IA ITB Bedah Pemikiran Gubernur Koster
Gubernur Koster menerima Ganesha Yasa Kerthi Utama, yakni penghargaan yang diberikan kepada alumni ITB atas dedikasinya kepada negara dengan menjabat sebagai kepala daerah.
DENPASAR, NusaBali
Berbagai konsep pemikiran dan kebijakan Gubernur Bali Wayan Koster dibedah dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Membangun Sistem Energi Bersih dengan Prinsip Kemandirian, Berkeadilan, dan Berkelanjutan di Provinsi Bali. Nantinya berbagai poin penting yang dihasilkan dari FGD serangkaian Rakernas Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB) tersebut akan disampaikan kepada pemerintah pusat. Hal itu karena Bali dijadikan prototipe atau role model pembangunan di Indonesia, melalui berbagai program dan kebijakan yang telah dilaksanakan oleh Pemprov Bali.
FGD serangkaian Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IA ITB tersebut diselenggarakan di Rama Sita Room, Inna Grand Bali Beach, Sanur, Denpasar Selatan, Sabtu (21/9). Saat pembukaan Rakernas Ikatan Alumni ITB, Sabtu kemarin, Gubernur Koster yang juga alumni Fakultas Matematika dan IPA Institut Teknologi Bandung (FMIPA ITB) Angkatan 1981, berkesempatan menjabarkan berbagai arah kebijakan dan program Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali yang tertuang dalam visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Sebuah visi besar dari Gubernur Koster tentang pembangunan Bali yang mengandung makna menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya, untuk mewujudkan kehidupan krama Bali yang sejahtera dan bahagia, sekala-niskala menuju kehidupan krama dan Gumi Bali sesuai dengan prinsip Trisakti Bung Karno. Yakni berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan yang diterapkan melalui pembangunan secara terpola, menyeluruh, terencana, terarah, dan terintegrasi dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Visi tersebut dimaksudkan untuk menuju Bali Era Baru dengan menata secara fundamental dan komprehensif pembangunan Bali yang mencakup tiga aspek utama. Yakni alam, krama, dan kebudayaan Bali berdasarkan nilai-nilai Tri Hita Karana yang berakar dari kearifan lokal Sad Kerthi yang meliputi Atma Kerthi, Wana Kerthi, Danu Kerthi, Segara Kerthi, Jana Kerthi, dan Jagat Kerthi. Demi terwujudnya visi pembangunan Bali tersebut, diperlukan peran dan dukungan semua pihak agar Bali sebagai salah satu destinasi wisata dunia terus dipandang baik dan berkualitas.
“Saya berharap ikatan alumni dapat memberikan masukan, pikiran, ide-ide, konsep untuk pembangunan Bali. Karena Bali merupakan bagian dari dunia. Karena 40 persen wisata Indonesia itu pintu masuknya dari Bali,” ujarnya.
Kemudian Gubernur Koster yang juga alumni Fakultas Matematika dan IPA Institut Teknologi Bandung (FMIPA ITB) angkatan 1981 ini pun menguraikan berbagai program yang telah dilaksanakan Pemprov Bali. Di antaranya di keluarkannya Peraturan Gubernur Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai. Menurut Koster, sejak dicanangkan Pergub yang pertama ada di Indonesia ini mendapatkan banyak apresiasi dan respons positif dari berbagai daerah. Bahkan dunia internasional.
“Saat ini sudah tidak ada lagi menggunakan kresek, sedotan, styrofoam. Dekorasi yang digunakan pada acara ini juga sudah menggunakan bahan dari alam. Kebijakan ini berdampak pada berkembangnya seni kerajinan rakyat,” tuturnya.
Selain itu juga diterbitkan Peraturan Gubernur Nomor 79 Tahun 2018 tentang Hari Penggunaan Busana Adat Bali dan Peraturan Gubernur Nomor 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali.
