Jalan Usaha Tani Subak Penida Dinilai Buruk
TPK Desa Tembuku mengatakan tidak ada masalah administrasi maupun pekerjaan
Masyarakat pertanyakan kualitas pembetonan jalan usaha tani di Subak Penida, Banjar Penida Kelod, Desa/Kecamatan Tembuku, Bangli.
BANGLI, NusaBali
Rabar beton dengan anggaran Rp 233.486.500 bersumber dari APBDes tahun 2019 itu dinilai buruk. Alasannya, pasir mulai keluar padahal umur jalan yang juga menuju Pura Masceti itu baru berumur satu bulan.
Pantauan di lokasi, rabat beton jalan usaha tani tersebut masih terlihat baru. Papan kegiatan masih terpasang rapi. Hanya saja di beberapa titik badan jalan seperti ditambal. Badan jalan yang lebarnya sekitar 2 meter mulai terkikis, pasirnya keluar. “Jalan ini baru selesai dikerjakan sebulan lalu. Tapi hasil kerjanya seperti ini,” keluh warga setempat, Minggu (8/9). Diakui, krama subak tidak terlibat saat pengerjaan. “Pekerjaan secara swakelola, tapi krama subak tidak ikut membantu mengerjakan jalan ini,” imbuhnya.
Tim Pengelola Kegiatan (TPK) Made Murjana saat dikonfirmasi mengatakan, rabat beton jalan usaha tani di Banjar Penida Kelod berdasarkan usulan dari dusun. Kegiatan dikerjakan secara swakeloa dengan mempekerjakan rumah tangga miskin dan pengangguran yang ada di Desa Tembuku. “Di awal kegiatan krama subak sempat gotong royong,” jelasnya. Menurut Made Murjana, dinas terkait sempat turun ke lapangan untuk melakukan pemeriksaan terkait pelaksanaan kegiatan rabat beton jalan usaha tani sepanjang 129,20 meter persegi. “Dari instansi terkait sudah sempat turun. Tidak ada masalah dengan administrasi maupun hasil pekerjaan,” sebutnya.
Ditambahkan, pengawasan pekerjaan langsung dari masyarakat juga dari Babinsa dan Babinkantibmas. Terkait bekas tambalan di sejumlah titik, Made Murjana mengatakan saat pengerjaan rabat beton diganggu anjing. “Keringnya belum bagus diinjak anjing sehingga menyisakan lubang, maka lubang tersebut ditambal,” sambungnya. Terkait pasir mulai lepas, dalihnya karena cuaca panas sehingga daya rekatnya kurang. Kegiatan ini masih dalam tahap pemeliharaan. *esa
Pantauan di lokasi, rabat beton jalan usaha tani tersebut masih terlihat baru. Papan kegiatan masih terpasang rapi. Hanya saja di beberapa titik badan jalan seperti ditambal. Badan jalan yang lebarnya sekitar 2 meter mulai terkikis, pasirnya keluar. “Jalan ini baru selesai dikerjakan sebulan lalu. Tapi hasil kerjanya seperti ini,” keluh warga setempat, Minggu (8/9). Diakui, krama subak tidak terlibat saat pengerjaan. “Pekerjaan secara swakelola, tapi krama subak tidak ikut membantu mengerjakan jalan ini,” imbuhnya.
Tim Pengelola Kegiatan (TPK) Made Murjana saat dikonfirmasi mengatakan, rabat beton jalan usaha tani di Banjar Penida Kelod berdasarkan usulan dari dusun. Kegiatan dikerjakan secara swakeloa dengan mempekerjakan rumah tangga miskin dan pengangguran yang ada di Desa Tembuku. “Di awal kegiatan krama subak sempat gotong royong,” jelasnya. Menurut Made Murjana, dinas terkait sempat turun ke lapangan untuk melakukan pemeriksaan terkait pelaksanaan kegiatan rabat beton jalan usaha tani sepanjang 129,20 meter persegi. “Dari instansi terkait sudah sempat turun. Tidak ada masalah dengan administrasi maupun hasil pekerjaan,” sebutnya.
Ditambahkan, pengawasan pekerjaan langsung dari masyarakat juga dari Babinsa dan Babinkantibmas. Terkait bekas tambalan di sejumlah titik, Made Murjana mengatakan saat pengerjaan rabat beton diganggu anjing. “Keringnya belum bagus diinjak anjing sehingga menyisakan lubang, maka lubang tersebut ditambal,” sambungnya. Terkait pasir mulai lepas, dalihnya karena cuaca panas sehingga daya rekatnya kurang. Kegiatan ini masih dalam tahap pemeliharaan. *esa
1
Komentar