Status Anak Tunggal, Dikenal sebagai Siswi Berprestasi
Sebelum tewas tenggelam di bangunan embung, bocah Ni Putu Erni Anjani sempat rencanakan berwisata ke GWK bersama keluarganya. Korban dijadwalkan berwisata Minggu kemarin, tapi keburu tewas sehari sebelumnya.
AMLAPURA, NusaBali
Sehari pasca tewas tenggelam saat mandi di bangunan embung, jenazah siswi Kelas III SDN 1 Seraya, Ni Putu Erni Anjani, 9, telah dikuburkan keluarganya melalui proses Makingsan ring Gni di Setra Desa Pakraman Seraya, Kecamatan Karangasem pada Radite Wage Landep, Minggu (3/7) sore. Terungkap, bocah Putu Erni Anjani merupakan siswi berprestasi berstatus anak tunggal di keluarganya.
Porosesi penguburan jenazah Putu Erni Anjani, Minggu kemarin, diawali dengan ritual Ngulapin di lokasi musibah bangunan embung di Banjar Tenggang, Desa Seraya, sore sekitar pukul 15.00 Wita. Barulah setelah ritual Ngulapin, dilakukan prosesi Nyiramang Layon (memandikan jenazah), lanjut iring-iringan mengusung jenazah bocah berusia 9 tahun ini dari rumah duka menuju setra yang berjarak sekitar 1,5 kilometer, sore pukul 17.30 Wita.
Pantauan NusaBali, segenap krama Banjar Adat Tenggang, Desa Pakraman Seraya ikut mengiringi pemakaman jenazah korban melalui prosewsi Makingsan ring Gni, kemarin sore. Mereka dikoordinasikan langsung Kelian Adat Banjar Tenggang, I Ketut Wirna.
Selama prosesi tersebut, kedua orangtua korban, I Nyoman Endri, 37, dan Ni Ketut Kamarini, 32, lunglai dipelukan para kerabatnya. Bahkan, ibunda korban, Ketut Kamarini, sempat pingsan. Maklum, korban Putu Erni Anjani yang tewas tenggelam di bangunan embung sedalam 40 meter saat mandi, Sabtu (2/7) sore pukul 16.20 Wita, merukanan anak semata wayang.
Selama prosesi pengarakan jenazah dari rumah duka menuju setra, Ketut Kamarini terlihat memeluk kain kafan yang digunakan membungkus jenazah putrinya, sembari terus menangis histeris . “Luh, de kalahine meme (Luh Putu Erni Anjani, jangan tinggalkan ibu, Red),” jerit Ketut Kamarini.
Setelah tiba di Setra Desa Pakraman Seraya, jasad bocah Kelas III SD korban tenggelam dalam embung ini langsung dibakar. Kemudian, abu jenazahnya dihanyutkan ke Pantai Banjar Yehkali, Desa Seraya yang berjarak sekitar 3 kilometer dari setra.
Korban Putu Erni Anjani sendiri merupakan anak semata wayang pasangan Nyoman Endri dan Ketut Kamarini. Sayangnya bekerja sebagai buruh bangunan, sementara ibunda korban kerja serabutan. Di sekolahnya yakni SDN 1 Seraya, bocah malang ini dikenal sebagai siswi berprestasi. Korban selalu berada di ranking tiga dalam kelasnya, di bawah Ni Made Desianti dan Ni Kadek Anggi Cipta Dewi. “Dia (korban) dapat juara III saat naik ke Kelas III,” ungkap rekan sekelas korban, Ni Kadek Anggi Cipta Dewi, Minggu kemarin.
Sebelum tewas mengenaskan di embung sedalam 40 meter, bocah Putu Erni Anjani sempat punya rencana akan berwisata ke Garuyda Wisnu Kencana (GWK) di Bukit Jimbaran, Desa Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. Menurut paman korban, Jro Mangku Selamet Riadi, keponakannya berencana ke GWK bersama keluarganya, Minggu kemarin.
Persiapan pun telah dilakukan, termasuk membawa pakaian secukupnya, kemudian hendak menginap di kawasan Kota Denpasar. Ternyata, takdir menghendaki lain. “Dua hari sebelum berwisata ke GWK, keponakan saya ini meninggal akibat tenggelam di embung. Ini memang di luar dugaan, keluarga kami tertimpa musibah,” cerita Jro Mangku Selamet Riadi kepada NusaBali di rumah duka, Minggu kemarin.
Jro Mangku Slamet Riadi mengisahkan, beberapa jam sebelum peristiwa maut menimpa bocah Putu Erni Anjani, pihaknya sempat mengingatkan ayah korban, Nyoman Endri, agar tidak bekerja sebagai buruh bangunan, Sabtu pagi. Sebab, Jro Mangku Slamet Riadi sudah dapat firasat buruk.
Namun, warning berdasarkan firasat buruk dari Jro Mangku Slamet Riadi itu tidak diindahkan ayah korban yang tetap berangkat kerja sebagai buruh bangunan. Sedangkan ibunda korban, Ketut Kamarini, sempat melarang putri semata wayangnya mandi ke dalam embung. Tapi, bocah malang itu tetap bersikeras mandi bersama tiga saudara misan (sepupu)-nya: Ni Komang Ayu Santini Dewi, 10 (Kelas IV SDN 1 Seraya), I Kadek Okta Saputra, 10 (Kelas V SDN 1 Seraya), dan Ni Luh Sekarini, 15 (Siswa Kelas X SMAN 3 Amlapura).
Mereka berempat kemudian mandi sambil bermain air di kedalaman sekitar 50 cm di embung, Sabtu sore pukul 16.00 Wita. Ternyata, saat asyik bermain-main, justru korban Putu Endri Anjani berlari ke arah selatan, lalu terpeleset di kedalaman sekitar 1,5 meter langsung tenggelam sore pukul 16.20 Wita. Ketiga rekannya yang selamat langsung berteriak minta tolong. Meski pertolongan datang, nyawa bocah malang ini tidak terselamatkan. 7 k16
Komentar