Bali Didorong Bangun Sekolah Hindu
Koster Bangun 2 Sekolah Pasraman
World Hindu Parisadh gelar World Hindu Wisdom Meets 2019 bertema 'Membentuk Karakter Pemimpin Masa Depan' di SMAN Bali Mandara
SINGARAJA, NusaBali
World Hindu Parisadh dorong Pemprov Bali membangun sekolah Hindu, sebagai wadah dan sarana pembentukan SDM yang sesuai dengan kearifan lokal Bali. Dorongan ini sejalan kebijakan Pemprov Bali di bawah kepeimpnan Gubernur Wayan Koster, yang kini juga tengah berupaya mewujudkan sekolah Hindu Negeri di Pulau Dewata.
Dorongan agar Pemprov Bali membangun sekolah Hindu ini disampaikan Presiden World Hundu Parisadh, Made Mangku Pastika, saat acara World Hindu Wisdom Meets 2019 di SMAN Bali Mandara, Desa/Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Jumat (20/9), yang dibuka langsung Gubernur Bali Wayan Koster. Mangku Pastika menyatakan, sekolah Hindu yang akan dibangun di Bali ini nantinya bernaung di ba-wah Kementerian Agama (Kemenag).
Menurut Pastika, pendirian sekolah Hindu di Bali sangatlah penting. Apalagi, sesuai dengan Undang-undang, sangat memungkinkan membangun sekolah Hindu dengan difasilitasi oleh negara. “Kita di Bali belum punya sekolah Hindu. Maaf seperti agama lain sudah punya mulai dari TK samapi jenjang SMA. Padahal,” jelas Pastika yang juga Gubernur Bali 2009-2013, 2013-2018
Pastika menyebutkan, ide pendirian sekolah Hindu ini sudah sempat disampaikannya kepada Gubernur Wayan Koster. Selain itu, gagasan ini juga telah disampaikan kepada Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama. Dirjen Bimas Hindu kemudian memberikan lampu hijau untuk menjakukan proposal.
“Dirjen Bimas Hindu sangat mendukung dan menunggu proposal kita. Kami sedang bantu buatkan proposalnya juga bagaimana desainnya. Di World Hindu Parishad banyak ahli pendidikan, mereka yang bantu dan selanjutnya dibicarakan dengan Kadis Pendidikan, Biro Kesra Setda Provinsi Bali, atau desa adat,” jelas tokoh asal Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Buleleng yang juga anggota DPD RI Dapil Bali 2019-2024 terpilih hasil Pileg 2019 ini.
Dalam rancangan proposal yang akan diajukan ke Dirjen Bimas Hindu, kata Pastika, juga dipikirkan nama dan kurikulum yang tepat untuk sekolah Hindu tersebut. Soal di mana sekolah Hindu pertama di Bali akan dibangun sebagai pilot project, menurut Pastika, itu ranahnya pemerintah. Yang jelas, pendirian sekolah Hindu negeri di Bali bisa dilakukan di setiap kabupaten/kota. “Sehingga misi untuk membentuk SDM berkualitas sesuai dengan kearifan lokal Bali, dapat dimaksimalkan,” tegas mantan Kapolda Bali ini.
Terkait dipilihnya SMAN Bali Mandara sebagai tempat penyelenggaraan World Hindu Wisdom Meets 2019 bertema 'Membentuk Karakter Pemimpin Masa Depan', menurut Pastika, tak terlepas dari tujuan dibangunnya sekolah tersebut yang dipersiapkan untuk menyiapkan, mendidik, mengarahkan, dan membina para generasi muda calon pemimpin masa depan. Maka, acara yang disusun lebih banyak me-libatkan generasi muda, dalam rangka memberikan pandangan kepada mereka tentang wawasan beragama dalam menjalani kehidupan.
Pastika pun mengajak generasi muda untuk bangga menganut agama Hindu. "Teori kepemimpinan Hindu sampai saat ini masih relevan dijadikan acuan pembentukan karakter pemimpin. Pemimpin-pemimpin besar dan tokoh-tokoh dunia belajar dari Hindu, karena Hindu itu logis, fleksibel, universal, dan sebagainya. Jadi, banggalah sebagai orang Hindu," tegas Pastika.
Sementara itu, Gubernur Wayan Koster yang hadir membuka World Hindu Wisdom Meets 2019 di SMAN Bali Mandara, Kamis kemarin, mengatakan Pemprov Bali saat ini tengah berupaya mewujudkan sekolah Hindu negeri. Pemprov juga sedang membangun Sekolah Pasraman di Karangasem dan Jembrana, yang akan mengadopsi sistem pendidikan SMAN/SMKN Bali Mandara.
Sekolah Pasraman setingkat SMA itu, kata Gubernur Koster, akan me-ngkolaborasikan pendidikan umum dan pendidikan agama, sehingga dapat memperkuat pengembangan kapasitas sebagai manusia, khususnya memperkuat jatidiri dan karakter anak-anak.
