PDIP Badung Langsung Ketok Paket Giriasa
Jajaki Koalisi, Golkar Dekati Sejumlah Parpol
Jika di kabupaten/kota lain kini tengah melakukan penjaringan dan penyaringan Cabup-Cawabup dan Cawali-Cawawali untuk Pilkada 2020, namun DPC PDIP Badung tak lakukan hal serupa.
MANGUPURA, NusaBali
DPC PDIP Badung sudah memutuskan untuk mengusung kandidat incumbent pada Pilkada Badung 2020 mendatang. Keputusan ini telah diambil dalam rapat DPC PDIP Badung, Sabtu (14/9) lalu. Dalam rapat tersebut, jajaran pengurus DPC PDIP Badung secara bulat mengusulkan agar pasangan incumbent I Nyoman Giri Prasta-I Ketut Suiasa (Giriasa) kembali diusung untuk memimpin Gumi Keris di Pilkada 2020.
Sekretaris DPC PDIP Badung, I Putu Parwata, menegaskan keputusan mengusung kembali paket Giriasa berdasarkan keputusan partai. “DPP menyerahkan sepenuhnya kepada DPD PDIP Bali untuk mengambil langkah-langkah. Lalu DPD PDIP Bali melakukan rapat dua minggu lalu, memutuskan untuk Badung di internal saja dan diputuskan incumbent,” ungkap Parwata, Rabu (18/9). Dengan keputusan mengusung paket incumbent ini, kata politisi asal Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara ini, DPC PDIP Badung menegaskan lagi melalui rapat DPC PDIP Badung, Sabtu (14/9) lalu. “Untuk itu tidak ada lagi pendaftaran di Badung. Sudah jadi keputusan mengusung incumbent lagi,” tegas Ketua DPRD Badung ini.
Pada bagian lain, Partai Golkar Badung serius menatap Pilkada 2020 mendatang. Partai beringin kini berupaya membangun komunikasi dengan beberapa partai politik (parpol) agar minimal memiliki 20 persen kursi di DPRD Badung, sebagai salah satu syarat mengusung calon.
Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD II Golkar Badung, I Wayan Suyasa, mengatakan saat ini lebih fokus mencari tandem supaya bisa ikut ‘bertarung’ pada Pilkada Badung. Kata Suyasa, bila wadah untuk mengusung saja belum pasti, terlalu jauh membicarakan calon, sebab nanti bisa menjadi mubazir.
“Saya kira dalam merekrut kader-kader atau siapapun tokoh independen masih ada waktu. Intinya kita buatkan wadah dulu, minimal 20 persen kursi di DPRD Badung. Supaya tidak mubazir berbicara calon dan sebagainya, kalau pada akhirnya kita tidak bisa mengusung calon,” tegasnya pada wartawan, Rabu (18/9) kemarin.
Sebagi bentuk keseriusan, Golkar Badung berupaya melakukan pendekatan dan penjajakan dengan partai politik di Badung, terutama yang memiliki kursi di dewan. “Untuk Golkar masih proses penjajakan. Logikanya kan harus punya 20 persen kursi di parlemen baru bisa mengusung. Sementara kita baru 17 persen. Artinya masih kurang. Jadi, sekarang kami fokus koordinasi dan duduk bersama dengan partai politik,” tegas Suyasa. *asa
Sekretaris DPC PDIP Badung, I Putu Parwata, menegaskan keputusan mengusung kembali paket Giriasa berdasarkan keputusan partai. “DPP menyerahkan sepenuhnya kepada DPD PDIP Bali untuk mengambil langkah-langkah. Lalu DPD PDIP Bali melakukan rapat dua minggu lalu, memutuskan untuk Badung di internal saja dan diputuskan incumbent,” ungkap Parwata, Rabu (18/9). Dengan keputusan mengusung paket incumbent ini, kata politisi asal Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara ini, DPC PDIP Badung menegaskan lagi melalui rapat DPC PDIP Badung, Sabtu (14/9) lalu. “Untuk itu tidak ada lagi pendaftaran di Badung. Sudah jadi keputusan mengusung incumbent lagi,” tegas Ketua DPRD Badung ini.
Pada bagian lain, Partai Golkar Badung serius menatap Pilkada 2020 mendatang. Partai beringin kini berupaya membangun komunikasi dengan beberapa partai politik (parpol) agar minimal memiliki 20 persen kursi di DPRD Badung, sebagai salah satu syarat mengusung calon.
Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD II Golkar Badung, I Wayan Suyasa, mengatakan saat ini lebih fokus mencari tandem supaya bisa ikut ‘bertarung’ pada Pilkada Badung. Kata Suyasa, bila wadah untuk mengusung saja belum pasti, terlalu jauh membicarakan calon, sebab nanti bisa menjadi mubazir.
“Saya kira dalam merekrut kader-kader atau siapapun tokoh independen masih ada waktu. Intinya kita buatkan wadah dulu, minimal 20 persen kursi di DPRD Badung. Supaya tidak mubazir berbicara calon dan sebagainya, kalau pada akhirnya kita tidak bisa mengusung calon,” tegasnya pada wartawan, Rabu (18/9) kemarin.
Sebagi bentuk keseriusan, Golkar Badung berupaya melakukan pendekatan dan penjajakan dengan partai politik di Badung, terutama yang memiliki kursi di dewan. “Untuk Golkar masih proses penjajakan. Logikanya kan harus punya 20 persen kursi di parlemen baru bisa mengusung. Sementara kita baru 17 persen. Artinya masih kurang. Jadi, sekarang kami fokus koordinasi dan duduk bersama dengan partai politik,” tegas Suyasa. *asa
1
Komentar