Proyek Gedung Bumdes Sembung Terhenti
Pembangunan gedung BUMDes Sembung, Kecamatan Mengwi, terhenti karena anggaran yang semestinya Rp 1,4 miliar, baru cair sekitar Rp 800 juta.
MANGUPURA, NusaBali
Pembangunan gedung Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) di Desa Sembung, Kecamatan Mengwi, Badung, jadi sorotan. Sebab, proyek yang didanai dari APBD Badung belum tuntas 100 persen alias terhenti di tengah jalan. Padahal, proyek yang kabarnya dianggarkan Rp 1,4 miliar ini sudah dikerjakan sejak 2018.
Sedianya pihak Desa Sembung membentuk BUMDes dengan membangun beberapa kios untuk jual beli kebutuhan pokok. Namun, karena ternyata anggaran dari pemerintah daerah belum cair seluruhnya, sehingga pembangunan terhenti dan hanya selesai pada bagian pondasi dan tiang beton saja.
Camat Mengwi IGN Jaya Saputra, saat dikonfirmasi menyatakan memang benar proyek pembangunan BUMDes Desa Sembung, belum sepenuhnya tuntas. Menurut dia, hal ini disebabkan belum cairnya seluruh anggaran yang nilainya sekitar Rp 1,4 miliar. “Jadi, proyek hanya bisa dikerjakan sesuai anggaran yang ada dulu. Kalau tidak salah Rp 800 juta yang sudah cair. Sisanya belum. Makanya, belum tuntas pembangunannya,” katanya, Kamis (12/9).
“Pihak inspektorat pun turun terkait hal ini. Kami dari pihak kecamatan juga ikut melakukan verifikasi. Memang masyarakat bertanya-tanya antara progres keuangan dan progres pembangunan fisiknya itu. Namun, prosedur administrasinya tidak ada masalah, hanya kendalanya karena belum 100 persen dana cair,” tegasnya.
Secara terpisah, Perbekel Sembung I Wayan Karyana juga menegaskan bahwa proyek pembangunan gedung BUMDes Sembung sudah sesuai prosedur. “Pembangunan gedung BUMDes ini sudah berdasarkan rapat dengan BPD tahun 2018 lalu,” ujarnya.
Rencana awal, proyek memang akan dikerjakan bertahap. Tahap awal dengan anggaran sebesar Rp1,4 miliar hanya sampai pada dak beton dari dua lantai yang dirancang. Namun, dalam perjalanannya kembali ada evaluasi karena anggaran tak cair seluruhnya, sehingga dengan dana Rp 800 juta tersebut perencanaan proyek kembali mengalami perubahan. Yakni dari awalnya sampai dak beton, kini hanya sampai pondasi dan tiang.
“Dalam perjalanan memang ada evaluasi dan perubahan. Salah satunya karena terjadi defisit di kabupaten, sehingga dana tidak keluar semua dari kabupaten,” akunya.
Berdasarkan hitung-hitungan, dengan anggaran yang sudah cair memang hanya cukup untuk pembangunan pondasi dan tiang beton saja. Tidak sampai dak beton yang dirancang awal. “Anggarannya bisa dipertanggungjawabkan, karena memang anggaran belum cair seluruhnya,” tandas Karyana.
Sementara, Kepala Inspektoran Kabupaten Badung Luh Putu Suryaniti, enggan berkomentar terkait belum tuntas pembangunan BUMDes di Desa Sembung. “Mohon maaf, kami belum tahu soal itu. Biar nanti tidak salah,” katanya. *asa
Sedianya pihak Desa Sembung membentuk BUMDes dengan membangun beberapa kios untuk jual beli kebutuhan pokok. Namun, karena ternyata anggaran dari pemerintah daerah belum cair seluruhnya, sehingga pembangunan terhenti dan hanya selesai pada bagian pondasi dan tiang beton saja.
Camat Mengwi IGN Jaya Saputra, saat dikonfirmasi menyatakan memang benar proyek pembangunan BUMDes Desa Sembung, belum sepenuhnya tuntas. Menurut dia, hal ini disebabkan belum cairnya seluruh anggaran yang nilainya sekitar Rp 1,4 miliar. “Jadi, proyek hanya bisa dikerjakan sesuai anggaran yang ada dulu. Kalau tidak salah Rp 800 juta yang sudah cair. Sisanya belum. Makanya, belum tuntas pembangunannya,” katanya, Kamis (12/9).
“Pihak inspektorat pun turun terkait hal ini. Kami dari pihak kecamatan juga ikut melakukan verifikasi. Memang masyarakat bertanya-tanya antara progres keuangan dan progres pembangunan fisiknya itu. Namun, prosedur administrasinya tidak ada masalah, hanya kendalanya karena belum 100 persen dana cair,” tegasnya.
Secara terpisah, Perbekel Sembung I Wayan Karyana juga menegaskan bahwa proyek pembangunan gedung BUMDes Sembung sudah sesuai prosedur. “Pembangunan gedung BUMDes ini sudah berdasarkan rapat dengan BPD tahun 2018 lalu,” ujarnya.
Rencana awal, proyek memang akan dikerjakan bertahap. Tahap awal dengan anggaran sebesar Rp1,4 miliar hanya sampai pada dak beton dari dua lantai yang dirancang. Namun, dalam perjalanannya kembali ada evaluasi karena anggaran tak cair seluruhnya, sehingga dengan dana Rp 800 juta tersebut perencanaan proyek kembali mengalami perubahan. Yakni dari awalnya sampai dak beton, kini hanya sampai pondasi dan tiang.
“Dalam perjalanan memang ada evaluasi dan perubahan. Salah satunya karena terjadi defisit di kabupaten, sehingga dana tidak keluar semua dari kabupaten,” akunya.
Berdasarkan hitung-hitungan, dengan anggaran yang sudah cair memang hanya cukup untuk pembangunan pondasi dan tiang beton saja. Tidak sampai dak beton yang dirancang awal. “Anggarannya bisa dipertanggungjawabkan, karena memang anggaran belum cair seluruhnya,” tandas Karyana.
Sementara, Kepala Inspektoran Kabupaten Badung Luh Putu Suryaniti, enggan berkomentar terkait belum tuntas pembangunan BUMDes di Desa Sembung. “Mohon maaf, kami belum tahu soal itu. Biar nanti tidak salah,” katanya. *asa
Komentar