Proyek MCK SDN 2 Tigawasa Mandeg
Anggaran Pembangunan Termin II Belum Cair
Proyek pembangunan MCK atau toilet di SDN 2 Tigawasa, Kecamatan Banjar, Buleleng mandeg.
SINGARAJA, NusaBali
Proyek yang pendanaannya dari Dana Alokasi Khusus (DAK) pemerintah pusat terpaksa dihentikan pihak sekolah, karena anggaran pembangunan di termin kedua tak kunjung cair. Padahal persentase pembangunan kini sudah mencapai progres 70 persen dan batas waktu penyelesaiannya di papan proyek terakhir pada tanggal 17 September lalu.
Kepala SDN 2 Tigawasa, Ni Luh Sri Marheni Rabu (18/9) kemarin mengatakan proyek pembangunan toilet itu merupakan program dari dana pusat melalui Dinas Pendidikan Pemuda dna Olahraga (Disdikpora) Buleleng. Sekolah mendapatkan anggaran RP 125.900.000 untuk pembuatan toilet dengan empat bilik sesuai dengan standar bangunan yang sudah ada.
Pembangunan proyek yang dilakukan secara swakelola oleh pihak sekolah kemudian dimulai mendahului yakni pada akhir April lalu. Awalnya pencairan anggaran pembangunan pada termin satu besar 30 persen dari nilai proyek berjalan lancar. Hanya saja setelah proyek dilanjutkan dengan modal anggaran 30 persen tersebut dan sudah selesai pada akhir Juni lalu hingga kini anggaran di termin kedua sebesar 70 persen dari nilai tak kunjung cair sehingga pihak sekolah terpaksa menghentikan proses pembangunan sementara.
“Kami dari pihak sekolah sudah mengusulkan ke tahap dua dengan semua tagihan sudah terpenuhi dan semua sudah ditandatangani dan sudah saya ajukan ke dinas hanya disuruh bersabar,” kata dia.
Meski tak berpengaruh pada proses belajar mengajar, namun pihak sekolah merasa tidak enak hati dengan tukang bangunan dan buruhnya yang juga adalah warga sekitra. Karena beberapa masih belum dibayarkan upah mereka. Hal tersebut pun dibenarkan oleh Made Wilis, 48, tukang bangunan yang sebelumnya menggarap proyek pembangunan toilet tersebut. Dia dan tujuh orang warga setempat telah mengerjakan bangunan itu sekitar dua bulan hingga selesai 70 persen. Namun mereka terpaksa berhenti sementara karena anggaran selanjutnya belum tersedia. Bahkan upah tukang bangunan yang bekerja juga ada yang belum dibayarkan. “Juni sudah kami selesaikan hingga tahap ini, tapi ada yang belum dapat upah, saya terpaksa pinjamkan dulu sekitar Rp 10 juta, karena dari informasi pihak sekolah uangnya belum cair,” jelas Made Wilis.
Sementara itu dikonfirmasi terpisah Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar, Nyoman Darta ditemui di ruangannya mengatakan persoalan administrasi baik dari pihak sekolah sudah lengkap. Hanya saja sejauh ini masih terkendala belum diterbitkannya review proses pembangunan yang dikeluarkan oleh inspektorat. Sehingga proses pengamprahan anggaran yang juga harus melalui persetujuan Bupati melalui tanda tangan, kemudian masuk ke Badan Keuangan Daerah untuk diamprah ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) tersendat.
“Sebenarnya dari sekolah dan dari Disdikpora sudah sesuai prosedur dan sudah clear semuanya. Hanya review proses pembangunannya sampai saat ini belum turun. Padahal kami sudah ajukan ke Inspektorat 21 Agustus lalu,” jelas Nyoman Darta.
Proses itu pun harus dilalui karena ada kebijakan baru dan juga karena sumber pendanaannya dari pemerintah pusat. Terkait hal tersebut, Disdikpora pun hanya bisa menunggu. Menurut Darta pencairan anggaran pembangunan toilet di termin kedua yang masih mandeg tak hanya dialami oleh SDN 2 Tigawasa di Kecamatan Banjar. Tetapi seluruh sekolah yang mendapat bantuan pembangunan fisik yang berjumlah 127 sekolah. 47 sekolah di antaranya adalah penerima proyek pembangunan toilet.
