Jika Diamputasi, Luh Diantini Minta Dibelikan Kaki Palsu
Ni Luh Diantini, 16, asal Banjar Getas Kangin, Desa Buruan, Blahbatuh, Gianyar, yang menderita kanker tulang ikhlas jika kaki kirinya harus diamputasi.
DENPASAR, NusaBali
Siswi kelas II SMAN 3 Blahbatuh ini pun minta dibelikan kaki palsu jika salah satu kakinya itu dipotong.
“Saya sempat bertanya kepada anak saya masalah kakinya. Dia ikhlas kalau itu (diamputasi) membuatnya sembuh. Bahkan anak saya minta dibelikan kaki palsu nantinya. Dia juga sempat bilang, kalau nanti rambutnya rontok karena penyakit itu dia minta dibelikan wig. Dia masih tetap semangat, dia juga bilang akan tetap bersekolah. Kalau teman-temannya mengejeknya, saya disuruh bilang kakinya dipotong karena sakit,” ucap ibunda Luh Diantini, Ketut Sri Wati, 35, saat ditemui di Ruang Angsoka 306 RSUP Sanglah, Denpasar, Minggu (3/7).
I Made Karyana, 43, ayah dari Luh Diantini menceritakan, awalnya putrinya itu hanya mengalami nyeri pada kaki sebelah kirinya, sejak tamat SMP. Dia mengira anak pertamanya itu mengalami rematik. “Bahkan kakinya tidak bisa dikenain air dingin. Air hujan pun tidak boleh. Kalau terkena air hujan anak saya merasakan nyeri.,” ucapnya. Sejak merasakan nyeri, Diantini harus menggunakan air hangat ketika mandi. Kaki kirinya itu juga harus dibalut menggunakan bajunya agar tidak terkena air.
Karyana mengatakan, enam bulan setelah merasakan nyeri itu, benjolan kecil terlihat pada kaki kiri Diantini. Namun, Diantini masih bisa mengikuti lomba lari saat HUT Kota Gianyar mewakili sekolahnya. “Anak saya memaksakan ikut lomba lari padahal saya tidak memberikan izin. Tanpa sepengetahuan saya malah ikut, pulang-pulang dia minta dibantu digotong dari sepeda motornya. Anak saya bilang dia sudah hampir finish tapi tiba-tiba kakinya sudah tidak kuat lagi berlari akhirnya dia menjatuhkan diri, dan sempat digotong oleh teman-temannya,” ungkapnya lagi. Saat itu Luh Diantini masih sempat bisa membawa motor sendiri ke rumahnya.
Luh Diantini yang tiap hari merasakan nyeri yang tak tertahankan, kemudian dibawa ke RSUD Gianyar untuk diperiksa. Setelah dilakukan biopsi oleh pihak RS ternyata hasilnya dia divonis menderita tumor pada kakinya. Diantini kemudian dirujuk ke RSUP Sanglah dan menjalani opname sejak 13 Juni 2016.
Ibu Diantini, Ketut Sri Wati, menambahkan kondisi putrinya terus menurun meski telah dilakukan kemoterapi, sehingga dokter menyarankan untuk dilakukan operasi/amputasi sesegera mungkin agar kondisi Diantini tidak semakin memburuk. “Saya sudah menyerahkan semuanya ke dokter di sini ( RSUP Sanglah, Red) bagaimana baiknya anak saya, tapi saya dan suami saya disuruh berembuk dulu dengan keluarga besar, operasinya pun masih nunggu keputusan keluarga,” ujar Sri Wati yang kesehariannya bekerja sebagai tukang pewarna kain bersama suaminya itu. Selain di medis ia dan suaminya juga sudah melakukan upaya ke orang pintar (balian). Bahkan Balian mengatakan ada yang menyakiti Diantini hingga kakinya harus di amputasi. “Katanya (Balian) yang nyakitin sangat hebat,” imbuh Sri Wati.
Walaupun sudah melakukan berbagai cara, keadaan Diantini belum ada perubahan. Sehingga jika nanti harus diamputasi, orangtua sudah iklas demi kesembuhan anaknya. Untuk pengobatannya, Sri Wati mengaku menggunakan BPJS KIS yang diberikan oleh pemerintah. Kemarin, tampak teman-teman dari SMA 3 Blahbatuh berdatangan menengok Luh Diantini ke RSUP Sanglah. 7 cr63
Komentar