Empat Terminal Mati Suri
Angkutan umum lebih banyak ngetem di beberapa titik pada jam-jam keluar siswa sekolah.
Terminal Kampung Tinggi Jadi Taman dan Pasar Kuliner
SINGARAJA, NusaBali
Nasib empat dari enam terminal di Kabupaten Buleleng, semakin mati suri. Kondisi ini berlangsung sejak belasan tahun lalu hingga empat terminal tidak lagi mampu menyumbang PAD (pendapatan asli daerah).
Di Buleleng ada enam terminal yakni Terminal Sangket di Kecamatan Sukasada, Terminal Penarukan, Kampung Tinggi, Banyuasri, dan Terminal Barang di Kecamatan Buleleng, dan satu lagi Terminal Seririt, di Kecamatan Seririt. Dari enam terminal itu, hanya dua yang masih menggeliat yakni Terminal Penarukan di Kelurahan Penarukan dan Terminal Barang di Kelurahan Banyuasri.
Sedangkan empat terminal lainnya, Terminal Sangket, Kampung Tinggi, Banyuasri, dan Terminal Seririt, nyaris nihil akvitas. Tidak terlihat ada penumpang yang naik turun angkutan umum. Disamping itu, jumlah angkutan umum yang keluar masuk terminal juga sangat jarang. Angkutan umum lebih banyak ngetem di beberapa titik pada jam-jam keluar siswa sekolah.
Terminal Penarukan lebih menggeliat karena seluruh truk pengangkut material galian C, diarahkan masuk terminal. Demikian juga dengan Terminal Barang, seluruh angkutan barang yang bongkar muat diarahkan masuk terminal.
Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Buleleng I Gede Gunawan AP, dikonfirmasi Senin (3/7), mengakui aktivitas di empat terminal, Sangket, Banyuasri, Kampung Tinggi, dan Terminal Seririt menurun dratis. Dikatakan, ada beberapa faktor penyebab lesunya aktivitas terminal. Diantaranya beralihnya moda tranportasi dari angkutan umum ke angkutan pribadi. “Ini sudah berlangsung lama, penyebab utama semakin banyaknya kendaraan pribadi, sehingga sangat jarang ada penumpang, angkot dan angdes juga jumlahnya menurun,” terangnya.
Selain itu, Kadishub Gunawan juga menyinggung pemanfaatan terminal, seperti Terminal Seririt yang dimanfaatkan sebagai lokasi pasar sementara, pasca Pasar Seririt terbakar. Demikian juga dengan Terminal Banyuasri, dimanfaatkan untuk Pasar Tumpah dari sore hingga pagi.
Disinggung masalah kontribusi PAD? Kadishub Gunawan menyatakan, sejak kondisi aktivitas lesu, empat terminal itu sudah tidak mampu menyumbang PAD. Sumber PAD hanya dari dua terminal yakni Terminal Penarukan dan Terminal Barang. “Memang sudah tidak ada kontribusi dari empat terminal itu, sehingga kita hanya mengandalkan dua terminal saja, dengan target PAD dari retribusi terminal hanya sekitar Rp 70 juta,” terang mantan Kabag Humas dan Protokol Setkab Buleleng ini.
Gunawan mengaku, pihaknya telah mengkaji pemanfaatan terminal yang kurang memberi pendapatan. Salah satunya, Terminal Kampung Tinggi, sama sekali tidak menyumbang pendapatan dari retribusi dan tidak layak lagi disebut terminal. Hasil kajian itu, aset terminal itu telah diserahkan ke Pemkab. Rencananya, terminal itu akan dialihfungsikan sebagai lokasi taman lengkap dengan pusat kuliner khas Buleleng. 7 k19
1
Komentar