Animo Berinvestasi di Badung Cukup Tinggi
Kemudahan proses perizinan di Mal Pelayanan Publik (MPP) Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Badung berdampak besar terhadap minat investor untuk berinvestasi dan mendaftarkan usahanya.
MANGUPURA, NusaBali
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas PMPTSP Badung I Made Agus Aryawan, saat menggelar dialog interaktif dengan tema ‘Outlook Peluang Investasi Kabupaten Badung Tahun 2020’, Senin (16/9), di Puspem Badung. “Sampai saat ini (periode Agustus 2018 hingga September 2019) masyarakat dan pengusaha yang telah mendaftarkan usahanya melalui sistem Online Single Submission (OSS) di wilayah Badung dan memperoleh Nomor Induk Berusaha (NIB) mencapai 7.306 dengan komitmen 24.508. Hal ini menunjukkan animo masyarakat dan pelaku usaha terus meningkat,” katanya.
Agus Aryawan merinci, jenis usaha yang memperoleh NIB mencakup perdagangan, jasa, fasilitas kepariwisataan hotel, restoran, kantor, konstruksi, industri kecil, dan lain sebagainya. Sedangkan pemenuhan komitmen adalah pemenuhan terhadap persyaratan yang harus dipenuhi oleh pelaku usaha yang ditetapkan oleh OSS sesuai jenis usaha yang diajukan oleh pelaku usaha.
“Komitmen tersebut antara lain kesesuaian dengan tata ruang, kelayakan lingkungan, pertimbangan teknis pertanahan, IMB, dan sebagainya sesuai ketentuan agar izin-izin yang diterbitkan melalui OSS berlaku efektif,” paparnya.
Disinggung perbandingan sebelum diberlakukan kemudahan perizinan melalui OSS, mantan Sekretaris Bappeda Litbang Kabupaten Badung ini mengaku sangat positif. “Semakin banyak pelaku usaha mengajukan perizinan,” imbuhnya.
Kendati begitu, melalui dialog interaktif ini, Agus Aryawan mengaku ingin mencari tahu permasalahan yang dihadapi para pelaku usaha di Badung. Termasuk melihat prospek pertumbuhan investasi tahun 2020.
“Dalam dialog interaktif ini kami juga mengundang narasumber dari Kepala Bank Indonesia Perwakilan Wilayah Bali Trisno Nugroho, Kepala Balitbang Badung I Wayan Suambara, Guru Besar FEB-Unud Prof Dr I Wayan Ramantha, dan Ketua Kadin Badung I Made Sujana,” ungkapnya.
Sementara, Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa memandang dialog interaktif ini memiliki nilai strategis untuk mengetahui kondisi riil perekonomian daerah dikaitkan dengan perkembangan investasi saat ini. Khususnya dari perspektif kebijakan moneter, analisis akademis, kebijakan pemerintah daerah serta respon pelaku usaha.
“Potret kondisi tersebut sangat penting kita ketahui untuk memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat dan pelaku usaha, sehingga tidak ragu-ragu lagi berinvestasi di Kabupaten Badung,” katanya.
Menurut Wabup Suiasa, dengan membuka investasi selebar-lebarnya tentu akan membuka sumber pendapatan baru untuk Pemkab Badung. “Makanya ini perlu dioptimalkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah,” tandasnya. *asa
Agus Aryawan merinci, jenis usaha yang memperoleh NIB mencakup perdagangan, jasa, fasilitas kepariwisataan hotel, restoran, kantor, konstruksi, industri kecil, dan lain sebagainya. Sedangkan pemenuhan komitmen adalah pemenuhan terhadap persyaratan yang harus dipenuhi oleh pelaku usaha yang ditetapkan oleh OSS sesuai jenis usaha yang diajukan oleh pelaku usaha.
“Komitmen tersebut antara lain kesesuaian dengan tata ruang, kelayakan lingkungan, pertimbangan teknis pertanahan, IMB, dan sebagainya sesuai ketentuan agar izin-izin yang diterbitkan melalui OSS berlaku efektif,” paparnya.
Disinggung perbandingan sebelum diberlakukan kemudahan perizinan melalui OSS, mantan Sekretaris Bappeda Litbang Kabupaten Badung ini mengaku sangat positif. “Semakin banyak pelaku usaha mengajukan perizinan,” imbuhnya.
Kendati begitu, melalui dialog interaktif ini, Agus Aryawan mengaku ingin mencari tahu permasalahan yang dihadapi para pelaku usaha di Badung. Termasuk melihat prospek pertumbuhan investasi tahun 2020.
“Dalam dialog interaktif ini kami juga mengundang narasumber dari Kepala Bank Indonesia Perwakilan Wilayah Bali Trisno Nugroho, Kepala Balitbang Badung I Wayan Suambara, Guru Besar FEB-Unud Prof Dr I Wayan Ramantha, dan Ketua Kadin Badung I Made Sujana,” ungkapnya.
Sementara, Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa memandang dialog interaktif ini memiliki nilai strategis untuk mengetahui kondisi riil perekonomian daerah dikaitkan dengan perkembangan investasi saat ini. Khususnya dari perspektif kebijakan moneter, analisis akademis, kebijakan pemerintah daerah serta respon pelaku usaha.
“Potret kondisi tersebut sangat penting kita ketahui untuk memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat dan pelaku usaha, sehingga tidak ragu-ragu lagi berinvestasi di Kabupaten Badung,” katanya.
Menurut Wabup Suiasa, dengan membuka investasi selebar-lebarnya tentu akan membuka sumber pendapatan baru untuk Pemkab Badung. “Makanya ini perlu dioptimalkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah,” tandasnya. *asa
1
Komentar