“Saya merancang pengembangan SDM Bali unggul sesuai dengan kearifan lokal Bali. Apa yang diterapkan di SMAN Bali Mandara ini sangat bagus, saya sudah ikuti sejak lama. Sedang disiapkan konsep pembanguann SMA/SMK yang serupa dengan SMAN/SMKN Bali Bandara, dalam bentuk Pasraman,” tegas Koster.
Menurut Koster, Sekolah Pasraman ini akan dibangun di Karanagsem dan Jembrana. Bahkan, proses pembangunan Sekolah Pasraman di Karangasem akan dimulai tahun 2019 ini. Sekolah Pasraman bernapaskan Hindu ini akan diprioritaskan buat anak-anak kurang mampu di Bali, untuk mendapatkan hak pendidikan yang sama dengan anak lainnya. Ini konsepnya hampir sama dengan SMAN/SMKN Bali Mandara.
Pada bagian lain, Koster menytakan sangat mendukung terselenggaranya kegiatan World Hindu Parisadh di Bali, khsuusnya di Buleleng, untuk menguatkan karakter dan jatidiri generasi muda Hindu. Koster berharap generasi muda Hindu tetap kokoh dan setia menjaga warisan leluhur, dengan tetap mengacu pada ajaran Hindu yang sangat fleksibel, universal, dan relevan hingga saat ini.
“Meskipun dari segi jumlah kita (umat Hindu) sedikit, tidak apa-apa. Yang penting, bagaimana menjadikan yang sedikit ini berkualitas. Tantangan terbesar saat ini adalah bisa menempatkan diri dengan cermat. Harus berkomitmen dan berdedikasi berlandaskan ajaran Hindu. Siapkan diri menjadi pemimpin berkarakter, punya kapabilitas, dan berani, jangan memble,” papar Koster.
“Kita harus bangun SDM kita. Walaupun minoritas, jika SDM kita bagus, berprestasi, kita akan bisa menguasai dunia. Kita harus bisa menjadi orang yang menentukan arus perubahan, bukan hanya sekadar mengikuti arus," lanjut tegas Gubernuir asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Koster menilai World Hindu Parisadh yang dipimpin Made Mangku Pastika sangat aktif membangun semangat kolektif ke-Hindu-an lokal, nasional, dan internasional. Menurut Koster, organisasi ini merupakan wahana sinergisitas kekuatan kolektif Hindu di dunia yang berkontribusi kepada dunia sesuai dengan keahliannya.
Bali sebagai barometer penganut Hindu terbanyak di Indonesia, kata Koster, saat ini juga masih sangat loyal dengan NKRI sebagai implementasi ajaran Hindu yang sangat universal dan fleksibel. Koster berharap generasi muda Hindu dapat memproteksi Bali melalui program Sad Kertih. “Ikuti perkembangan modern boleh saja, tetapi tetap harus punya landasan kokoh menjaga warisan leluhur Bali,” papar mantan anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali tiga kali periode (2004-2009, 2009-2014, 2014-2018) ini. *k23
Dorongan agar Pemprov Bali membangun sekolah Hindu ini disampaikan Presiden World Hundu Parisadh, Made Mangku Pastika, saat acara World Hindu Wisdom Meets 2019 di SMAN Bali Mandara, Desa/Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Jumat (20/9), yang dibuka langsung Gubernur Bali Wayan Koster. Mangku Pastika menyatakan, sekolah Hindu yang akan dibangun di Bali ini nantinya bernaung di ba-wah Kementerian Agama (Kemenag).
Menurut Pastika, pendirian sekolah Hindu di Bali sangatlah penting. Apalagi, sesuai dengan Undang-undang, sangat memungkinkan membangun sekolah Hindu dengan difasilitasi oleh negara. “Kita di Bali belum punya sekolah Hindu. Maaf seperti agama lain sudah punya mulai dari TK samapi jenjang SMA. Padahal,” jelas Pastika yang juga Gubernur Bali 2009-2013, 2013-2018
Pastika menyebutkan, ide pendirian sekolah Hindu ini sudah sempat disampaikannya kepada Gubernur Wayan Koster. Selain itu, gagasan ini juga telah disampaikan kepada Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama. Dirjen Bimas Hindu kemudian memberikan lampu hijau untuk menjakukan proposal.
“Dirjen Bimas Hindu sangat mendukung dan menunggu proposal kita. Kami sedang bantu buatkan proposalnya juga bagaimana desainnya. Di World Hindu Parishad banyak ahli pendidikan, mereka yang bantu dan selanjutnya dibicarakan dengan Kadis Pendidikan, Biro Kesra Setda Provinsi Bali, atau desa adat,” jelas tokoh asal Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Buleleng yang juga anggota DPD RI Dapil Bali 2019-2024 terpilih hasil Pileg 2019 ini.
Dalam rancangan proposal yang akan diajukan ke Dirjen Bimas Hindu, kata Pastika, juga dipikirkan nama dan kurikulum yang tepat untuk sekolah Hindu tersebut. Soal di mana sekolah Hindu pertama di Bali akan dibangun sebagai pilot project, menurut Pastika, itu ranahnya pemerintah. Yang jelas, pendirian sekolah Hindu negeri di Bali bisa dilakukan di setiap kabupaten/kota. “Sehingga misi untuk membentuk SDM berkualitas sesuai dengan kearifan lokal Bali, dapat dimaksimalkan,” tegas mantan Kapolda Bali ini.
