NasDem Siapkan Penantang Jaya Negara
Dewa Budiasa, Gus Bima dan Widiada Siap Tarung
NasDem Denpasar tidak mau belum apa-apa sudah menyerah seperti ayam sayur, belum bertarung sudah menyerah.
DENPASAR, NusaBali
Sinyal merapatnya sejumlah parpol tengah ke PDIP di Pilkada Denpasar 2020 mendatang membuat Partai NasDem unjuk gigi menyiapkan penantang PDIP yang dipastikan akan usung Wakil Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara. DPD NasDem Denpasar buka pendaftaran bakal calon walikota dan calon wakil walikota Denpasar 2020-2025, Selasa (24/9). Bahkan sejumlah kader terbaiknya sudah siap maju menjadi penantang Jaya Negara.
NasDem umumkan pendaftaran calon melalui jumpa pers di Kantor DPD NasDem Denpasar, Jalan Merdeka, Desa Sumerta Kelod, Denpasar Timur, Selasa kemarin. Hadir kader senior NasDem yang juga Wakil Ketua Bidang Pendidikan Politik DPW NasDem Bali, Anak Agung Ngurah Gede Widiada, Ketua DPD NasDem Denpasar, Dewa Nyoman Budiasa, Sekretaris DPD NasDem Denpasar, Anak Agung Wiranata, Ketua Bappilu Ida Bagus Bima Putra, dan Ketua DPAC (Pengurus Kecamatan NasDem) se Denpasar. NasDem yang akan membuka pendaftaran bakal calon walikota secara tertutup tersebut tidak menutup kemungkinan akan menurunkan kader terbaiknya.
Tiga kader terbaik tersebut, yakni Dewa Budiasa, Bima Putra sampai Widiada siap turun gunung jika memang partai menugaskan bertarung. "Hari ini kami buka seluas-luasnya bagi tokoh masyarakat, kader partai untuk mendaftar sebagai bakal calon. Kalau toh nanti partai menugaskan maju di Pilkada Denpasar 2020 saya siap dengan segala risiko," ujar Dewa Budiasa disambut tepuk tangan kader.
Dewa Budiasa menyebutkan proses penjaringan dengan membuka pendaftaran bakal calon pada, Selasa kemarin merupakan wujud komitmen NasDem tidak mau mengekor dengan partai besar (PDIP) yang sudah pasti mengusung calon terbaiknya. NasDem Denpasar juga tidak mau belum apa-apa sudah menyerah seperti ayam sayur. Belum bertarung sudah menyerah dan mendukung tanpa menimbang bobot calon.
"Partai NasDem itu ingin memberikan cermin, kasi contoh demokrasi di Pilkada 2020 Denpasar penting memilih pemimpin yang diinginkan rakyat. Tidak boleh ada politik dinasti yang orangnya itu-itu saja. Masak kita punya penduduk 300 ribu nggak bisa lahirkan calon," ujar politisi asal Kelurahan Padangsambian, Denpasar Barat ini.
Pria yang juga pelaut ini menyebutkan meski membuka pendaftaran, tapi tidak tabu berkoalisi dengan partai lain untuk mengusung calon yang punya elektabilitas baik. Kalau nanti paket calon yang lahir melalui koalisi dinilai NasDem tidak memiliki posisi tawar atau kurang disukai rakyat, maka NasDem tidak menutup kemungkinan akan mengusung kotak kosong. Apa nama koalisinya kalau dengan kotak kosong? "Ya koalisi kotak kosong. Buat apa kami memaksakan mendukung figur yang tidak disukai rakyat. Tidak sesuai dengan nafas perjuangan NasDem. Kan tidak ada larangan oleh undang-undang mendukung kotak kosong?" dalih Dewa Budiasa seraya menyebutkan itu opsi terakhir.
