Friends of Creative Economy Resmi Ditutup
Sejumlah resolusi direncanakan untuk penguatan ekonomi kreatif.
MANGUPURA, NusaBali.com
Acara Friends of Creative Economy (FCE) Meeting 2019 yang diselenggarakan selama dua hari, (2-3/9/2019) di Nusa Dua Bali, Indonesia secara resmi ditutup pada hari kedua. Pertemuan ini dihadiri oleh setidaknya 200 delegasi dari 37 negara yang terdiri atas perwakilan pemerintah, akademisi, masyarakat sipil, media, dan swasta, atau juga disebut penta-helix, serta perwakilan dari UNCTAD dan UNDP. Pertemuan ini merupakan kali yang pertama setelah penyelenggaraan World Conference on Creative Economy (WCCE) pada bulan November tahun 2018.
Dengan mengangkat tema “Reviewing the Implementation of Bali Agenda”, FCE 2019 ini membahas kemajuan dan implementasi Bali Agenda on Creative Economy. Acara ini juga menjadi sesi pertemuan sebelum World Conference on Creative Economy (WCCE) kedua yang akan diselenggarakan di Dubai tahun 2020.
Dalam hari kedua pertemuan ini, sejumlah resolusi ditetapkan untuk menguatkan agenda dalam ekonomi kreatif dunia. Di antaranya, FCE 2019 sepakat untuk mendukung rancangan resolusi Majelis Umum PBB tentang International Year of Creative Economy for Sustainable Development (Tahun Internasional bagi Ekonomi Kreatif untuk Pembangunan Berkelanjutan) 2021. Selain itu, pertemuan ini juga menyepakati pentingnya kolaborasi antara semua pemangku kepentingan terkait dan kebutuhan untuk melembagakan hasil dari FCE. Dalam hal ini, pertemuan juga sepakat untuk menyelenggarakan pertemuan FCE setiap tahun.
Selain resolusi tersebut, beberapa poin penting yang disampaikan dalam pertemuan ini antara lain pengenalan G-CINC oleh Dina Dellyana, sebuah program yang diinisiasi oleh Bekraf yang bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Program ini berfokus pada fokus global dalam riset internasional, pengembangan, dan akselerasi kerjasama yang meningkatkan perkembangan ekonomi kreatif secara global.
“Untuk merealisasikan sasaran ini, kami membawa empat misi. Keempat misi ini yaitu, meningkatkan kapasitas dan kemampuan para pelaku industri kreatif, meningkatkan akses global bagi para pelaku industri kreatif, meningkatkan akses informasi, pembelajaran dan praktek, dan mempromosikan kerjasama dan kolaorasi di antara pemerintahan dan para stakeholders,” ujar Dina Dellyana.
Acara ini ditutup dengan pernyataan Ricky Pesik sebagai Vice-Chairman Badan Ekonomi Kreatif yang mengutarakan harapan yang ingin dicapai dalam pertemuan ini. “Ekonomi kreatif adalah masa depan kita. Kita harus terbuka pada potensi-potensi yang kita miliki yang bisa melampaui generasi demi generasi dan waktu, termasuk tindak lanjut untuk meraih goal pembangunan berkelanjutan di 2030,” tutupnya.*yl
Komentar