Sekolah Negeri di Desa Kurang Murid
SMPN 3 ABiansemal menyiapkan kuota untuk 448 orang dengan 14 rombel. Sedangkan SMPN 3 Petang yang berlokasi di Desa Belok, hanya 72 siswa dengan dua rombel.
MANGUPURA, NusaBali
Perankingan penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2016/2017 tingkat sekolah menengah pertama (SMP) se-Kabupaten Badung dilakukan serentak, Jumat (1/7). Proses perankingan berpusat di SMPN 2 Kuta Utara di Banjar Tegeh, Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara.
Sekolah dengan penyediaan kuota tergemuk pada PPDB tahun ini yakni SMPN 3 Abiansemal. Sekolah ini menyiapkan kuota 448 orang dengan 14 rombongan belajar (rombel). Sedangkan sekolah dengan kuota paling sedikit adalah di SMPN 3 Petang, yakni hanya 72 siswa dengan dua rombel. Di SMPN 3 Petang ini, PPDB jalur prestasi maupun miskin juga sepi.
Dari data yang dihimpun, dua jalur tersebut hingga kemarin belum terisi. Padahal bila merujuk aturan harusnya jalur prestasi terisi minimal 20 persen, jalur miskin 20 persen, sisanya 60 persen jalur NUN (nilai ujian nasional).
“Iya karena sedikit peminatnya di sana (wilayah Petang, Red). Untuk kuota jalur biasa saja susah nyari siswa. Malah kadang kuotanya tidak terpenuhi,” tutur Kepala Seksi (Kasi) Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Badung I Nyoman Nuryantara saat memantau jalannya perankingan di SMPN2 Kuta Utara, Jumat kemarin.
Pada sebuah papan berisi rekapitulasi PPDB SMP Kabupaten Badung tahun ajaran 2016/2017, dua sekolah lainnya juga masih kosong PPDB jalur prestasi dan miskin, yaitu SMPN 2 Petang dan SMPN 4 Petang. Sehingga total sekolah yang relatif sepi untuk jalur prestasi dan miskin di Badung ada 3 sekolah.
Ditanya alasan kenapa kosong? Nuryantara mengaku alasannya tak jauh berbeda, sebab jumlah siswa yang mendaftar sedikit.
Kondisi berbeda terjadi di SMPN 1 Petang. Sekolah tersebut menjadi sekolah di Petang yang menyiapkan kuota terbanyak. Tercatat kuota yang dipersiapkan adalah 288 siswa dengan 8 rombel. Malah di SMPN 1 Petang seluruh jalur terisi, dengan perincian prestasi dengan 25 kursi, jalur miskin 58 kursi, dan jalur NUN sebanyak 205 kursi.
Bagaimana dengan perankingan berdasar nilai tertinggi dan nilai terendah? Menurut Nuryantara, hingga sore kemarin masih berproses. Di SMPN 1 Kuta Utara, contoh nilai terendah adalah 456,0 dan nilai tertinggi 485,5. Sementara di SMPN 2 Kuta Utara nilai terendahnya 458,0 dan nilai tertinginya 483,5.
Dikatakannya, pada tahun ajaran 2016/2017, sekolah-sekolah di Badung diserbu pelajar dari luar daerah. “Dari data kami yang dari Badung ke luar Badung lebih sedikit, yakni 296 siswa. Tapi yang mau sekolah ke Badung lebih banyak, yakni 398,” ungkapnya. Nuryantara menyebut siswa pindahan itu dominan dari Kota Denpasar dan beberapa ada juga dari luar Bali.
Selesai perankingan, pengumuman secara resmi akan dilakukan serentak pada 4 Juli 2016 mendatang. Adapun jumlah SMP negeri di Badung sebanyak 22 sekolah.
Secara terpisah Kepala SMPN 3 Petang Ketut Sueta membenarkan sedikitnya pendaftar di sekolahnya, sehingga untuk penentuan apakah siswa diterima menurut jalur prestasi atau miskin, masih belum dapat dilakukan. Maklum saja, ujarnya, SMPN 3 Petang berada di Desa Belok, desa terujung di Badung Utara, berbatasan langsung dengan Kintamani, Kabupaten Bangli, maupun Singaraja, Kabupaten Buleleng. “Untuk membuka 3 rombel sebetulnya kami siap. Tapi karena jumlah pendaftar sedikit, jadi sekarang kami bisa buka dua rombel,” akunya.
“Di sekolah tidak sama dengan sekolah favorit. Kalau di sekolah favorit bisa lebih yang mendaftar dari kuota yang disediakan, sehingga bisa menentukan jalur prestasi berapa dan jalur miskin berapa. Jadi saat ini kami masih menggunakan jalur umum (NUN),” imbuh Sueta.
Namun bukan berarti jalur prestasi dan miskin tidak disiapkan oleh pihak sekolah. Menurut Sueta, bila nanti proses penerimaan selesai, barulah sekolah dapat menentukan apakah siswa masuk kategori miskin atau tidak. Bila iya maka otomatis masuk dalam jalur miskin. “Bisa lebih dari 20 persen siswa miskin. Datanya kami masih menunggu dari desa,” tandasnya. 7 asa
Komentar