“Setiap hari Kamis, Purnama, Tilem, Hari Jadi Pemerintah Provinsi Bali, hari jadi kabupaten dan kota. Kebijakan ini sangat bagus, tidak hanya berdampak pada peningkatan kecintaan seni budaya, kearifan lokal dengan busananya, tapi berdampak terhadap ekonomi. Ternyata industri busana dan pedagang, toko busana meningkat omzetnya setelah diberlakukannya peraturan gubernur ini,” ungkap Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini.
Ditambahkan Gubernur Koster, bahkan pemberlakuan kebijakan penggunaan busana adat Bali diperluas juga untuk tiap kegiatan nasional maupun internasional yang digelar di Bali, dengan keharusan mengenakan busana adat.
Pada kesempatan ini, Gubernur Koster mengapresiasi tema yang diusung pada Rakernas IA ITB 2019, yakni ‘Nangun Sat Kerthi Loka Nusantara’.
Sementara itu Ketua Umum IA ITB Ridwan Djamaludin, mengatakan ikatan alumni merupakan posisi sentral dalam pembangunan bangsa. Keberadaan IA ITB diharapkan mampu memberikan sumbangsih pikiran untuk pembangunan bangsa ke depan.
“Sebagai alumni ITB sesungguhnya kita harus menjadi tulang punggung pembangunan negara ini. Kita harus memberikam nilai tambah dari nilai yang ada, kita harus mengembangkan sumber daya manusia yang baik, kita juga harus membuka lapangan kerja,” katanya.
Sementara itu, di acara gala dinner bersama Ikatan Alumni ITB di Rumah Jabatan Jayasabha, Denpasar pada Sabtu (21/9) malam, Gubernur Koster menerima Ganesha Yasa Kerthi Utama, sebuah penghargaan yang diberikan kepada alumni ITB atas dedikasinya kepada negara dengan menjabat sebagai kepala daerah. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Ketua Umum IA ITB Ridwan Djamaludin.
Selain Gubernur Koster, penghargaan serupa juga diberikan kepada kepala daerah/wakil kepala daerah lain seperti Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Wakil Bupati Bandung Gungun Gunawan, Wakil Walikota Bogor Dedi A Rahim, Walikota Payakumbuh Fahrizal Pahlevi, dan Bupati Agam Indra Catri.
Sementara itu, Ketua Panitia Rakernas Putu Widya Sricaya menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Koster serta jajaran Pemprov Provinsi Bali atas fasilitasi dan dukungan untuk penyelenggaraan rakernas. “Saya yakin, rakernas kali ini akan memberikan pengalaman tak terlupakan kepada para peserta,” ujarnya.
Sricaya menyebut Rakernas secara umum berjalan sukses dan lancar serta menghasilkan berbagai keputusan penting. Rakernas ini juga membedah berbagai konsep pemikiran dan kebijakan kepemimpinan Gubernur Bali Wayan Koster, selaku alumni ITB yang dinilai punya program visioner.
Para peserta juga turut memberikan kontribusinya untuk gerakan dan program yang diinisiasi oleh Gubernur Koster melalui visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. “Contohnya kita turut mendukung program pengurangan sampah plastik di Bali, melalui gerakan Bali Resik Sampah Plastik yang dilaksanakan pagi tadi (Sabtu kemarin). Juga melalui gerakan penghijauan dan pelepasan benih ikan di Danau Buyan,” urai Sricaya.
Pada kesempatan ini, selain pertunjukan tari oleh para seniman muda ISI Denpasar, tidak ketinggalan Ny Putri Suastini Koster turut menampilkan puisi berjudul ‘Sumpah Kumbakarna’. Pendamping orang nomor satu di Bali ini memukau audiens lewat penghayatan dan pendalaman puisi yang diangkat dari kisah Ramayana. Tak pelak, standing ovation selama beberapa menit diberikan saat seniman serba bisa ini menyudahi pembacaan puisinya.
