Diskerpus Bentuk Perpustakaan Mini Tuna Netra
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Diskerpus) Kabupaten Badung menggelar pertemuan dengan anggota Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Kabupaten Badung, Rabu (11/9), di Loka Bina Karya Ceda Angga Santi (LBKCAS) Kecamatan Abiansemal.
MANGUPURA, NusaBali
Kegiata ini dalam rangka pembentukan perpustakaan mini (mini learning center) khusus bagi penyandang tuna netra. Pertemuan tersebut juga diisi pemeriksaan kesehatan oleh RSD Mangusada, ada pula pelayanan mobil perpustakaan keliling.
Menurut Kadiskerpus Badung Ni Wayan Kristiani, pembentukan perpustakaan mini ini untuk lebih memudahkan dan mendekatkan pelayanan perpustakaan kepada para penyandang disabilitas guna mendapatkan buku bacaan Braille. “Kami sebetulnya sudah memiliki Braille corner di kantor. Namun, tidak mungkin kami sering mengajak teman tuna netra ke kantor. Kami ingin lebih mendekatkan kembali layanan, sehingga kami yang mendatangi mereka,” ujarnya.
“Kami buat satu macam sanggar belajar, berkumpul melakukan sesuatu. Dengan demikian mereka berlatih, berkarya, dan bergembira,” imbuh Kristiani.
Pembentukan perpustakaan mini (mini learning center) ini diharapkan dapat terus berlanjut. Layanan buku baca Braille akan dikirim setiap bulan sekali dengan buku yang berbeda. Diharapkan pula, salah satu anggota Pertuni dapat diajak bergabung untuk memandu Braille corner di Diskerpus Badung.
Ketua Pertuni Badung AA Ngurah Mayun Juliawan menyambut baik program mini learning corner yang digagas Diskerpus Badung. Pihaknya berharap kegiatan ini berlanjut dan Pertuni siap mendukung. “Kami mempunyai semangat tinggi untuk mempersatukan diri, apapun kegiatan yang diberikan pemerintah kami akan lakukan. Kami punya seni musik, tabuh, baca puisi, maupun pijat, kami bisa itu,” tegasnya. *asa
Menurut Kadiskerpus Badung Ni Wayan Kristiani, pembentukan perpustakaan mini ini untuk lebih memudahkan dan mendekatkan pelayanan perpustakaan kepada para penyandang disabilitas guna mendapatkan buku bacaan Braille. “Kami sebetulnya sudah memiliki Braille corner di kantor. Namun, tidak mungkin kami sering mengajak teman tuna netra ke kantor. Kami ingin lebih mendekatkan kembali layanan, sehingga kami yang mendatangi mereka,” ujarnya.
“Kami buat satu macam sanggar belajar, berkumpul melakukan sesuatu. Dengan demikian mereka berlatih, berkarya, dan bergembira,” imbuh Kristiani.
Pembentukan perpustakaan mini (mini learning center) ini diharapkan dapat terus berlanjut. Layanan buku baca Braille akan dikirim setiap bulan sekali dengan buku yang berbeda. Diharapkan pula, salah satu anggota Pertuni dapat diajak bergabung untuk memandu Braille corner di Diskerpus Badung.
Ketua Pertuni Badung AA Ngurah Mayun Juliawan menyambut baik program mini learning corner yang digagas Diskerpus Badung. Pihaknya berharap kegiatan ini berlanjut dan Pertuni siap mendukung. “Kami mempunyai semangat tinggi untuk mempersatukan diri, apapun kegiatan yang diberikan pemerintah kami akan lakukan. Kami punya seni musik, tabuh, baca puisi, maupun pijat, kami bisa itu,” tegasnya. *asa
Komentar