moh Yamin, 50, dan sopir truk DK 8711 WA, Suyatmoko, 49.
NEGARA, NusaBali
Kedua sopir itu meninggal diduga akibat serangan jantung saat beristirahat di dalam kendaraannya. Sopir bus Gunung Harta DK 9161 GH, Moh Yamin didapatkan telah meninggal dunia ketika hendak dibangunkan sesampai di kantor Gunung Harta, Jalan Ngurah Rai, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Negara, Jembrana, Rabu (29/6) sekitar pukul 17.45 Wita. Sebelum ditemukan meninggal, Moh Yamin beristirahat di belakang bus setiba dari kantor Gunung Harta di Tabanan sekitar pukul 14.00 Wita. Setelah istirahat rencananya melanjutkan perjalanan ke Jogjakarta.
Selama beberapa jam perjalanan, korban sempat mengeluhkan mengantuk dan pilih istirahat di Jembrana. Kernet I Kadek Sugias, 41, kemudian membangunkan korban. Namun korban tak kunjung terjaga. Curiga dengan kondisi sopir, kernet asal Lingkungan Asri, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya ini langsung menghubungi istri korban, Norma Suci Dwi Widiawati. Ketika itu, Norma menunggu suaminya di Lapangan Umum Negara, seberang Kantor Camat Negara.
Norma pun kemudian ke kantor Gunung Harta di Negara dan membangun suaminya. Namun tak ada reaksi sehingga dibawa ke UGD RSUD Negara. Sesampai di UGD, korban dipastikan telah meninggal dunia. Pihak keluarga menolak otopsi karena menduga korban mengalami serangan jantung. “Kelurga sudah mengiklaskan, sehingga jenazah langsung kami serahkan,” ujar Kasat Reskrim Polres Jembrana, AKP I Gusti Made Sudarma Putra, Kamis (30/6).
Sementara korban kedua, Suyatmoko, ini ditemukan telah meninggal dunia di dalam truknya yang terparkir di SPBU Banjar Sumbersari, Desa Melaya, Kecamatan Melaya, Kamis kemarin sekitar pukul 06.00 Wita. Sebelum diketahui sudah tidak bernyawa, korban yang mengajak kernet, Adi Waluyo, 48, dari Desa Tunggal Pager, Kecamatan Pungging, Mojokerto, Jawa Timur ini, diketahui memang sempat menumpang parkir untuk beristriharat di SPBU, Rabu malam sekitar pukul 22.30 Wita.
Saat sopir istirahat, kernet pilih beritirahat di emperan bangunan toko di areal SPBU. Sedangkan korban, sendirian tidur di dalam truk. Ketika bangun pagi, kernet berusaha membangunkan korban untuk diajak melanjutkan perjalanan menuju Denpasar. Namun, korban tidak merespon dan dicurigasi memang telah meninggal dunia. Karena itu, saksi langsung mengabarkan kepada pihak SPBU setempat yang melajutkan ke polisi untuk membawa korban ke UGD RSUD Negara. Saat tiba di RS, korban dipastikan telah meninggal dunia.
Dari kejadian kedua tersebut, menurut AKP Sudarma Putra, pihak keluarga telah menjemput jenazah korban. Pihak keluarga menggikhlaskan dan menolak otopsi. Sebelum memutuskan bersitirahat malam itu, sewaktu berangkat dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Rabu siang sekitar pukul 12.00 Wita, korban diketahui sempat mengeluhkan sakit perut. Meski demikian, sopir asal Desa Kalipuro, Kecamatan Pungging, Mojokerto, Jawa Timur (Jatim) memutuskan tetap melanjutkan perjalanan. “Dugaan serangan jantung. Tidak ada tanda-tanda kekerasan,” ujarnya. 7 ode
Kedua sopir itu meninggal diduga akibat serangan jantung saat beristirahat di dalam kendaraannya. Sopir bus Gunung Harta DK 9161 GH, Moh Yamin didapatkan telah meninggal dunia ketika hendak dibangunkan sesampai di kantor Gunung Harta, Jalan Ngurah Rai, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Negara, Jembrana, Rabu (29/6) sekitar pukul 17.45 Wita. Sebelum ditemukan meninggal, Moh Yamin beristirahat di belakang bus setiba dari kantor Gunung Harta di Tabanan sekitar pukul 14.00 Wita. Setelah istirahat rencananya melanjutkan perjalanan ke Jogjakarta.
Selama beberapa jam perjalanan, korban sempat mengeluhkan mengantuk dan pilih istirahat di Jembrana. Kernet I Kadek Sugias, 41, kemudian membangunkan korban. Namun korban tak kunjung terjaga. Curiga dengan kondisi sopir, kernet asal Lingkungan Asri, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya ini langsung menghubungi istri korban, Norma Suci Dwi Widiawati. Ketika itu, Norma menunggu suaminya di Lapangan Umum Negara, seberang Kantor Camat Negara.
Norma pun kemudian ke kantor Gunung Harta di Negara dan membangun suaminya. Namun tak ada reaksi sehingga dibawa ke UGD RSUD Negara. Sesampai di UGD, korban dipastikan telah meninggal dunia. Pihak keluarga menolak otopsi karena menduga korban mengalami serangan jantung. “Kelurga sudah mengiklaskan, sehingga jenazah langsung kami serahkan,” ujar Kasat Reskrim Polres Jembrana, AKP I Gusti Made Sudarma Putra, Kamis (30/6).
Sementara korban kedua, Suyatmoko, ini ditemukan telah meninggal dunia di dalam truknya yang terparkir di SPBU Banjar Sumbersari, Desa Melaya, Kecamatan Melaya, Kamis kemarin sekitar pukul 06.00 Wita. Sebelum diketahui sudah tidak bernyawa, korban yang mengajak kernet, Adi Waluyo, 48, dari Desa Tunggal Pager, Kecamatan Pungging, Mojokerto, Jawa Timur ini, diketahui memang sempat menumpang parkir untuk beristriharat di SPBU, Rabu malam sekitar pukul 22.30 Wita.
Saat sopir istirahat, kernet pilih beritirahat di emperan bangunan toko di areal SPBU. Sedangkan korban, sendirian tidur di dalam truk. Ketika bangun pagi, kernet berusaha membangunkan korban untuk diajak melanjutkan perjalanan menuju Denpasar. Namun, korban tidak merespon dan dicurigasi memang telah meninggal dunia. Karena itu, saksi langsung mengabarkan kepada pihak SPBU setempat yang melajutkan ke polisi untuk membawa korban ke UGD RSUD Negara. Saat tiba di RS, korban dipastikan telah meninggal dunia.
Dari kejadian kedua tersebut, menurut AKP Sudarma Putra, pihak keluarga telah menjemput jenazah korban. Pihak keluarga menggikhlaskan dan menolak otopsi. Sebelum memutuskan bersitirahat malam itu, sewaktu berangkat dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Rabu siang sekitar pukul 12.00 Wita, korban diketahui sempat mengeluhkan sakit perut. Meski demikian, sopir asal Desa Kalipuro, Kecamatan Pungging, Mojokerto, Jawa Timur (Jatim) memutuskan tetap melanjutkan perjalanan. “Dugaan serangan jantung. Tidak ada tanda-tanda kekerasan,” ujarnya. 7 ode
1
Komentar