Rangkaian kegiatan Rakernas IA ITB, yakni Resik Sampah Plastik pada Sabtu (21/9) pagi di Pantai Sanur sebagai implementasi ‘Segara Kerthi’, penanaman 500 bibit pohon pada 11 Agustus 2019 di Dukuh Penaban, Kecamatan/Kabupaten Karangasem sebagai implementasi ‘Wana Kerthi’, pelepasan 10 ribu ekor ikan di Danau Buyan, Sukasada, Buleleng pada 15 September 2019 sebagai implementasi ‘Danu Kerthi’, dan Focus Group Discussion (FGD) Pembangunan Bali yang mengambil tema Membangun Sistem Energi Bersih dengan Prinsip Kemandirian, Berkeadilan, dan Berkelanjutan di Provinsi Bali. *
FGD serangkaian Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IA ITB tersebut diselenggarakan di Rama Sita Room, Inna Grand Bali Beach, Sanur, Denpasar Selatan, Sabtu (21/9). Saat pembukaan Rakernas Ikatan Alumni ITB, Sabtu kemarin, Gubernur Koster yang juga alumni Fakultas Matematika dan IPA Institut Teknologi Bandung (FMIPA ITB) Angkatan 1981, berkesempatan menjabarkan berbagai arah kebijakan dan program Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali yang tertuang dalam visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Sebuah visi besar dari Gubernur Koster tentang pembangunan Bali yang mengandung makna menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya, untuk mewujudkan kehidupan krama Bali yang sejahtera dan bahagia, sekala-niskala menuju kehidupan krama dan Gumi Bali sesuai dengan prinsip Trisakti Bung Karno. Yakni berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan yang diterapkan melalui pembangunan secara terpola, menyeluruh, terencana, terarah, dan terintegrasi dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Visi tersebut dimaksudkan untuk menuju Bali Era Baru dengan menata secara fundamental dan komprehensif pembangunan Bali yang mencakup tiga aspek utama. Yakni alam, krama, dan kebudayaan Bali berdasarkan nilai-nilai Tri Hita Karana yang berakar dari kearifan lokal Sad Kerthi yang meliputi Atma Kerthi, Wana Kerthi, Danu Kerthi, Segara Kerthi, Jana Kerthi, dan Jagat Kerthi. Demi terwujudnya visi pembangunan Bali tersebut, diperlukan peran dan dukungan semua pihak agar Bali sebagai salah satu destinasi wisata dunia terus dipandang baik dan berkualitas.
“Saya berharap ikatan alumni dapat memberikan masukan, pikiran, ide-ide, konsep untuk pembangunan Bali. Karena Bali merupakan bagian dari dunia. Karena 40 persen wisata Indonesia itu pintu masuknya dari Bali,” ujarnya.
Kemudian Gubernur Koster yang juga alumni Fakultas Matematika dan IPA Institut Teknologi Bandung (FMIPA ITB) angkatan 1981 ini pun menguraikan berbagai program yang telah dilaksanakan Pemprov Bali. Di antaranya di keluarkannya Peraturan Gubernur Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai. Menurut Koster, sejak dicanangkan Pergub yang pertama ada di Indonesia ini mendapatkan banyak apresiasi dan respons positif dari berbagai daerah. Bahkan dunia internasional.
“Saat ini sudah tidak ada lagi menggunakan kresek, sedotan, styrofoam. Dekorasi yang digunakan pada acara ini juga sudah menggunakan bahan dari alam. Kebijakan ini berdampak pada berkembangnya seni kerajinan rakyat,” tuturnya.
Selain itu juga diterbitkan Peraturan Gubernur Nomor 79 Tahun 2018 tentang Hari Penggunaan Busana Adat Bali dan Peraturan Gubernur Nomor 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali.
“Setiap hari Kamis, Purnama, Tilem, Hari Jadi Pemerintah Provinsi Bali, hari jadi kabupaten dan kota. Kebijakan ini sangat bagus, tidak hanya berdampak pada peningkatan kecintaan seni budaya, kearifan lokal dengan busananya, tapi berdampak terhadap ekonomi. Ternyata industri busana dan pedagang, toko busana meningkat omzetnya setelah diberlakukannya peraturan gubernur ini,” ungkap Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini.
Ditambahkan Gubernur Koster, bahkan pemberlakuan kebijakan penggunaan busana adat Bali diperluas juga untuk tiap kegiatan nasional maupun internasional yang digelar di Bali, dengan keharusan mengenakan busana adat.
