Produksi Terbatas, Garam Bali Dominan untuk Konsumsi
Produksi garam Bali lebih banyak diserap pasar-pasar domestik, yakni untuk pemenuhan konsumsi.
DENPASAR, NusaBali
Namun ada juga menyasar pasar ekspor, sebagai bahan produk kecantikan, seperti spa. “Hanya berapa persisnya, maaf saya tidak hafal. Namun volume ekspor itu juga belum banyak,” ujar Kabid Kelautan Dinas Kelautan dan Perikanan (KP) Ni Ketut Astari, di Denpasar, Selasa (17/9).
Menurut Ketut Astari, produksi garam ekspor tersebar di beberapa sentra produksi di Bali. Diantaranya di Les, Tejakula, Buleleng, di Pantai Jumpai, Klungkung. Juga ada kawasan penggaraman Pantai Amed dan Manggis, Kabupaten Karangasem.
“Yang ekspor ini sudah jelas, bukan jenis garam untuk konsumsi,” ujar Astari. Dinas Kelautan dan Perikanan (KP) Bali berupaya terus mendorong peningkatan kualitas produksi garam rakyat. Dorongan tersebut, lewat bantuan stimulan. Antara lain bantuan mesin sedot air (laut), membran sell atau bio membran untuk proses pengeringan. Peralatan itu sebagai penunjang peralatan tradisional seperti palungan pengeringan dari batang kelapa maupun enau. “Produksi sudah semakin bagus, “ ujar Astari.
Produksi garam di Bali pada semester I 2019, sebanyak 229.249 ton. Produksi itu berasal dari sentra- sentra garam rakyat di Bali, yang jumlahnya terbatas. Yakni Buleleng, Karangasem, Klungkung dan Tabanan.
Sebaran produksinya masing- masing di Buleleng 89.635 ton untuk garam tambak dan 3.120 ton garam non tambak. Di Karangasem 116.038 garam non tambak. Di Klungkung 18.612 garam non tambak dan Tabanan 1.844 garam non tambak. *k17.
Menurut Ketut Astari, produksi garam ekspor tersebar di beberapa sentra produksi di Bali. Diantaranya di Les, Tejakula, Buleleng, di Pantai Jumpai, Klungkung. Juga ada kawasan penggaraman Pantai Amed dan Manggis, Kabupaten Karangasem.
“Yang ekspor ini sudah jelas, bukan jenis garam untuk konsumsi,” ujar Astari. Dinas Kelautan dan Perikanan (KP) Bali berupaya terus mendorong peningkatan kualitas produksi garam rakyat. Dorongan tersebut, lewat bantuan stimulan. Antara lain bantuan mesin sedot air (laut), membran sell atau bio membran untuk proses pengeringan. Peralatan itu sebagai penunjang peralatan tradisional seperti palungan pengeringan dari batang kelapa maupun enau. “Produksi sudah semakin bagus, “ ujar Astari.
Produksi garam di Bali pada semester I 2019, sebanyak 229.249 ton. Produksi itu berasal dari sentra- sentra garam rakyat di Bali, yang jumlahnya terbatas. Yakni Buleleng, Karangasem, Klungkung dan Tabanan.
Sebaran produksinya masing- masing di Buleleng 89.635 ton untuk garam tambak dan 3.120 ton garam non tambak. Di Karangasem 116.038 garam non tambak. Di Klungkung 18.612 garam non tambak dan Tabanan 1.844 garam non tambak. *k17.
1
Komentar