Santap Nasi Bungkus, 64 Orang Diduga Keracunan
Sempat Diperiksa di RSUD Wangaya, 6 Orang Diopname
Sebanyak 64 orang di Banjar Anggabaya, Kelurahan Penatih, Kecamatan Denpasar Timur, diduga mengalami keracunan setelah menyantap nasi bungkus pada Kamis (19/9) malam.
DENPASAR, NusaBali
Pada Jumat (20/9) dini hari, sebanyak 46 orang dibawa ke RSUD Wangaya, dan pada Sabtu (21/9) sebanyak 18 orang menyusul masuk RSUD Wangaya. Mereka harus dilarikan ke RSUD Wangaya setelah menyantap nasi bungkus yang dibawakan oleh Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Denpasar pada kegiatan Utsawa Dharma Gita (UDG). Dari 64 orang yang diduga keracunan, 6 orang di antaranya hingga Sabtu kemarin masih dirawat di RSUD Wangaya.
Kepala Dusun Banjar Anggabaya Made Arya, saat ditemui pada Sabtu kemarin, mengungkapkan kejadian tersebut diketahui pada Jumat (20/9) dini hari. Mereka yang diduga keracunan merupakan pengisi acara dalam Utsawa Dharma Gita yang digelar di Banjar Anggabaya. Sebanyak 225 bungkus nasi dibagikan pada Kamis (19/9) malam seusai latihan persiapan pentas pada puncak acara, Sabtu (21/9). Menu nasi bungkus tersebut adalah nasi putih, mie, telur, ayam sisit, dan sambal.
Ratusan nasi bungkus itu diketahui merupakan sumbangan dari Dinas Kebudayaan Kota Denpasar yang dipesan melalui rekanan. Seusai menyantap nasi, warga yang diketahui merupakan penari, penabuh, dan panitia tersebut langsung pulang. Namun, saat itu yang menyantap nasi bungkus terakhir pada sekitar pukul 00.00 Wita.
Setelah itu, Jumat (20/9) dini hari warga yang menyantap nasi bungkus mengeluh mual dan sakit perut bahkan muntah-muntah. Mendengar hal tersebut, pada Jumat pagi tim medis dari Puskesmas Denpasar Timur II datang ke banjar untuk memeriksa warga yang mengalami keluhan. Saat itu, warga yang diperiksa sebanyak 48 orang.
Setelah diperiksa oleh tim medis dari Puskesmas Denpasar Timur II, mereka diizinkan pulang. Namun, sore harinya sebanyak 46 warga tersebut dilarikan ke RSUD Wangaya oleh keluarga masing-masing karena mengalami muntah-muntah dan mencret. “Kemarin (Jumat) sempat diperiksa oleh tim medis Puskesmas, tapi malamnya mereka dilarikan ke Rumah Sakit Wangaya,” ujar Made Arya.
Dari 46 orang tersebut, 5 orang di antaranya harus menjalani opname sesuai anjuran dokter, selebihnya diizinkan pulang untuk rawat jalan. “Ada anak-anak juga. Kemungkinan bapaknya penabuh karena ngajak anak, anaknya dikasih nasinya. Jadi anaknya yang kena. Saya juga tidak bisa mengatakan mereka keracunan, karena belum ada hasil lab. Apakah benar keracunan, atau kondisi mereka yang mungkin lemah karena setiap hari latihan persiapan kegiatan ini,” tutur Made Arya.
Namun, menurut Made Arya, keesokan harinya, Sabtu (21/9), sebanyak 18 orang warganya harus dibawa ke RSUD Wangaya karena keluhan yang sama. Dari 18 orang tersebut hanya 1 orang dari panitia yang harus opname. “Ini panitia yang harus diopname. Semuanya ada 6 orang opname, yang masuk rumah sakit 64 orang,” jelasnya.
Dikatakan Made Arya, pihak Dinas Kebudayaan dan Dinas Kesehatan Kota Denpasar, sudah sempat ke Banjar Anggabaya. Disbud tidak bisa memastikan apapun terkait kejadian tersebut. Karena sample makanan masih dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pengecekan. Kendati ada kejadian tersebut, Made Arya mengaku tidak ada kendala dalam Utsawa Dharma Gita yang digelarnya.
“Syukur kegiatan ini (Utsawa Dharma Gita) masih bisa berjalan lancar. Mereka (korban yang diduga keracunan, Red) yang diizinkan pulang dari rumah sakit juga sudah bisa pentas,” imbuhnya.
Sementara, dikonfirmasi terpisah Kepala Sub Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUD Wangaya AA Ngurah Suastika, membenarkan pihaknya menerima pasien berobat di IGD RSUD Wangaya pada Jumat (20/9) sore, sebanyak 46 orang dan yang harus opname 5 orang. Sedangkan pada Sabtu (21/9) hingga sekitar pukul 11.45 Wita, pihaknya kembali menerima pasien sebanyak 18 orang.
Namun pasien yang masuk pada Sabtu kemarin, 17 orang sudah diperbolehkan pulang, kecuali satu orang yang harus rawat inap. Kejadian ini diduga akibat keracunan yang berasal dari nasi bungkus yang dibagikan saat acara yang diadakan di Banjar Anggabaya. Karena gejala yang dirasakan oleh pasien adalah mual dan pusing.
