Khidmat, Puncak Karya Agung di Pura Dang Kahyangan Petitenget
Setelah melaksanakan upacara tawur, karya agung di Pura Dang Kahyangan Petitenget digelar upacara puncak yakni ngenteg linggih, mapeselang, dan pawintenan pada Buda Wage Merakih, Rabu (11/9).
MANGUPURA, NusaBali
Puncak karya dipuput oleh tiga sulinggih dan pada upacara mapeselang dipuput oleh dua sulinggih Siwa dan Buda. Upacara berlangsung khidmat. Hadir dalam puncak karya tersebut sejumlah tokoh masyarakat, anggota DPRD Badung, serta sejumlah pejabat di Pemkab Badung.
Manggala Karya I Gusti Ngurah Putra, mengungkapkan setelah menjalani sejumlah kegiatan upacara, kini tiba saatnya pada karya puncak yakni upacara ngenteg linggih dan upacara mapeselang. “Upacara sudah dilaksanakan pukul 06.00 Wita bersama krama Desa Adat Kerobokan. Kegiatan ngenteg linggih ini dilakukan karena adanya perbaikan sejumlah pelinggih di Pura Dang Kahyangan Petitenget. Sebagian besar pelinggih di utamaning mandala direstorasi, sehingga kini terlihat lebih baik dan setelah rampung dilakukan upacara ini,” ujarnya.
Ngurah Putra menyampaikan terima kasih kepada sejumlah pihak dan Pemkab Badung yang mendukung jalannya karya agung ini. “Kami harapkan generasi selanjutkan bisa melanjutkan keberlangsungan karya ini. Setidaknya dilakukan 30 tahun sekali,” harapnya.
Sementara, Bendesa Adat Kerobokan AA Putu Sutarja mengatakan, kegiatan puncak karya dipuput oleh tiga sulinggih. “Saat pagi hari krama Desa Adat Kerobokan telah melaksanakan dresta yakni mendak Ida Bhatara serta melaksanakan pasamuan agung. Dengan melaksanakan karya mamungkah ngenteg linggih menawa ratna lan tawur balik sumpah utama, ini semoga memberikan keselamatan bagi kita bersama dan dumogi Ida Bhatara memberikan kerahayuan umat sareng sami ring jagat Bali,” tuturnya. *asa
Manggala Karya I Gusti Ngurah Putra, mengungkapkan setelah menjalani sejumlah kegiatan upacara, kini tiba saatnya pada karya puncak yakni upacara ngenteg linggih dan upacara mapeselang. “Upacara sudah dilaksanakan pukul 06.00 Wita bersama krama Desa Adat Kerobokan. Kegiatan ngenteg linggih ini dilakukan karena adanya perbaikan sejumlah pelinggih di Pura Dang Kahyangan Petitenget. Sebagian besar pelinggih di utamaning mandala direstorasi, sehingga kini terlihat lebih baik dan setelah rampung dilakukan upacara ini,” ujarnya.
Ngurah Putra menyampaikan terima kasih kepada sejumlah pihak dan Pemkab Badung yang mendukung jalannya karya agung ini. “Kami harapkan generasi selanjutkan bisa melanjutkan keberlangsungan karya ini. Setidaknya dilakukan 30 tahun sekali,” harapnya.
Sementara, Bendesa Adat Kerobokan AA Putu Sutarja mengatakan, kegiatan puncak karya dipuput oleh tiga sulinggih. “Saat pagi hari krama Desa Adat Kerobokan telah melaksanakan dresta yakni mendak Ida Bhatara serta melaksanakan pasamuan agung. Dengan melaksanakan karya mamungkah ngenteg linggih menawa ratna lan tawur balik sumpah utama, ini semoga memberikan keselamatan bagi kita bersama dan dumogi Ida Bhatara memberikan kerahayuan umat sareng sami ring jagat Bali,” tuturnya. *asa
1
Komentar