Stand di Porprov Bali Belum Dilengkapi Tulisan Aksara Bali
Seluruh stand pedagang yang terlibat di gelaran Porprov Bali XIV 2019 di GOR Debes Banjar Gerokgak Gede, Desa Delod Peken, Kecamatan/Kabupaten Tabanan, belum dilengkapi tulisan aksara Bali.
TABANAN, NusaBali
Padahal tema dari Porprov Bali adalah Sport Tourism and Culture. Di samping itu sesuai instruksi Gubernur Bali, papan nama instansi maupun swasta harus dilengkapi tulisan aksara Bali.
Pantauan di lapangan lebih dari 20 stand pedagang mulai dari stand kuliner hingga busana, tidak satu pun yang papan namanya dilengkapi tulisan aksara Bali. Menurut pedagang, stand yang ditempati itu sudah disiapkan panitia. Sehingga pedagang tinggal menempati dan membayar sewa. “Itu (tulisan aksara Bali) tidak tahu karena stand bukan kami yang buat,” ujar salah satu pedagang yang menolak namanya ditulis di media.
Terkait hal itu, Ketua KONI Tabanan Dewa Gede Ary Wirawan mengatakan untuk stand dibuat langsung oleh event organizer (EO) yang diajak bekerja sama. “Itu (stand) dibuat oleh EO langsung untuk pedagang yang sudah terdaftar,” ucapnya, Selasa (10/9).
Disinggsung apakah tidak disampaikan kepada EO untuk melengkapi dengan tulisan aksara Bali? Ary Wirawan mengaku lupa untuk memberitahukan hal tersebut. “Nah itu lupa,” imbuhnya.
Seperti diketahui Porprov Bali XIV 2019 stand kuliner dan upacara pembukaan dihandle oleh EO. Sementara di sisi lain sejumlah dagang yang berdekatan dengan gedung pertandingan di bagian selatan, mengeluh karena tempat berjualan tidak strategis. Tempat saat ini menghadap ke selatan, pedagang menganggap membelakangi GOR. Bahkan karena sepi dua pedagang kuliner khas Tabanan Entil Pupuan dan Warung Mak Mao, kabur.
Salah seorang pedagang Belayag Jidekoh Sagung Alit mengatakan kemungkinan salah set penempatan. Sehingga stand yang di bagian selatan sepi pembeli. Kalau ada pertandingan di gedung baru ada yang belanja. Namun kalau tidak ada, sepi pembeli. “Pukul 10.00 Wita belum dapat pegarus,” katanya.
Biasanya jika ada event, kuliner Entil Pupuan, Blayag Jidekoh pasti dicari pembeli. “Sekarang banyak yang tidak lihat, karena stand menghadap ke selatan tidak ke arah pertandingan maupun ke arah trotoar,” tegasnya. *des
Pantauan di lapangan lebih dari 20 stand pedagang mulai dari stand kuliner hingga busana, tidak satu pun yang papan namanya dilengkapi tulisan aksara Bali. Menurut pedagang, stand yang ditempati itu sudah disiapkan panitia. Sehingga pedagang tinggal menempati dan membayar sewa. “Itu (tulisan aksara Bali) tidak tahu karena stand bukan kami yang buat,” ujar salah satu pedagang yang menolak namanya ditulis di media.
Terkait hal itu, Ketua KONI Tabanan Dewa Gede Ary Wirawan mengatakan untuk stand dibuat langsung oleh event organizer (EO) yang diajak bekerja sama. “Itu (stand) dibuat oleh EO langsung untuk pedagang yang sudah terdaftar,” ucapnya, Selasa (10/9).
Disinggsung apakah tidak disampaikan kepada EO untuk melengkapi dengan tulisan aksara Bali? Ary Wirawan mengaku lupa untuk memberitahukan hal tersebut. “Nah itu lupa,” imbuhnya.
Seperti diketahui Porprov Bali XIV 2019 stand kuliner dan upacara pembukaan dihandle oleh EO. Sementara di sisi lain sejumlah dagang yang berdekatan dengan gedung pertandingan di bagian selatan, mengeluh karena tempat berjualan tidak strategis. Tempat saat ini menghadap ke selatan, pedagang menganggap membelakangi GOR. Bahkan karena sepi dua pedagang kuliner khas Tabanan Entil Pupuan dan Warung Mak Mao, kabur.
Salah seorang pedagang Belayag Jidekoh Sagung Alit mengatakan kemungkinan salah set penempatan. Sehingga stand yang di bagian selatan sepi pembeli. Kalau ada pertandingan di gedung baru ada yang belanja. Namun kalau tidak ada, sepi pembeli. “Pukul 10.00 Wita belum dapat pegarus,” katanya.
Biasanya jika ada event, kuliner Entil Pupuan, Blayag Jidekoh pasti dicari pembeli. “Sekarang banyak yang tidak lihat, karena stand menghadap ke selatan tidak ke arah pertandingan maupun ke arah trotoar,” tegasnya. *des
1
Komentar