Galeri Bhumimi, Sasaran Pecinta Fashion Kebaya dan Endek
Di Galeri Bhumimi Kebaya dan Endek, pengunjung bisa melihat berbagai kreasi busana kebaya dan endek siap pakai yang memiliki beragam model
DENPASAR, NusaBali.com
Dunia fashion memang tidak ada habisnya untuk dibahas. Mulai dari trend, pelaku dunia fashion, hingga gerai-gerai yang menyediakan fashion terkini. Terkhusus bagi masyarakat Bali, fashion terkini bukan hanya terbatas pada trend-trend pakaian ‘gaul’, namun juga kreasi fashion pada busana kebaya dan endek yang digunakan krama Bali di berbagai kesempatan.
Berbagai kreasi busana kebaya dan endek ini dapat dijumpai di Gerai Bhumimi Kebaya & Endek. Gerai yang memiliki tiga outlet yang tersebar di wilayah Denpasar ini dirintis oleh sang pemilik, Ni Putu Mirah Krsnayanthi yang mengambil langsung bahan pembuatan kreasi busananya dari daerah Klungkung.
Berbeda dengan cabang-cabang gerai pada umumnya yang menjual barang sama di setiap outletnya, gerai yang telah dirintis semenjak tahun 2011 ini memiliki konsep yang sedikit berbeda. Perbedaan ini terlihat di setiap outletnya yang berfokus pada genre fashion yang berbeda. Gerai Bhumimi Kebaya yang berlokasi di Jalan Tukad Batanghari IV C No. 10A Dauh Puri Klod Denpasar misalnya, berfokus pada retail fashion kebaya.
Sementara itu, tetangganya, Galeri Endek Bhumimi yang berlokasi di Jalan Tukad Batanghari No. 61, berfokus pada kreasi busana endek jadi. Adapun outlet ketiga Bhumimi yang berlokasi di Jalan Pulau Tarakan No. 21 Dauh Puri Klod Denpasar ini juga menjual fashion kebaya sebagai fokus utamanya.
Di ketiga gerai ini, pengunjung bisa melihat berbagai kreasi busana kebaya dan endek siap pakai yang memiliki beragam model. Terkhusus pada busana endek, di gerai Bhumimi ini pengunjung dapat memilih beragam kreasi endek yang bisa dipakai untuk berbagai kesempatan, mulai dari acara formal hingga kasual. “Kita ingin agar endek ini menjadi fashion yang trendy. Jadi dipakai untuk acara formal bisa, lalu untuk jalan-jalan juga bisa menggunakan yang lebih tidak formal. Kita di sini sambil melestarikan tradisi kita, siapa tahu tenun ikat khas Bali ini makin mendunia lagi,” tutur Mirah.
Dan benar saja, jika berkunjung ke gerai Galeri Endek Bhumimi, dapat dilihat berbagai model yang dijual. Mulai dari dress terusan yang dapat dipadukan dengan jeans panjang, hingga model off shoulder yang juga cocok dipadankan dengan celana pendek.
Meskipun memiliki perbedaan fokus, kedua jenis fashion ini menggunakan sistem penjualan retail, di mana Gerai Bhumimi ini berfokus untuk menjual pakaian jadi alias siap pakai. Dalam hal ini, Mirah berkerja sama dengan rekan yang memproduksi pakaian-pakaian tersebut. “Saya memiliki rekanan yang mengurusi perihal produksi. Saya yang memilih kain, mau yang mana, dibuat dengan model apa, nanti dia yang produksi,” ujar wanita berusia 34 tahun ini.
Gerai Bhumimi ini merupakan salah satu gerai fashion yang menjadi pilihan pecinta fashion dengan budget tidak terlalu besar. Untuk jenis kebaya sendiri, harga dimulai dari angka Rp 50.000 hingga Rp 350.000. Sementara itu, untuk busana yang secara keseluruhannya terbuat dari kain endek memiliki harga yang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan kebaya, yaitu dimulai dari Rp 100.000. “Kita memang tidak menjual terlalu mahal karena fokusnya kami menjual kebaya dengan kualitas bagus dengan harga untuk segmen menengah,” jelas Mirah. *yl
1
Komentar