“Semuanya dari banjar yang sama dan keluhannya sama. Gejalanya mual, muntah, dan pusing. Mereka ada yang dirawat jalan, ada juga yang opname. Tapi yang opname saya lihat sudah normal,” tutur Ngurah Suastika.
Terkait kejadian tersebut, Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar I Gusti Ngurah Bagus Mataram, belum bisa dikonfirmasi. Beberapa kali dikonfirmasi via telepon tidak direspons kendati terdengar nada sambung. *mis
Kepala Dusun Banjar Anggabaya Made Arya, saat ditemui pada Sabtu kemarin, mengungkapkan kejadian tersebut diketahui pada Jumat (20/9) dini hari. Mereka yang diduga keracunan merupakan pengisi acara dalam Utsawa Dharma Gita yang digelar di Banjar Anggabaya. Sebanyak 225 bungkus nasi dibagikan pada Kamis (19/9) malam seusai latihan persiapan pentas pada puncak acara, Sabtu (21/9). Menu nasi bungkus tersebut adalah nasi putih, mie, telur, ayam sisit, dan sambal.
Ratusan nasi bungkus itu diketahui merupakan sumbangan dari Dinas Kebudayaan Kota Denpasar yang dipesan melalui rekanan. Seusai menyantap nasi, warga yang diketahui merupakan penari, penabuh, dan panitia tersebut langsung pulang. Namun, saat itu yang menyantap nasi bungkus terakhir pada sekitar pukul 00.00 Wita.
Setelah itu, Jumat (20/9) dini hari warga yang menyantap nasi bungkus mengeluh mual dan sakit perut bahkan muntah-muntah. Mendengar hal tersebut, pada Jumat pagi tim medis dari Puskesmas Denpasar Timur II datang ke banjar untuk memeriksa warga yang mengalami keluhan. Saat itu, warga yang diperiksa sebanyak 48 orang.
Setelah diperiksa oleh tim medis dari Puskesmas Denpasar Timur II, mereka diizinkan pulang. Namun, sore harinya sebanyak 46 warga tersebut dilarikan ke RSUD Wangaya oleh keluarga masing-masing karena mengalami muntah-muntah dan mencret. “Kemarin (Jumat) sempat diperiksa oleh tim medis Puskesmas, tapi malamnya mereka dilarikan ke Rumah Sakit Wangaya,” ujar Made Arya.
Dari 46 orang tersebut, 5 orang di antaranya harus menjalani opname sesuai anjuran dokter, selebihnya diizinkan pulang untuk rawat jalan. “Ada anak-anak juga. Kemungkinan bapaknya penabuh karena ngajak anak, anaknya dikasih nasinya. Jadi anaknya yang kena. Saya juga tidak bisa mengatakan mereka keracunan, karena belum ada hasil lab. Apakah benar keracunan, atau kondisi mereka yang mungkin lemah karena setiap hari latihan persiapan kegiatan ini,” tutur Made Arya.
Namun, menurut Made Arya, keesokan harinya, Sabtu (21/9), sebanyak 18 orang warganya harus dibawa ke RSUD Wangaya karena keluhan yang sama. Dari 18 orang tersebut hanya 1 orang dari panitia yang harus opname. “Ini panitia yang harus diopname. Semuanya ada 6 orang opname, yang masuk rumah sakit 64 orang,” jelasnya.
Dikatakan Made Arya, pihak Dinas Kebudayaan dan Dinas Kesehatan Kota Denpasar, sudah sempat ke Banjar Anggabaya. Disbud tidak bisa memastikan apapun terkait kejadian tersebut. Karena sample makanan masih dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pengecekan. Kendati ada kejadian tersebut, Made Arya mengaku tidak ada kendala dalam Utsawa Dharma Gita yang digelarnya.
“Syukur kegiatan ini (Utsawa Dharma Gita) masih bisa berjalan lancar. Mereka (korban yang diduga keracunan, Red) yang diizinkan pulang dari rumah sakit juga sudah bisa pentas,” imbuhnya.
Sementara, dikonfirmasi terpisah Kepala Sub Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUD Wangaya AA Ngurah Suastika, membenarkan pihaknya menerima pasien berobat di IGD RSUD Wangaya pada Jumat (20/9) sore, sebanyak 46 orang dan yang harus opname 5 orang. Sedangkan pada Sabtu (21/9) hingga sekitar pukul 11.45 Wita, pihaknya kembali menerima pasien sebanyak 18 orang.
Namun pasien yang masuk pada Sabtu kemarin, 17 orang sudah diperbolehkan pulang, kecuali satu orang yang harus rawat inap. Kejadian ini diduga akibat keracunan yang berasal dari nasi bungkus yang dibagikan saat acara yang diadakan di Banjar Anggabaya. Karena gejala yang dirasakan oleh pasien adalah mual dan pusing.
“Semuanya dari banjar yang sama dan keluhannya sama. Gejalanya mual, muntah, dan pusing. Mereka ada yang dirawat jalan, ada juga yang opname. Tapi yang opname saya lihat sudah normal,” tutur Ngurah Suastika.
Terkait kejadian tersebut, Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar I Gusti Ngurah Bagus Mataram, belum bisa dikonfirmasi. Beberapa kali dikonfirmasi via telepon tidak direspons kendati terdengar nada sambung. *mis
1
Komentar