Jayapura Rusuh, 1 TNI Gugur, 3 Mahasiswa Tewas
16 Warga Tewas dalam Kerusuhan Disertai Aksi Bakar Kantor di Wamena
Versi Moeldoko, upaya provokasi dalam demo di Wamena punya motif agar kerusuhan Papua dibawa ke sidang PBB
JAYAPURA, NusaBali
Satu (1) anggota TNI gugur akibat dibacok pendemo saat kerusuhan di Expo Waena, Kabupaten Jayapura, Papua, Senin (23/9). Selain itu, 6 anggota Brimob juga terluka diserang pendemo. Sebaliknya, dari kubu sipil, 3 mahasiswa dilaporkan tewas dalam kerusuhan ini.
Anggota TNI yang gugur akibat dibacok dalam kerusuhan di Expo Waena, Senin kemarin, adalah Prajurit Yonif 751/Raider, Praka Zulkifli. Dia dibacok oleh massa Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) yang diangkut dari Aula Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura ke Expo Waena.
"Demo massa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) kembali lakukan penyerangan terhadap aparat. Seorang prajurit Yonif 751/Raider, Praka Zulkifli, yang sedang melaksanakan tugas BKO Polda Papua sebagai pengemudi kendaraan dinas truk pengangkut pasukan, menjadi korban pembacokan yang diduga dilakukan oleh massa AMP," ujar Kapendam Cenderawasih, Letkol Cpl Eko Daryanto, dalam keterangan tertulisnya kepada detikcom, Senin kemarin.
Praka Zulkifli ikut membantu pengamanan pemulangan mahasiswa eksodus yang sempat menduduki Aula Uncen. Ratusan mahasiswa eksodus---kuliah di luar Papua, namun pulang untuk demo---itu diangkut dari Uncen menggunakan 15 truk dan bus umum. Di Aula Uncen, mahasiswa eksodus yang studi di luar Papua ini disebut menuntut pendirian posko.
"Massa AMP kemudian difasilitasi petugas untuk kembali ke daerah Expo Waena dengan menggunakan kendaraan truk dan bus umum, dikawal aparat keamanan yang menggunakan kendaraan dinas yang dikemudikan Praka Zulkifli," papar Letkol Eko.
Sekitar pukul 11.00 WIT, massa yang tiba di Expo Waena langsung menyerang aparat keamanan yang mengawal mereka pulang. Massa memprovokasi kelompok lainnya di Expo Waena untuk melakukan kerusuhan.
"Almarhum Praka Zulkifli yang sedang beristirahat sejenak usai mengantar pasukan pengamanan, tiba-tiba diserang oleh massa dengan menggunakan senjata tajam. Almarhum mengalami luka bacokan di kepala bagian belakang. Almarhum sempat dievakuasi ke RS Bhayangkara untuk mendapat perawatan medis," katanya. Namun, karena mengalami pendarahan hebat, Praka Zulkifli akhirnya meninggal sekitar pukul 12.30 WIT.
Selain gugurnya anggota TNI, rusuh di Expo Waena kemarin juga menyebabkan 6 personel Brimob terluka, hingga mereka harus dirawat intensif di RS Byayangkara Jayapura. "Saat ini 6 anggota Brimob masih dirawat di RS Bhayangkara," ungkap Kabid Dokkes Polda Papua, Kombes dr Agustinus.
Sementara, 3 mahasiswa dilaporkan tewas dalam kerusuhan di Expo Waena kemarin. "Dugaan (karena) peluru karet, tapi harus diotopsi dulu. Tim DVI masih melakukan pengecekan identitasnya. Penyebab masih didalami tim DVI," ujar Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, kepada wartawan di Jakarya, tadi malam.
Disebutkan, mahasiswa eksodus menduduki Aula Uncen dengan niat untuk memprovokasi. Mereka berasal dari mahasiswa eksodus dari kota di luar Papua. “Yang di Uncen, permintaan Rektor untuk aparat kepolisian melakukan nego dengan mahasiswa yang menduduki auditorium (aula). Sebab, auditorium diduga digunakan untuk melakukan provokasi-provokasi dan itu mengganggu kegiatan belajar mengajar di Uncen," jelas Brigjen Dedi.
Bukan hanya di Expo Waena terjadi kerusuhan yang merenggut korban nyawa. Pada hari yang sama kemarin, kerusuhan juga meledak di Wamena, Kabupaten Jaya Wijaya, Papua, yang diduga dipicu hoax tentang rasis. Dalam kerusuhan di Wamena yang disertai pembakaran kantor-kantor, 7 anggota Brimob terluka.
Menurut Kapolres Jayawijaya, AKBP Tonny Ananda Swadaya, 7 anggota Brimob yang terluka ini diserang dengan anak panah. Para perusuh dari Komite Nasional Papua Barat (KNPB) disebutkan menyusup dengan menggunakan seragam SMA ke kelompok pelajar PGRI. Mereka membakar sejumlah bangunan, termasuk Kantor Bupati Wamena dan Kantor PLN.
