TPA Liar di Jalur Cempaga-Kubu
Jalur Cempaga-Kubu, tepatnya di Lingkungan Brahmana Bukit, Kelurahan Cempaga, Bangli mendadak jadi tempat pembuang akhir (TPA) liar.
BANGLI, NusaBali
Lahan kosong di lokasi tersebut dijadikan tempat pembuangan sampah oleh oknum tak bertanggungjawab. Jika terus dijadikan TPA liar maka tumpukan sampah menebarkan bau busuk. Jalur utama menuju Objek Wisata Desa Penglipuran, Kelurahan Kubu, Bangli terkesan kumuh.
Plt Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bangli, Gusti Laksana mengaku belum mengetahui pelaku pembuang sampah di jalur Cempaga-Kubu. Namun dia mengaku mendengar informasi pemilik lahan bermaksud melakukan pengurukan. “Lokasinya seperti jurang, pemilik bermaksud menguruk lahan. Di jalur itu sempat ada pengerukan tanah. Kami akan cek tumpukan sampah di lokasi itu,” janji Gusti Laksana, Selasa (10/9).
Ditegaskan, ada larangan menguruk lahan dengan sampah. Sebab tumpukan sampah akan menghasilkan gas metan yang mudah terbakar. Tumpukan sampah juga menimbulkan polusi udara. “Lokasinya berada di jalur menuju Objek Wisata Penglipuran, tentu akan berimbas kurang bagus di mata wisatawan,” sebutnya. Gusti Laksana menegaskan, sampah tidak bisa dibuang begitu saja, harus dikelola. “Sudah ada TPA untuk pengelolaan sampah,” terang Gusti Laksana. *esa
Lahan kosong di lokasi tersebut dijadikan tempat pembuangan sampah oleh oknum tak bertanggungjawab. Jika terus dijadikan TPA liar maka tumpukan sampah menebarkan bau busuk. Jalur utama menuju Objek Wisata Desa Penglipuran, Kelurahan Kubu, Bangli terkesan kumuh.
Plt Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bangli, Gusti Laksana mengaku belum mengetahui pelaku pembuang sampah di jalur Cempaga-Kubu. Namun dia mengaku mendengar informasi pemilik lahan bermaksud melakukan pengurukan. “Lokasinya seperti jurang, pemilik bermaksud menguruk lahan. Di jalur itu sempat ada pengerukan tanah. Kami akan cek tumpukan sampah di lokasi itu,” janji Gusti Laksana, Selasa (10/9).
Ditegaskan, ada larangan menguruk lahan dengan sampah. Sebab tumpukan sampah akan menghasilkan gas metan yang mudah terbakar. Tumpukan sampah juga menimbulkan polusi udara. “Lokasinya berada di jalur menuju Objek Wisata Penglipuran, tentu akan berimbas kurang bagus di mata wisatawan,” sebutnya. Gusti Laksana menegaskan, sampah tidak bisa dibuang begitu saja, harus dikelola. “Sudah ada TPA untuk pengelolaan sampah,” terang Gusti Laksana. *esa
1
Komentar