DPRD dan Bupati Tanggapi Wacana Moratorium Wisata di Nusa Penida
Wacana moratorium atau penutupan sementara kunjungan wisatawan ke Nusa Penida, Klungkung oleh Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali, akibat beberapa kali kecelakaan wisatawan di Nusa Penida, ditanggapi kalangan DPRD Klungkung.
SEMARAPURA, NusaBali
Anggota DPRD Klungkung asal Nusa Penida, I Made Jana mengaku terkejut dengan usulan dari HPI tersebut. Menurutnya usulan itu (penutupan sementara kunjungan wisatawan ke Nusa Penida,Red) oleh HPI, tidak masuk akal. Karena meninggalnya wisatawan di Nusa Penida tidak ada korelasi dengan Nusa Penida sebagai kawasan pariwisata. Oleh karena itu, dia berjanji akan bertemu dengan HPI terkait persoalan ini di Denpasar. ‘’Kira-kira apa sebenarnya tujuan HPI. Walaupun hanya sebatas wacana usulan penutupan, ini sudah meresahkan kami,” ujarnya, belum lama ini.
Tak hanya kalangan dewan, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta. Sebagai Bupati, dia mengaku telah bersusah payah membangun dan mewujudkan kepariwisataan di Nusa Penida. Di antaranya melalui Festival Nusa Penida. Festival ini untuk memacu semangat semua pihak baik masyarakat Nusa Penida, kalangan muda hingga para pelaku pariwisata untuk ikut membangkitkan Nusa Penida.
Bupati Suwirta mengatakan, sisa kepemimpinannya di periode kedua ini akan menggenjot dan memperbaiki pelbagai sector. Saat ini, rambu-rambu di titik-titik objek wisata juga terus dipasang dan diperbanyak. Rambu-rambu ini memakai pelbagai bahasa, utamanya bahasa Inggris dan China. “Masih ada jalan lain yang lebih elegan, moratorium itu bukan jalan terbaik," jelasnya.
Bupati juga sudah menambah pasukan Balawista (Badan Penyelamat Wisata Tirta) maupun destinasi wisata baru di Nusa Penida. Bupati mengajak semua pihak untuk bergandengan tangan memajukan pariwisata Klungkung.
Ketua DPD HPI Bali I Nyoman Nuarta mengatakan. pernyataan moratorium untuk kawasan Nusa Penida itu bertujuan membantu Bupati Klungkung untuk membenahi tata kelola pariwisata di kawasan Nusa Penida, Lembongan, dan Ceningan. “Tata kelolanya seperti apa? Apakah SDM yang ada sudah siap atau tidak, untuk menyambut wisatawan ke sana (Nusa Penida,Red),” ujarnya. Selanjutnya,
infrastruktur pendukung kegiatan marine apakah didukung dengan pengamanan oleh Balawista. Kalau sudah, apakah Balawista paham atau tidak tentang tata cara pengamanan di laut. ‘’Apakah perusahan yang bergerak di bidang marine sudah punya izin atau tidak. Bagaimana tentang asuransi apabila ada tamu mengalami musibah,” ujarnya.
Selanjutnya, kata Nuarta, penegakan hukumnya apakah sudah berjalan apa tidak. Jangan sampai ada tamu (wisatawan) banyak, justru menjadikan nama Nusa Penida tercoreng akibat ketidaksiapan para pengelolanya. “Kan kasihan energi Pak Bupati yang sudah banyak mempromosikan Nusa Penida, berdampak buruk akibat dari seringnya ada peristiwa (kecelakaan),” katanya. Nuarta mengaku tak hanya mengkritisi, dia secara kelembagaan mendukung penuh Bupati Klungkung mengembangkan pariwisata di Nusa Penida. *wan,k17
Tak hanya kalangan dewan, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta. Sebagai Bupati, dia mengaku telah bersusah payah membangun dan mewujudkan kepariwisataan di Nusa Penida. Di antaranya melalui Festival Nusa Penida. Festival ini untuk memacu semangat semua pihak baik masyarakat Nusa Penida, kalangan muda hingga para pelaku pariwisata untuk ikut membangkitkan Nusa Penida.
Bupati Suwirta mengatakan, sisa kepemimpinannya di periode kedua ini akan menggenjot dan memperbaiki pelbagai sector. Saat ini, rambu-rambu di titik-titik objek wisata juga terus dipasang dan diperbanyak. Rambu-rambu ini memakai pelbagai bahasa, utamanya bahasa Inggris dan China. “Masih ada jalan lain yang lebih elegan, moratorium itu bukan jalan terbaik," jelasnya.
Bupati juga sudah menambah pasukan Balawista (Badan Penyelamat Wisata Tirta) maupun destinasi wisata baru di Nusa Penida. Bupati mengajak semua pihak untuk bergandengan tangan memajukan pariwisata Klungkung.
Ketua DPD HPI Bali I Nyoman Nuarta mengatakan. pernyataan moratorium untuk kawasan Nusa Penida itu bertujuan membantu Bupati Klungkung untuk membenahi tata kelola pariwisata di kawasan Nusa Penida, Lembongan, dan Ceningan. “Tata kelolanya seperti apa? Apakah SDM yang ada sudah siap atau tidak, untuk menyambut wisatawan ke sana (Nusa Penida,Red),” ujarnya. Selanjutnya,
infrastruktur pendukung kegiatan marine apakah didukung dengan pengamanan oleh Balawista. Kalau sudah, apakah Balawista paham atau tidak tentang tata cara pengamanan di laut. ‘’Apakah perusahan yang bergerak di bidang marine sudah punya izin atau tidak. Bagaimana tentang asuransi apabila ada tamu mengalami musibah,” ujarnya.
Selanjutnya, kata Nuarta, penegakan hukumnya apakah sudah berjalan apa tidak. Jangan sampai ada tamu (wisatawan) banyak, justru menjadikan nama Nusa Penida tercoreng akibat ketidaksiapan para pengelolanya. “Kan kasihan energi Pak Bupati yang sudah banyak mempromosikan Nusa Penida, berdampak buruk akibat dari seringnya ada peristiwa (kecelakaan),” katanya. Nuarta mengaku tak hanya mengkritisi, dia secara kelembagaan mendukung penuh Bupati Klungkung mengembangkan pariwisata di Nusa Penida. *wan,k17
Komentar