Terkait dipilihnya SMAN Bali Mandara sebagai tempat penyelenggaraan World Hindu Wisdom Meets 2019 bertema 'Membentuk Karakter Pemimpin Masa Depan', menurut Pastika, tak terlepas dari tujuan dibangunnya sekolah tersebut yang dipersiapkan untuk menyiapkan, mendidik, mengarahkan, dan membina para generasi muda calon pemimpin masa depan. Maka, acara yang disusun lebih banyak me-libatkan generasi muda, dalam rangka memberikan pandangan kepada mereka tentang wawasan beragama dalam menjalani kehidupan.
Pastika pun mengajak generasi muda untuk bangga menganut agama Hindu. "Teori kepemimpinan Hindu sampai saat ini masih relevan dijadikan acuan pembentukan karakter pemimpin. Pemimpin-pemimpin besar dan tokoh-tokoh dunia belajar dari Hindu, karena Hindu itu logis, fleksibel, universal, dan sebagainya. Jadi, banggalah sebagai orang Hindu," tegas Pastika.
Sementara itu, Gubernur Wayan Koster yang hadir membuka World Hindu Wisdom Meets 2019 di SMAN Bali Mandara, Kamis kemarin, mengatakan Pemprov Bali saat ini tengah berupaya mewujudkan sekolah Hindu negeri. Pemprov juga sedang membangun Sekolah Pasraman di Karangasem dan Jembrana, yang akan mengadopsi sistem pendidikan SMAN/SMKN Bali Mandara.
Sekolah Pasraman setingkat SMA itu, kata Gubernur Koster, akan me-ngkolaborasikan pendidikan umum dan pendidikan agama, sehingga dapat memperkuat pengembangan kapasitas sebagai manusia, khususnya memperkuat jatidiri dan karakter anak-anak.
“Saya merancang pengembangan SDM Bali unggul sesuai dengan kearifan lokal Bali. Apa yang diterapkan di SMAN Bali Mandara ini sangat bagus, saya sudah ikuti sejak lama. Sedang disiapkan konsep pembanguann SMA/SMK yang serupa dengan SMAN/SMKN Bali Bandara, dalam bentuk Pasraman,” tegas Koster.
Menurut Koster, Sekolah Pasraman ini akan dibangun di Karanagsem dan Jembrana. Bahkan, proses pembangunan Sekolah Pasraman di Karangasem akan dimulai tahun 2019 ini. Sekolah Pasraman bernapaskan Hindu ini akan diprioritaskan buat anak-anak kurang mampu di Bali, untuk mendapatkan hak pendidikan yang sama dengan anak lainnya. Ini konsepnya hampir sama dengan SMAN/SMKN Bali Mandara.
Pada bagian lain, Koster menytakan sangat mendukung terselenggaranya kegiatan World Hindu Parisadh di Bali, khsuusnya di Buleleng, untuk menguatkan karakter dan jatidiri generasi muda Hindu. Koster berharap generasi muda Hindu tetap kokoh dan setia menjaga warisan leluhur, dengan tetap mengacu pada ajaran Hindu yang sangat fleksibel, universal, dan relevan hingga saat ini.
“Meskipun dari segi jumlah kita (umat Hindu) sedikit, tidak apa-apa. Yang penting, bagaimana menjadikan yang sedikit ini berkualitas. Tantangan terbesar saat ini adalah bisa menempatkan diri dengan cermat. Harus berkomitmen dan berdedikasi berlandaskan ajaran Hindu. Siapkan diri menjadi pemimpin berkarakter, punya kapabilitas, dan berani, jangan memble,” papar Koster.
“Kita harus bangun SDM kita. Walaupun minoritas, jika SDM kita bagus, berprestasi, kita akan bisa menguasai dunia. Kita harus bisa menjadi orang yang menentukan arus perubahan, bukan hanya sekadar mengikuti arus," lanjut tegas Gubernuir asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Koster menilai World Hindu Parisadh yang dipimpin Made Mangku Pastika sangat aktif membangun semangat kolektif ke-Hindu-an lokal, nasional, dan internasional. Menurut Koster, organisasi ini merupakan wahana sinergisitas kekuatan kolektif Hindu di dunia yang berkontribusi kepada dunia sesuai dengan keahliannya.
Bali sebagai barometer penganut Hindu terbanyak di Indonesia, kata Koster, saat ini juga masih sangat loyal dengan NKRI sebagai implementasi ajaran Hindu yang sangat universal dan fleksibel. Koster berharap generasi muda Hindu dapat memproteksi Bali melalui program Sad Kertih. “Ikuti perkembangan modern boleh saja, tetapi tetap harus punya landasan kokoh menjaga warisan leluhur Bali,” papar mantan anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali tiga kali periode (2004-2009, 2009-2014, 2014-2018) ini. *k23
1
Komentar