Dalam kerusuhan di Wamena ini, 16 warga dilaporkan tewas. "Sementara lagi didata, dapat dilaporkan 16 orang meninggal warga masyarakat," ujar Kapendam Cenderawasih, Letkol Cpl Eko Daryanto tadi malam.
Gara-gara kerusuhan kemarin, warga pendatang di Wamena dilaporkan mengungsi ke markas kepolisian dan TNI. Mereka mengungsi karena merasa nyawanya terancam. "Sekarang warga pendatang mengungsi semua di Kodim, Koramil, Polres. Mereka pendatang sudah diancam. Kasihan pendatang-pendatang ini, sudah kami lakukan upaya kemanusiaan (mengevakuasi ke pengungsian)," jelas Kapolres Jayawijaya, AKBP Tonny Ananda Swadaya.
Kerusuhan di Wamena bermula dari bentrok antara massa PGRI vs pelajar Yayasan Yapis yang menolak ikut demo. Dari sini massa PGRI--yang belakangan diketahui disusupi Komite Nasional Papua Barat (KNPB) berseragam SMA—melakukan tindakan anarkis. Massa membuat kerusuhan dengan membakar sejumlah bangunan, termasuk Kantor Bupati Wamena. Akibat kerusuhan ini, 7 anggota Polri luka terkena serangan panah.
Menurut AKBP Tonny, kerusuhan ini sengaja diciptakan untuk menunjukkan kondisi terkini ke pihak luar. "Dia mau kasi tunjuk, ini loh Papua rusuh. Tadi kita sempat baku tembak sama KKB. Kita lagi evakuasi, mereka tembakin," katanya.
Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, menduga ada indikasi provokasi asing di balik rusuh di Wamena. Diduga kerusuhan di Wamena dipicu hoax rasis. "Setidak-tidaknya ada provokasi dari dalam, tetapi provokasi asing juga ada indikasi ke sana," ujar Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta kemarin.
Moeldoko mengatakan, upaya tersebut memiliki motif agar kerusuhan di Papua dibawa ke sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). "Ya, harapannya begitu. Kita kan dipancing melakukan pelanggaran HAM berat, sehingga nanti di PBB agenda itu bisa dimasukkan. Kita tahu agendanya ke mana," tegas Moeldoko.
Di sisi lain, Presiden Jokowi sudah perintahkan jajarannya turun tangan menyelesaikan kerusuhan di Wamena, Papua. Jokowi meminta penyelesaian konflik secara proporsional dan profesional. "Caranya, jangan sampai penyelesaian itu membangun emosi yang pada akhirnya aparat melakukan tindakan yang tidak diinginkan," pinta Jokowi.
Sementara, Polri menduga demo berujung rusuh di Wamena dipicu hoax bernada rasis. Hoax disebut disebar oleh akun-akun media sosial (medsos) yang kini ditelusuri polisi. "Yang mereka kembangkan isu yang sensitif di sana tentang rasis. Penyebarnya, lewat akun-akun medsos,” jelas Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo. *
Anggota TNI yang gugur akibat dibacok dalam kerusuhan di Expo Waena, Senin kemarin, adalah Prajurit Yonif 751/Raider, Praka Zulkifli. Dia dibacok oleh massa Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) yang diangkut dari Aula Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura ke Expo Waena.
"Demo massa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) kembali lakukan penyerangan terhadap aparat. Seorang prajurit Yonif 751/Raider, Praka Zulkifli, yang sedang melaksanakan tugas BKO Polda Papua sebagai pengemudi kendaraan dinas truk pengangkut pasukan, menjadi korban pembacokan yang diduga dilakukan oleh massa AMP," ujar Kapendam Cenderawasih, Letkol Cpl Eko Daryanto, dalam keterangan tertulisnya kepada detikcom, Senin kemarin.
Praka Zulkifli ikut membantu pengamanan pemulangan mahasiswa eksodus yang sempat menduduki Aula Uncen. Ratusan mahasiswa eksodus---kuliah di luar Papua, namun pulang untuk demo---itu diangkut dari Uncen menggunakan 15 truk dan bus umum. Di Aula Uncen, mahasiswa eksodus yang studi di luar Papua ini disebut menuntut pendirian posko.
"Massa AMP kemudian difasilitasi petugas untuk kembali ke daerah Expo Waena dengan menggunakan kendaraan truk dan bus umum, dikawal aparat keamanan yang menggunakan kendaraan dinas yang dikemudikan Praka Zulkifli," papar Letkol Eko.
Sekitar pukul 11.00 WIT, massa yang tiba di Expo Waena langsung menyerang aparat keamanan yang mengawal mereka pulang. Massa memprovokasi kelompok lainnya di Expo Waena untuk melakukan kerusuhan.
"Almarhum Praka Zulkifli yang sedang beristirahat sejenak usai mengantar pasukan pengamanan, tiba-tiba diserang oleh massa dengan menggunakan senjata tajam. Almarhum mengalami luka bacokan di kepala bagian belakang. Almarhum sempat dievakuasi ke RS Bhayangkara untuk mendapat perawatan medis," katanya. Namun, karena mengalami pendarahan hebat, Praka Zulkifli akhirnya meninggal sekitar pukul 12.30 WIT.