Pada Pileg 2019, Partai NasDem merebut 3 kursi (6,67%) dari 45 kursi DPRD Denpasar. Namun belum cukup dan memenuhi syarat mengusung calon walikota sendiri. NasDem harus memiliki 9 kursi parlemen untuk memenuhi syarat 20 % untuk bisa mengusung paket calon. Saat ini baru PDIP yang bisa usung calon secara mandiri dengan akumulasi kursi parlemen 22 kursi (48,88 %).
Ketua Bappilu DPD NasDem Denpasar, Gus Bima secara terpisah mengatakan kalaupun nanti dalam proses penjaringan calon tidak ada pendaftar maka partai akan mengambil keputusan akhir. "Saat ini masih jajaki koalisi juga sebagai proses demokrasi. Pendaftaran jalan terus dibuka mulai hari ini (kemarin red). Kalau toh saya sendiri ditugaskan atau Ketua DPD (Dewa Budiasa) dan senior Anak Agung Widiada ditugaskan kami sudah siap. Apa boleh buat karena NasDem ingin menjaga marwah partai," tegas politisi asal Desa Kesiman Kertalangu ini.
Gus Bima menyebutkan apresiasi dengan Dewa Budiasa yang siap berlaga menunjukan NasDem punya kader berkualitas. "NasDem artinya tidak diam. NasDem tidak hanya kejar kekuasaan di parlemen saja. Termasuk di Pilkada Denpasar ini juga kita berebut. NasDem mengundang tokoh di Denpasar untuk maju. Kalau mengusung sendiri jelas tidak bisa, harus koalisi. Saya kalau ditugaskan tentu siap," ujar Gus Bima.
Sementara Widiada secara tegas tidak akan menolak penugasan partai kalau nanti ada kebijakan DPP NasDem menugaskan kader maju di Pilkada Denpasar. Widiada yang pernah ‘terkapar’ kalah di Pilkada Denpasar Tahun 2005 sebagai Calon Walikota Denpasar diusung Partai Golkar ini menyebutkan saat ini NasDem Denpasar masih melihat dan menerawang dengan proses dan mekanisme partai.
"Kita masih berproses, tetapi kalau partai menugaskan tentu harus siap. NasDem sebagai partai baru yang bernafas restorasi bersikap politik secara logika. Dengan 3 kursi tidak mungkin usung sendiri. Harus ada koalisi. Maka sekarang berproses dulu," kata tokoh Puri Peguyangan Denpasar Utara yang saat ini menjabat Ketua Fraksi NasDem DPRD Denpasar ini. *nat
NasDem umumkan pendaftaran calon melalui jumpa pers di Kantor DPD NasDem Denpasar, Jalan Merdeka, Desa Sumerta Kelod, Denpasar Timur, Selasa kemarin. Hadir kader senior NasDem yang juga Wakil Ketua Bidang Pendidikan Politik DPW NasDem Bali, Anak Agung Ngurah Gede Widiada, Ketua DPD NasDem Denpasar, Dewa Nyoman Budiasa, Sekretaris DPD NasDem Denpasar, Anak Agung Wiranata, Ketua Bappilu Ida Bagus Bima Putra, dan Ketua DPAC (Pengurus Kecamatan NasDem) se Denpasar. NasDem yang akan membuka pendaftaran bakal calon walikota secara tertutup tersebut tidak menutup kemungkinan akan menurunkan kader terbaiknya.
Tiga kader terbaik tersebut, yakni Dewa Budiasa, Bima Putra sampai Widiada siap turun gunung jika memang partai menugaskan bertarung. "Hari ini kami buka seluas-luasnya bagi tokoh masyarakat, kader partai untuk mendaftar sebagai bakal calon. Kalau toh nanti partai menugaskan maju di Pilkada Denpasar 2020 saya siap dengan segala risiko," ujar Dewa Budiasa disambut tepuk tangan kader.
Dewa Budiasa menyebutkan proses penjaringan dengan membuka pendaftaran bakal calon pada, Selasa kemarin merupakan wujud komitmen NasDem tidak mau mengekor dengan partai besar (PDIP) yang sudah pasti mengusung calon terbaiknya. NasDem Denpasar juga tidak mau belum apa-apa sudah menyerah seperti ayam sayur. Belum bertarung sudah menyerah dan mendukung tanpa menimbang bobot calon.
