Kakek Angkat Jukung Viral di Media Sosial
Aksi I Made Sedana, 56, mengangkat jukung (perahu) viral di media sosial.
AMLAPURA, NusaBali
Banyak yang mengira warga Banjar Yehkali, Desa Seraya Tengah, Kecamatan Karangasem itu sebagai orang kuat. Padahal itu jukung ringan, terbuat dari fiber. Jukung itu sepanjang 3 meter dan lebar 50 cm.
Made Sedana mengaku mengangkat jukung di Pantai Banjar Yehkali dan sengaja minta minta difoto. Selanjutnya foto itu diunggah di media sosial. Made Sedana merakit jukung sepanjang 3 meter lebar 50 cm berbahan fiber di rumahnya pada tahun 2017. Jukung tersebut belum berisi katir (bambu yang dipasang di kanan kiri perahu). Jukung buatannya dipikul dari rumahnya dibawa ke Pantai Banjar Yehkali sejauh sekitar 250 meter. Jukung itu baru dilengkapi katir di pantai. Setelah lengkap berisi katir di kiri dan kanan, jukung tanpa mesin itu kemudian diangkat di bawa ke perairan.
Diakui, jukung tanpa mesin itu biasanya dipakai menangkap ikan di pinggiran perairan Banjar Yehkali. Usai digunakan, jukung itu ditambatkan di pantai. Posisi parkir cukup tinggi. Jukung dengan mudah diangkat karena di bawahnya ada celah mirip tangga sehingga mudah diambil. Begitu ditarik, bahu jukung langsung menempel di pundak. Saat mengangkat jukung itu, nelayan lainnya mengambil foto lalu diunggah di media sosial. Aksi itu mendapatkan beragam komentar dari warganet. Ada yang bilang manusia kuat, manusia hebat, dan sebagainya. “Itu jukung fiber, ringan, siapa pun mampu mengangkat jukung itu. Kalau jukung terbuat dari kayu kemungkinan tidak bisa diangkat karena berat,” katanya.
Pembuat jukung fiber lainnya, I Ketut Santiasa, mengatakan nelayan di Desa Seraya Tengah rata-rata pintar merakit jukung berbahan fiber. Biaya merakit jukung panjang 3 meter hingga siap pakai Rp 6 juta. Ditegaskan, jukung fiber ringan sehingga mudah untuk diangkat sendiri. *k16
Made Sedana mengaku mengangkat jukung di Pantai Banjar Yehkali dan sengaja minta minta difoto. Selanjutnya foto itu diunggah di media sosial. Made Sedana merakit jukung sepanjang 3 meter lebar 50 cm berbahan fiber di rumahnya pada tahun 2017. Jukung tersebut belum berisi katir (bambu yang dipasang di kanan kiri perahu). Jukung buatannya dipikul dari rumahnya dibawa ke Pantai Banjar Yehkali sejauh sekitar 250 meter. Jukung itu baru dilengkapi katir di pantai. Setelah lengkap berisi katir di kiri dan kanan, jukung tanpa mesin itu kemudian diangkat di bawa ke perairan.
Diakui, jukung tanpa mesin itu biasanya dipakai menangkap ikan di pinggiran perairan Banjar Yehkali. Usai digunakan, jukung itu ditambatkan di pantai. Posisi parkir cukup tinggi. Jukung dengan mudah diangkat karena di bawahnya ada celah mirip tangga sehingga mudah diambil. Begitu ditarik, bahu jukung langsung menempel di pundak. Saat mengangkat jukung itu, nelayan lainnya mengambil foto lalu diunggah di media sosial. Aksi itu mendapatkan beragam komentar dari warganet. Ada yang bilang manusia kuat, manusia hebat, dan sebagainya. “Itu jukung fiber, ringan, siapa pun mampu mengangkat jukung itu. Kalau jukung terbuat dari kayu kemungkinan tidak bisa diangkat karena berat,” katanya.
Pembuat jukung fiber lainnya, I Ketut Santiasa, mengatakan nelayan di Desa Seraya Tengah rata-rata pintar merakit jukung berbahan fiber. Biaya merakit jukung panjang 3 meter hingga siap pakai Rp 6 juta. Ditegaskan, jukung fiber ringan sehingga mudah untuk diangkat sendiri. *k16
1
Komentar