Selain gugurnya anggota TNI, rusuh di Expo Waena kemarin juga menyebabkan 6 personel Brimob terluka, hingga mereka harus dirawat intensif di RS Byayangkara Jayapura. "Saat ini 6 anggota Brimob masih dirawat di RS Bhayangkara," ungkap Kabid Dokkes Polda Papua, Kombes dr Agustinus.
Sementara, 3 mahasiswa dilaporkan tewas dalam kerusuhan di Expo Waena kemarin. "Dugaan (karena) peluru karet, tapi harus diotopsi dulu. Tim DVI masih melakukan pengecekan identitasnya. Penyebab masih didalami tim DVI," ujar Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, kepada wartawan di Jakarya, tadi malam.
Disebutkan, mahasiswa eksodus menduduki Aula Uncen dengan niat untuk memprovokasi. Mereka berasal dari mahasiswa eksodus dari kota di luar Papua. “Yang di Uncen, permintaan Rektor untuk aparat kepolisian melakukan nego dengan mahasiswa yang menduduki auditorium (aula). Sebab, auditorium diduga digunakan untuk melakukan provokasi-provokasi dan itu mengganggu kegiatan belajar mengajar di Uncen," jelas Brigjen Dedi.
Bukan hanya di Expo Waena terjadi kerusuhan yang merenggut korban nyawa. Pada hari yang sama kemarin, kerusuhan juga meledak di Wamena, Kabupaten Jaya Wijaya, Papua, yang diduga dipicu hoax tentang rasis. Dalam kerusuhan di Wamena yang disertai pembakaran kantor-kantor, 7 anggota Brimob terluka.
Menurut Kapolres Jayawijaya, AKBP Tonny Ananda Swadaya, 7 anggota Brimob yang terluka ini diserang dengan anak panah. Para perusuh dari Komite Nasional Papua Barat (KNPB) disebutkan menyusup dengan menggunakan seragam SMA ke kelompok pelajar PGRI. Mereka membakar sejumlah bangunan, termasuk Kantor Bupati Wamena dan Kantor PLN.
Dalam kerusuhan di Wamena ini, 16 warga dilaporkan tewas. "Sementara lagi didata, dapat dilaporkan 16 orang meninggal warga masyarakat," ujar Kapendam Cenderawasih, Letkol Cpl Eko Daryanto tadi malam.
Gara-gara kerusuhan kemarin, warga pendatang di Wamena dilaporkan mengungsi ke markas kepolisian dan TNI. Mereka mengungsi karena merasa nyawanya terancam. "Sekarang warga pendatang mengungsi semua di Kodim, Koramil, Polres. Mereka pendatang sudah diancam. Kasihan pendatang-pendatang ini, sudah kami lakukan upaya kemanusiaan (mengevakuasi ke pengungsian)," jelas Kapolres Jayawijaya, AKBP Tonny Ananda Swadaya.
Kerusuhan di Wamena bermula dari bentrok antara massa PGRI vs pelajar Yayasan Yapis yang menolak ikut demo. Dari sini massa PGRI--yang belakangan diketahui disusupi Komite Nasional Papua Barat (KNPB) berseragam SMA—melakukan tindakan anarkis. Massa membuat kerusuhan dengan membakar sejumlah bangunan, termasuk Kantor Bupati Wamena. Akibat kerusuhan ini, 7 anggota Polri luka terkena serangan panah.
Menurut AKBP Tonny, kerusuhan ini sengaja diciptakan untuk menunjukkan kondisi terkini ke pihak luar. "Dia mau kasi tunjuk, ini loh Papua rusuh. Tadi kita sempat baku tembak sama KKB. Kita lagi evakuasi, mereka tembakin," katanya.
Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, menduga ada indikasi provokasi asing di balik rusuh di Wamena. Diduga kerusuhan di Wamena dipicu hoax rasis. "Setidak-tidaknya ada provokasi dari dalam, tetapi provokasi asing juga ada indikasi ke sana," ujar Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta kemarin.
Moeldoko mengatakan, upaya tersebut memiliki motif agar kerusuhan di Papua dibawa ke sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). "Ya, harapannya begitu. Kita kan dipancing melakukan pelanggaran HAM berat, sehingga nanti di PBB agenda itu bisa dimasukkan. Kita tahu agendanya ke mana," tegas Moeldoko.
Di sisi lain, Presiden Jokowi sudah perintahkan jajarannya turun tangan menyelesaikan kerusuhan di Wamena, Papua. Jokowi meminta penyelesaian konflik secara proporsional dan profesional. "Caranya, jangan sampai penyelesaian itu membangun emosi yang pada akhirnya aparat melakukan tindakan yang tidak diinginkan," pinta Jokowi.
Sementara, Polri menduga demo berujung rusuh di Wamena dipicu hoax bernada rasis. Hoax disebut disebar oleh akun-akun media sosial (medsos) yang kini ditelusuri polisi. "Yang mereka kembangkan isu yang sensitif di sana tentang rasis. Penyebarnya, lewat akun-akun medsos,” jelas Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo. *
1
Komentar