Gema Perdamaian 2019 Usung Tema 'Damailah Bangsaku Jayalah Negeriku'
Setiap Individu Punya Peran Mengupayakan Perdamaian
Gema Perdamaian (GP) digelar buat ke-17 kalinya sebagai wadah untuk mengupayakan perdamaian dari Bali untuk dunia.
DENPASAR, NusaBali
Komunitas Gema Perdamaian percaya setiap individu punya peran penting dalam mengusahakan perdamaian itu. Mengambil tema ‘Damailah Bangsaku Jayalah Negeriku’, lantunan doa, sarasehan, serta hiburan budaya akan diisi oleh berbagai tokoh dari kalangan pesraman, kalangan seni, budaya dan lintas agama dengan ekspresinya masing-masing.
“Tema ini sangat relevan untuk mengingatkan manakala bangsa ini bisa damai dan mengenali jati dirinya, maka bangsa ini akan jaya sejaya-jayanya. Tetapi kalau kita lupa diri alias mabuk, maka tidak akan pernah berjaya,” ungkap Ida Rsi Wisesanatha, Ketua SC Gema Perdamaian saat menggelar jumpa pers di kawasan Gong Perdamaian Dunia Kertalangu, Denpasar, Sabtu (21/9).
Menurutnya, jika Indonesia memiliki tingkat kedamaian yang tinggi, maka Bangsa Indonesia akan sejahtera. Maka dari itu, selain doa juga diselenggarakan sarasehan yang pada dasarnya merupakan wahana edukasi bagi siapa pun yang hadir. Sehingga perspektif damai dan tujuan damai dapat dimaknai dengan lebih holistik dan dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari hari. “Indonesia seperti yang kita lihat sendiri memiliki kerentanan yang sangat tinggi. Gerakan ini adalah edukasi terhadap perspektif-perspektif penyebab ketidakdamaian. Kita semua harus berupaya nyata menciptakan damai, bagi seluruh lapisan generasi,” kata Ida Rsi Wisesanatha.
Kegiatan GP sendiri sudah dimulai dari bulan Juni 2019 yang lalu dengan berbagai kegiatan yang pada dasarnya mempromosikan nilai-nilai damai. Adapun penyampaian nilai damai tersebut dilakukan lewat edukasi, lomba-lomba kreatif, ceramah-ceramah perdamaian. Puncak kegiatan akan dihelat pada 5 Oktober mendatang yang dipusatkan di Monumen Perjuangan Rakyat Bali, kawasan Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala Denpasar. Puncak acara akan dihadiri oleh ribuan orang dari berbagai kalangan yang berisikan berbagai hiburan kultural, doa lintas agama yang dipimpin oleh FKUB, serta sarasehan antar tokoh dan hiburan dari elemen komunitas. *ind
“Tema ini sangat relevan untuk mengingatkan manakala bangsa ini bisa damai dan mengenali jati dirinya, maka bangsa ini akan jaya sejaya-jayanya. Tetapi kalau kita lupa diri alias mabuk, maka tidak akan pernah berjaya,” ungkap Ida Rsi Wisesanatha, Ketua SC Gema Perdamaian saat menggelar jumpa pers di kawasan Gong Perdamaian Dunia Kertalangu, Denpasar, Sabtu (21/9).
Menurutnya, jika Indonesia memiliki tingkat kedamaian yang tinggi, maka Bangsa Indonesia akan sejahtera. Maka dari itu, selain doa juga diselenggarakan sarasehan yang pada dasarnya merupakan wahana edukasi bagi siapa pun yang hadir. Sehingga perspektif damai dan tujuan damai dapat dimaknai dengan lebih holistik dan dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari hari. “Indonesia seperti yang kita lihat sendiri memiliki kerentanan yang sangat tinggi. Gerakan ini adalah edukasi terhadap perspektif-perspektif penyebab ketidakdamaian. Kita semua harus berupaya nyata menciptakan damai, bagi seluruh lapisan generasi,” kata Ida Rsi Wisesanatha.
Kegiatan GP sendiri sudah dimulai dari bulan Juni 2019 yang lalu dengan berbagai kegiatan yang pada dasarnya mempromosikan nilai-nilai damai. Adapun penyampaian nilai damai tersebut dilakukan lewat edukasi, lomba-lomba kreatif, ceramah-ceramah perdamaian. Puncak kegiatan akan dihelat pada 5 Oktober mendatang yang dipusatkan di Monumen Perjuangan Rakyat Bali, kawasan Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala Denpasar. Puncak acara akan dihadiri oleh ribuan orang dari berbagai kalangan yang berisikan berbagai hiburan kultural, doa lintas agama yang dipimpin oleh FKUB, serta sarasehan antar tokoh dan hiburan dari elemen komunitas. *ind
1
Komentar