Lalu terkait batas waktu pengerjaan proyek yang sudah melewati batas minimal, sesuai ketentuan menurutnya tidak masalah karena sifatnya masih fleksibel karena bersifat swakelola. Meski ditetapkan waktu terakhirnya hingga 17 September lalu, namun masih diberikan kesempatan untuk menyelesaikan pembangunannya hingga akhir Oktober mendatang. “Ya mudah-mudahan segera turun reviewnya dari Inspektorat, sehingga proyek yang belum kelar ini bisa diselesaikan tahun ini minimal Oktober, karena sifatnya swakelola,” jelas dia. *k23
Kepala SDN 2 Tigawasa, Ni Luh Sri Marheni Rabu (18/9) kemarin mengatakan proyek pembangunan toilet itu merupakan program dari dana pusat melalui Dinas Pendidikan Pemuda dna Olahraga (Disdikpora) Buleleng. Sekolah mendapatkan anggaran RP 125.900.000 untuk pembuatan toilet dengan empat bilik sesuai dengan standar bangunan yang sudah ada.
Pembangunan proyek yang dilakukan secara swakelola oleh pihak sekolah kemudian dimulai mendahului yakni pada akhir April lalu. Awalnya pencairan anggaran pembangunan pada termin satu besar 30 persen dari nilai proyek berjalan lancar. Hanya saja setelah proyek dilanjutkan dengan modal anggaran 30 persen tersebut dan sudah selesai pada akhir Juni lalu hingga kini anggaran di termin kedua sebesar 70 persen dari nilai tak kunjung cair sehingga pihak sekolah terpaksa menghentikan proses pembangunan sementara.
“Kami dari pihak sekolah sudah mengusulkan ke tahap dua dengan semua tagihan sudah terpenuhi dan semua sudah ditandatangani dan sudah saya ajukan ke dinas hanya disuruh bersabar,” kata dia.
Meski tak berpengaruh pada proses belajar mengajar, namun pihak sekolah merasa tidak enak hati dengan tukang bangunan dan buruhnya yang juga adalah warga sekitra. Karena beberapa masih belum dibayarkan upah mereka. Hal tersebut pun dibenarkan oleh Made Wilis, 48, tukang bangunan yang sebelumnya menggarap proyek pembangunan toilet tersebut. Dia dan tujuh orang warga setempat telah mengerjakan bangunan itu sekitar dua bulan hingga selesai 70 persen. Namun mereka terpaksa berhenti sementara karena anggaran selanjutnya belum tersedia. Bahkan upah tukang bangunan yang bekerja juga ada yang belum dibayarkan. “Juni sudah kami selesaikan hingga tahap ini, tapi ada yang belum dapat upah, saya terpaksa pinjamkan dulu sekitar Rp 10 juta, karena dari informasi pihak sekolah uangnya belum cair,” jelas Made Wilis.
Sementara itu dikonfirmasi terpisah Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar, Nyoman Darta ditemui di ruangannya mengatakan persoalan administrasi baik dari pihak sekolah sudah lengkap. Hanya saja sejauh ini masih terkendala belum diterbitkannya review proses pembangunan yang dikeluarkan oleh inspektorat. Sehingga proses pengamprahan anggaran yang juga harus melalui persetujuan Bupati melalui tanda tangan, kemudian masuk ke Badan Keuangan Daerah untuk diamprah ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) tersendat.
“Sebenarnya dari sekolah dan dari Disdikpora sudah sesuai prosedur dan sudah clear semuanya. Hanya review proses pembangunannya sampai saat ini belum turun. Padahal kami sudah ajukan ke Inspektorat 21 Agustus lalu,” jelas Nyoman Darta.
Proses itu pun harus dilalui karena ada kebijakan baru dan juga karena sumber pendanaannya dari pemerintah pusat. Terkait hal tersebut, Disdikpora pun hanya bisa menunggu. Menurut Darta pencairan anggaran pembangunan toilet di termin kedua yang masih mandeg tak hanya dialami oleh SDN 2 Tigawasa di Kecamatan Banjar. Tetapi seluruh sekolah yang mendapat bantuan pembangunan fisik yang berjumlah 127 sekolah. 47 sekolah di antaranya adalah penerima proyek pembangunan toilet.
Lalu terkait batas waktu pengerjaan proyek yang sudah melewati batas minimal, sesuai ketentuan menurutnya tidak masalah karena sifatnya masih fleksibel karena bersifat swakelola. Meski ditetapkan waktu terakhirnya hingga 17 September lalu, namun masih diberikan kesempatan untuk menyelesaikan pembangunannya hingga akhir Oktober mendatang. “Ya mudah-mudahan segera turun reviewnya dari Inspektorat, sehingga proyek yang belum kelar ini bisa diselesaikan tahun ini minimal Oktober, karena sifatnya swakelola,” jelas dia. *k23
Komentar