Pada kesempatan ini, Gubernur Koster mengapresiasi tema yang diusung pada Rakernas IA ITB 2019, yakni ‘Nangun Sat Kerthi Loka Nusantara’.
Sementara itu Ketua Umum IA ITB Ridwan Djamaludin, mengatakan ikatan alumni merupakan posisi sentral dalam pembangunan bangsa. Keberadaan IA ITB diharapkan mampu memberikan sumbangsih pikiran untuk pembangunan bangsa ke depan.
“Sebagai alumni ITB sesungguhnya kita harus menjadi tulang punggung pembangunan negara ini. Kita harus memberikam nilai tambah dari nilai yang ada, kita harus mengembangkan sumber daya manusia yang baik, kita juga harus membuka lapangan kerja,” katanya.
Sementara itu, di acara gala dinner bersama Ikatan Alumni ITB di Rumah Jabatan Jayasabha, Denpasar pada Sabtu (21/9) malam, Gubernur Koster menerima Ganesha Yasa Kerthi Utama, sebuah penghargaan yang diberikan kepada alumni ITB atas dedikasinya kepada negara dengan menjabat sebagai kepala daerah. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Ketua Umum IA ITB Ridwan Djamaludin.
Selain Gubernur Koster, penghargaan serupa juga diberikan kepada kepala daerah/wakil kepala daerah lain seperti Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Wakil Bupati Bandung Gungun Gunawan, Wakil Walikota Bogor Dedi A Rahim, Walikota Payakumbuh Fahrizal Pahlevi, dan Bupati Agam Indra Catri.
Sementara itu, Ketua Panitia Rakernas Putu Widya Sricaya menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Koster serta jajaran Pemprov Provinsi Bali atas fasilitasi dan dukungan untuk penyelenggaraan rakernas. “Saya yakin, rakernas kali ini akan memberikan pengalaman tak terlupakan kepada para peserta,” ujarnya.
Sricaya menyebut Rakernas secara umum berjalan sukses dan lancar serta menghasilkan berbagai keputusan penting. Rakernas ini juga membedah berbagai konsep pemikiran dan kebijakan kepemimpinan Gubernur Bali Wayan Koster, selaku alumni ITB yang dinilai punya program visioner.
Para peserta juga turut memberikan kontribusinya untuk gerakan dan program yang diinisiasi oleh Gubernur Koster melalui visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. “Contohnya kita turut mendukung program pengurangan sampah plastik di Bali, melalui gerakan Bali Resik Sampah Plastik yang dilaksanakan pagi tadi (Sabtu kemarin). Juga melalui gerakan penghijauan dan pelepasan benih ikan di Danau Buyan,” urai Sricaya.
Pada kesempatan ini, selain pertunjukan tari oleh para seniman muda ISI Denpasar, tidak ketinggalan Ny Putri Suastini Koster turut menampilkan puisi berjudul ‘Sumpah Kumbakarna’. Pendamping orang nomor satu di Bali ini memukau audiens lewat penghayatan dan pendalaman puisi yang diangkat dari kisah Ramayana. Tak pelak, standing ovation selama beberapa menit diberikan saat seniman serba bisa ini menyudahi pembacaan puisinya.
Rangkaian kegiatan Rakernas IA ITB, yakni Resik Sampah Plastik pada Sabtu (21/9) pagi di Pantai Sanur sebagai implementasi ‘Segara Kerthi’, penanaman 500 bibit pohon pada 11 Agustus 2019 di Dukuh Penaban, Kecamatan/Kabupaten Karangasem sebagai implementasi ‘Wana Kerthi’, pelepasan 10 ribu ekor ikan di Danau Buyan, Sukasada, Buleleng pada 15 September 2019 sebagai implementasi ‘Danu Kerthi’, dan Focus Group Discussion (FGD) Pembangunan Bali yang mengambil tema Membangun Sistem Energi Bersih dengan Prinsip Kemandirian, Berkeadilan, dan Berkelanjutan di Provinsi Bali. *
Komentar