Acara Semrawut, Panitia Panen Keluhan
Acara yang digelar GOW banyak terganggu. Saat akan lomba berbusana nasional, ibu-ibu peserta harus mengangkat gong.
Rapat Evaluasi HUT Amlapura
AMLAPURA, NusaBali
Rapat evaluasi pelaksanaan HUT Amlapura yang berlangsung pada 9–23 Juni, mengemuka berbagai masalah. Terutama menyangkut teknis pelaksanaan yang tumpang tindih. Akibatnya banyak acara berlangsung semrawut. Beberapa institusi yang mengisi acara mengungkapkan persoalan yang dialaminya di rapat evaluasi HUT Kota Amlapura di wantilan kantor bupati Karangasem, Jumat (1/7).
Wakil Bupati Karangasem I Wayan Artadipa didampingi Asisten III I Wayan Supandi dan Ketua Panitia I Ketut Arta Sedana mengakui hal itu.
Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Karangasem Ida Ayu Ratih Ratna Dewi, yang paling banyak melontarkan keluhan. Menurutnya, GOW empat kali mengisi acara, keempatnya terganggu. Acara GOW, di antaranya lomba ibu-ibu berbusana nasional, lomba karaoke, lomba tata rias.
Pada lomba ibu-ibu berbusana nasional, di panggung acara diganggu kontes anjing. Sedangkan lomba karaoke diganggu gladi pelantikan 51 perbekel di tempat yang sama. Begitu juga, lomba tata rias juga terganggu acara lain.
“Intinya jadwal acaranya tumpang tindih. Masak ibu-ibu mau lomba berbusana nasional yang telah berdandan cantik, terpaksa mengangkat seperangkat gong, agar acaranya bisa cepat dimulai,” ujar Ida Ayu Ratih Ratna Dewi, yang juga Ketua IWAPI (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia) Cabang Karangasem.
Satu hal yang menggelikan saat lomba karaoke, para peserta yang telah berdandan siap pentas, mesti menunggu agar anjing-anjing di punggung diturunkan. Sebab, sebelumnya ada kontes anjing.
“Saya juga dicomplain anggota, saat puncak HUT Kota Amlapura yang diundang hanya ketua GOW. Padahal GOW membawahi 16 organisasi wanita. Mestinya yang diundang seluruh ketua organisasi wanita,” tambahnya.
Ketua Listibiya Karangasem Ida Wayan Oka Adnyana juga protes kepada panitia. Sebab, di acara parade budaya, setiap peserta mengambil waktu atraksi cukup lama. “Masak atraksinya 25 menit hingga 30 menit, sehingga pawai di jalan jaraknya cukup jauh. Ke depan agar diatur atraksi maksimal 10 menit,” tutur seniman dari Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem.
Kadisbudpar Karangasem Wayan Purna juga mengingatkan, terjadi tumpang tindih jadwal. Wakil Bupati Artadipa mengakui terjadi kekacauan selama pelaksanaan HUT Amlapura. “Kalau durasi waktu tidak bisa diatur, jangan dipaksakan. Tahun depan harus lebih baik,” pinta Artadipa.
Ketua Panitia I Ketut Arta Sedana mengakui, jadwal acara begitu padat, dan sulit mengatur selesainya tiap acara. Sebab, Festival Karangasem HUT Kota Amlapura dan Pra PKB jadi satu tempat.
Bahkan Kabag Operaional Polres Karangasem Kompol I Wayan Sudita mengaku kecewa, selama pelaksana ada stand menjual minuman tuak dan arak, serta terjadi kehilangan sebuah sepeda motor, milik pengunjung. 7 k16
1
Komentar