Di Jembrana, Hanya Satu Subak Ikut Asuransi
Minat petani untuk mengikuti program Asuransi Usaha Tanam Padi (AUTP) di Jembrana, sangat rendah.
NEGARA, NusaBali
Dari 83 subak se-Jembrana, baru satu subak yang mengikuti program tersebut, yakni Subak Pecelengan Pedukuhan, di Desa Mendoyo Dangin Tukad, Kecamatan Mendoyo.
Hal tersebut diakui Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, Wayan Sutama, Kamis (12/9). Sejak program asuransi AUTP mulai tahun 2015 lalu, petani tidak begitu tertarik dengan asuransi tersebut. Padahal, adanya program asuransi yang diluncurkan Jasindo melalui kerjasama dengan Pemerintah Pusat, itu sangat bermanfaat, ketika ternyata mengalami gagal panen. “Kami memang tidak berharap terjadi gagal panen. Tetapi penting sekali asuransi ini,” ujarnya.
Untuk mengikuti program asuransi tersebut, petani membayar premi asuransi sebesar Rp 36.000 per musim tanam. Sebenarnya, premi asuransi tersebut, adalah sebesar Rp 188.000 per musim tanam, namun sudah disubsidi Pemerintah Pusat sebesar Rp 152.000. “Program ini sebenarnya sangat membantu. Kalau terjadi gagal panen, akan dapat klaim Rp 6 juta per hektare. Jadi kalau terjadi gagal panen, klaim itu cukup untuk kembali membeli bibit, pupuk, dan pengolahan lahan pertanian,” ucap Sutama.
Jajarannya juga sudah terus berusaha mensosialisasikan program asuransi tersebut. Terutama melalui Petugas Lapangan Pertanian. Hanya saja, diperkirakan petani kurang tertarik, lantaran klaim asuransi tersebut, baru diberikan ketika terjadi gagal panen minimal di atas 70 persen lahan yang diasuransikan. “Memang jarang sampai ada gagal panen sampai 70 persen. Tetapi melihat kemarin, seperti ada musibah yang tidak kita inginkan, seperti terjadi banjir, hama dan hal-hal lain yang menyebabkan gagal panen. Itu kan tidak bisa kita prediksi,” ucapnya.
Sesuai catatan di dinasnya, dari lahan pertanian 6.878,40 hektare yang terbesar di 83 subak se-Jembrana, baru ada 1 subak yang mengikuti program asuransi tersebut. Yakni, Subak Pecelengan Pedukuhan, di Desa Mendoyo Dangin Tukad, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, dengan luas lahan pertanian 35 hektare, dengan anggota 264 petani. “Waktu ini, petani di Subak Pecelengan Pedukuhan juga sudah dapat manfaat ikut asuransi itu. Di sana sempat terjadi gagal panen karena kekeringan, dan itu bisa diklaim, sehingga kerugiannya tidak banyak,” pungkas Sutama. *ode
Hal tersebut diakui Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, Wayan Sutama, Kamis (12/9). Sejak program asuransi AUTP mulai tahun 2015 lalu, petani tidak begitu tertarik dengan asuransi tersebut. Padahal, adanya program asuransi yang diluncurkan Jasindo melalui kerjasama dengan Pemerintah Pusat, itu sangat bermanfaat, ketika ternyata mengalami gagal panen. “Kami memang tidak berharap terjadi gagal panen. Tetapi penting sekali asuransi ini,” ujarnya.
Untuk mengikuti program asuransi tersebut, petani membayar premi asuransi sebesar Rp 36.000 per musim tanam. Sebenarnya, premi asuransi tersebut, adalah sebesar Rp 188.000 per musim tanam, namun sudah disubsidi Pemerintah Pusat sebesar Rp 152.000. “Program ini sebenarnya sangat membantu. Kalau terjadi gagal panen, akan dapat klaim Rp 6 juta per hektare. Jadi kalau terjadi gagal panen, klaim itu cukup untuk kembali membeli bibit, pupuk, dan pengolahan lahan pertanian,” ucap Sutama.
Jajarannya juga sudah terus berusaha mensosialisasikan program asuransi tersebut. Terutama melalui Petugas Lapangan Pertanian. Hanya saja, diperkirakan petani kurang tertarik, lantaran klaim asuransi tersebut, baru diberikan ketika terjadi gagal panen minimal di atas 70 persen lahan yang diasuransikan. “Memang jarang sampai ada gagal panen sampai 70 persen. Tetapi melihat kemarin, seperti ada musibah yang tidak kita inginkan, seperti terjadi banjir, hama dan hal-hal lain yang menyebabkan gagal panen. Itu kan tidak bisa kita prediksi,” ucapnya.
Sesuai catatan di dinasnya, dari lahan pertanian 6.878,40 hektare yang terbesar di 83 subak se-Jembrana, baru ada 1 subak yang mengikuti program asuransi tersebut. Yakni, Subak Pecelengan Pedukuhan, di Desa Mendoyo Dangin Tukad, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, dengan luas lahan pertanian 35 hektare, dengan anggota 264 petani. “Waktu ini, petani di Subak Pecelengan Pedukuhan juga sudah dapat manfaat ikut asuransi itu. Di sana sempat terjadi gagal panen karena kekeringan, dan itu bisa diklaim, sehingga kerugiannya tidak banyak,” pungkas Sutama. *ode
Komentar