"Partai NasDem itu ingin memberikan cermin, kasi contoh demokrasi di Pilkada 2020 Denpasar penting memilih pemimpin yang diinginkan rakyat. Tidak boleh ada politik dinasti yang orangnya itu-itu saja. Masak kita punya penduduk 300 ribu nggak bisa lahirkan calon," ujar politisi asal Kelurahan Padangsambian, Denpasar Barat ini.
Pria yang juga pelaut ini menyebutkan meski membuka pendaftaran, tapi tidak tabu berkoalisi dengan partai lain untuk mengusung calon yang punya elektabilitas baik. Kalau nanti paket calon yang lahir melalui koalisi dinilai NasDem tidak memiliki posisi tawar atau kurang disukai rakyat, maka NasDem tidak menutup kemungkinan akan mengusung kotak kosong. Apa nama koalisinya kalau dengan kotak kosong? "Ya koalisi kotak kosong. Buat apa kami memaksakan mendukung figur yang tidak disukai rakyat. Tidak sesuai dengan nafas perjuangan NasDem. Kan tidak ada larangan oleh undang-undang mendukung kotak kosong?" dalih Dewa Budiasa seraya menyebutkan itu opsi terakhir.
Pada Pileg 2019, Partai NasDem merebut 3 kursi (6,67%) dari 45 kursi DPRD Denpasar. Namun belum cukup dan memenuhi syarat mengusung calon walikota sendiri. NasDem harus memiliki 9 kursi parlemen untuk memenuhi syarat 20 % untuk bisa mengusung paket calon. Saat ini baru PDIP yang bisa usung calon secara mandiri dengan akumulasi kursi parlemen 22 kursi (48,88 %).
Ketua Bappilu DPD NasDem Denpasar, Gus Bima secara terpisah mengatakan kalaupun nanti dalam proses penjaringan calon tidak ada pendaftar maka partai akan mengambil keputusan akhir. "Saat ini masih jajaki koalisi juga sebagai proses demokrasi. Pendaftaran jalan terus dibuka mulai hari ini (kemarin red). Kalau toh saya sendiri ditugaskan atau Ketua DPD (Dewa Budiasa) dan senior Anak Agung Widiada ditugaskan kami sudah siap. Apa boleh buat karena NasDem ingin menjaga marwah partai," tegas politisi asal Desa Kesiman Kertalangu ini.
Gus Bima menyebutkan apresiasi dengan Dewa Budiasa yang siap berlaga menunjukan NasDem punya kader berkualitas. "NasDem artinya tidak diam. NasDem tidak hanya kejar kekuasaan di parlemen saja. Termasuk di Pilkada Denpasar ini juga kita berebut. NasDem mengundang tokoh di Denpasar untuk maju. Kalau mengusung sendiri jelas tidak bisa, harus koalisi. Saya kalau ditugaskan tentu siap," ujar Gus Bima.
Sementara Widiada secara tegas tidak akan menolak penugasan partai kalau nanti ada kebijakan DPP NasDem menugaskan kader maju di Pilkada Denpasar. Widiada yang pernah ‘terkapar’ kalah di Pilkada Denpasar Tahun 2005 sebagai Calon Walikota Denpasar diusung Partai Golkar ini menyebutkan saat ini NasDem Denpasar masih melihat dan menerawang dengan proses dan mekanisme partai.
"Kita masih berproses, tetapi kalau partai menugaskan tentu harus siap. NasDem sebagai partai baru yang bernafas restorasi bersikap politik secara logika. Dengan 3 kursi tidak mungkin usung sendiri. Harus ada koalisi. Maka sekarang berproses dulu," kata tokoh Puri Peguyangan Denpasar Utara yang saat ini menjabat Ketua Fraksi NasDem DPRD Denpasar ini. *nat
1
Komentar