Jokowi Diminta Bangun Istana di Papua
Selidiki kasus ular, Polda Jatim tak dapat akses masuk asrama mahasiswa Papua
JAKARTA, NusaBali
Tokoh-tokoh Papua diundang Presiden Jokowi ke Istana. Mereka menyampaikan aspirasi di depan Jokowi. Salah satunya adalah meminta pembangunan Istana Kepresidenan di tanah Papua.
"Yang terakhir, yang kesepuluh, adalah membangun Istana Presiden RI di Papua, di Ibu Kota Provinsi Papua, di Kota Jayapura," kata Ketua Rombongan Tokoh-tokoh Papua, Abisai Rollo, di Istana Kepresidenan, Selasa (10/9).
Abisai tak sekadar meminta. Dia menyumbangkan tanah 10 hektare untuk pembangunan Istana Presiden tersebut.
"Sehingga perjalanan ke Papua diubah dari berkunjung ke Papua menjadi berkantor ke Papua," kata Abisai yang juga Ketua DPRD Kota Jayapura ini.
Abisai juga meminta generasi muda Papua tidak dihukum, melainkan dibina. "Kami berharap dengan keserasian investasi di bidang sumber daya manusia, supaya stigma negatif tidak dirasakan kepada kami," kata Abisai seperti dilansir cnnindonesia.
Ondoafi (Kepala Suku) Skouw ini menilai pembangunan sumber daya manusia Papua lebih penting ketimbang pembagian sumber daya alam Papua. Sumber daya alam Papua bisa habis, namun sumber daya manusia adalah bekal yang sangat berharga bagi masa depan. Pendidikan untuk generasi muda menjadi hal yang penting.
"Generasi muda kami memiliki masa depan dan mereka tidak pernah melupakan sejarah bangsa yang besar ini, di mana Papua menjadi elemen penting dalam keberagaman Indonesia," kata Abisai.
Politikus Golkar itu sempat menjadi Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma'ruf Kota Jayapura dalam Pilpres 2019. Dalam kesempatan itu Abisai menegaskan bahwa Papua bagian dari wilayah Indonesia.
"Saya asli Kota Jayapura, dan kita Indonesia. Kita NKRI harga mati," ujarnya.
Dalam pertemuan tersebut Jokowi mengabulkan satu persatu aspirasi mereka. Ia juga mengungkap kedatangannya ke Papua sekaligus ingin meresmikan Jembatan Holtekamp.
"Saya ingin meresmikan jembatan Holtekamp secepatnya," katanya.
Tak hanya itu, Jokowi juga ingin mengecek proyek-proyek infrastruktur di Tanah Papua.
"Dan mengecek jalan-jalan trans Papua yang sudah dibangun Kemen-PUPR yang sudah diresmikan," terang Jokowi.
Polda Jawa Timur hingga kini mengaku belum bisa mengusut dugaan teror pelemparan ular di Asrama Mahasiswa Papua, Surabaya. Para penghuni asrama disebut masih belum memperkenankan polisi untuk masuk.
Kapolda Jatim Irjen Luki Hermawan mengatakan pihaknya bahkan hingga saat ini belum bisa berkomunikasi dengan para penghuni. Akibatnya olah TKP di lokasi kejadian terhambat.
"Sedang diselidiki karena kami masih mau masuk dari kemarin untuk mengolah TKP. Kami ingin tahu yang kasus sebenarnya, tapi kami tidak bisa masuk ke asrama," ujarnya Luki, di Mapolda Jatim, Selasa (10/9).
Sebelumnya, pada pukul 04.19 WIB Senin (9/9), para mahasiswa di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya, dikagetkan dengan aksi pelemparan sejumlah ular ke dalam asrama.
Yoab menuturkan sedikitnya ada empat ekor ular yang dilempar ke dalam asrama. Yang pertama adalah seekor ular berjenis piton, di dalam karung beras ukuran 15 kilogram. Lalu ada tiga ular lainnya, berada di dalam karung kain. *
"Yang terakhir, yang kesepuluh, adalah membangun Istana Presiden RI di Papua, di Ibu Kota Provinsi Papua, di Kota Jayapura," kata Ketua Rombongan Tokoh-tokoh Papua, Abisai Rollo, di Istana Kepresidenan, Selasa (10/9).
Abisai tak sekadar meminta. Dia menyumbangkan tanah 10 hektare untuk pembangunan Istana Presiden tersebut.
"Sehingga perjalanan ke Papua diubah dari berkunjung ke Papua menjadi berkantor ke Papua," kata Abisai yang juga Ketua DPRD Kota Jayapura ini.
Abisai juga meminta generasi muda Papua tidak dihukum, melainkan dibina. "Kami berharap dengan keserasian investasi di bidang sumber daya manusia, supaya stigma negatif tidak dirasakan kepada kami," kata Abisai seperti dilansir cnnindonesia.
Ondoafi (Kepala Suku) Skouw ini menilai pembangunan sumber daya manusia Papua lebih penting ketimbang pembagian sumber daya alam Papua. Sumber daya alam Papua bisa habis, namun sumber daya manusia adalah bekal yang sangat berharga bagi masa depan. Pendidikan untuk generasi muda menjadi hal yang penting.
"Generasi muda kami memiliki masa depan dan mereka tidak pernah melupakan sejarah bangsa yang besar ini, di mana Papua menjadi elemen penting dalam keberagaman Indonesia," kata Abisai.
Politikus Golkar itu sempat menjadi Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma'ruf Kota Jayapura dalam Pilpres 2019. Dalam kesempatan itu Abisai menegaskan bahwa Papua bagian dari wilayah Indonesia.
"Saya asli Kota Jayapura, dan kita Indonesia. Kita NKRI harga mati," ujarnya.
Dalam pertemuan tersebut Jokowi mengabulkan satu persatu aspirasi mereka. Ia juga mengungkap kedatangannya ke Papua sekaligus ingin meresmikan Jembatan Holtekamp.
"Saya ingin meresmikan jembatan Holtekamp secepatnya," katanya.
Tak hanya itu, Jokowi juga ingin mengecek proyek-proyek infrastruktur di Tanah Papua.
"Dan mengecek jalan-jalan trans Papua yang sudah dibangun Kemen-PUPR yang sudah diresmikan," terang Jokowi.
Polda Jawa Timur hingga kini mengaku belum bisa mengusut dugaan teror pelemparan ular di Asrama Mahasiswa Papua, Surabaya. Para penghuni asrama disebut masih belum memperkenankan polisi untuk masuk.
Kapolda Jatim Irjen Luki Hermawan mengatakan pihaknya bahkan hingga saat ini belum bisa berkomunikasi dengan para penghuni. Akibatnya olah TKP di lokasi kejadian terhambat.
"Sedang diselidiki karena kami masih mau masuk dari kemarin untuk mengolah TKP. Kami ingin tahu yang kasus sebenarnya, tapi kami tidak bisa masuk ke asrama," ujarnya Luki, di Mapolda Jatim, Selasa (10/9).
Sebelumnya, pada pukul 04.19 WIB Senin (9/9), para mahasiswa di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya, dikagetkan dengan aksi pelemparan sejumlah ular ke dalam asrama.
Yoab menuturkan sedikitnya ada empat ekor ular yang dilempar ke dalam asrama. Yang pertama adalah seekor ular berjenis piton, di dalam karung beras ukuran 15 kilogram. Lalu ada tiga ular lainnya, berada di dalam karung kain. *
Komentar