Ricuh Demo Mahasiswa Mulai Makan Korban
Tiga orang kritis hingga ratusan mahasiswa luka-luka
JAKARTA, NusaBali
Aksi demo mahasiswa serentak di berbagai daerah mulai makan korban. Setidaknya tiga orang mahasiswa dalam kondisi kritis dan ratusan lainnya luka-luka saat menuntut penolakan Rancangan Undang-undang KUHP, UU Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) serta RUU lainnya selama dua hari Senin (23/9) dan Selasa (24/9).
Aksi mahasiswa dengan tuntutan serupa juga terjadi di kota lain di antaranya Jakarta, Bandung, Banyumas, Jember, Lampung, hingga Makassar.
Korban luka berjatuhan dari pihak mahasiswa dan aparat kepolisian saat demo berujung bentrokan. Polisi juga terpaksa menangkap para mahasiswa pasca-bentrokan.
Selain itu, setidaknya ada tiga mahasiswa yang mengikuti demo di Sumatera Selatan harus dilarikan ke rumah sakit, karena mengalami kondisi kritis setelah terlibat bentrokan, Selasa (24/9). Ketiganya terluka saat melakukan demo dan aksi unjuk rasa kemarin terkait penolakan revisi dan rancangan undang-undang (RUU) di Kawasan Jalan Pom IX Gedung DPRD Provinsi Sumatera Selatan. Sehari sebelumnya, saat ribuan mahasiswa di Bandung terlibat bentrokan saat gelar demo, ada 92 mahasiswa mengalami luka-luka dan terpaksa dilarikan ke rumah sakit.
Insiden itu dibenarkan oleh Presiden Mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) Ni'matul Hakiki, yang ikut dalam aksi tersebut.
"Yang saya dapatkan laporan, mereka bertiga kritis, terkena lemparan batu atau apa saya belum tahu," ujar Ni'matul.
Selain puluhan mahasiswa, dari informasi yang dihimpun seorang wartawan juga mengalami luka pukulan saat hendak meliput peristiwa ini.
“Mereka mendapat pertolongan pertama di Unisba kemudian dilarikan ke empat rumah sakit,” ujar Rektor Unisba Setiadi dalam keterangan tertulis yang diterima kompas, Selasa (24/9).
Massa mahasiswa terus bertahan di depan gedung DPR di bawah penjagaan ketat ribuan aparat. Diketahui massa sempat merobohkan gerbang pintu belakang Gedung DPR sekitar pukul 18.30 WIB tadi malam. Mereka juga merusak sejumlah fasilitas seperti pos pemeriksaan pengamanan dalam (pamdal). Pihak aparat terpaksa melepaskan gas air air mata untuk memukul mundur para mahasiswa.
Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta massa mahasiswa yang menggelar aksi di sekitar gedung DPR, Senayan, Jakarta, membubarkan diri. Menurutnya, DPR sudah memenuhi tuntutan mahasiswa.
"Saya minta kepada teman-teman mahasiswa sebaiknya sudah cukup penyampaian aspirasi yang disampaikan kepada kami. Kembali ke rumah masing-masing," kata Bamsoet di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (24/9).
Disisi lain, Bamsoet menegaskan akan tetap berada di Kompleks MPR/DPR sampai mahasiswa membubarkan diri. Ia menyatakan bersedia untuk menemui mahasiswa kapanpun sampai aspirasinya tercapai.
"Saya akan tunggu di sini, saya tetap bersama pihak keamanan sampai mahasiswa membubarkan diri," kata dia.
Polisi terus memburu untuk mengamankan para mahasiswa peserta aksi tolak RKUHP dan RUU kontroversial lainnya yang telah tergeser dari depan Gerbang DPR ke arah Flyover dekat Jakarta Convention Center, Selasa (24/9) malam. *
Aksi demo mahasiswa serentak di berbagai daerah mulai makan korban. Setidaknya tiga orang mahasiswa dalam kondisi kritis dan ratusan lainnya luka-luka saat menuntut penolakan Rancangan Undang-undang KUHP, UU Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) serta RUU lainnya selama dua hari Senin (23/9) dan Selasa (24/9).
Aksi mahasiswa dengan tuntutan serupa juga terjadi di kota lain di antaranya Jakarta, Bandung, Banyumas, Jember, Lampung, hingga Makassar.
Korban luka berjatuhan dari pihak mahasiswa dan aparat kepolisian saat demo berujung bentrokan. Polisi juga terpaksa menangkap para mahasiswa pasca-bentrokan.
Selain itu, setidaknya ada tiga mahasiswa yang mengikuti demo di Sumatera Selatan harus dilarikan ke rumah sakit, karena mengalami kondisi kritis setelah terlibat bentrokan, Selasa (24/9). Ketiganya terluka saat melakukan demo dan aksi unjuk rasa kemarin terkait penolakan revisi dan rancangan undang-undang (RUU) di Kawasan Jalan Pom IX Gedung DPRD Provinsi Sumatera Selatan. Sehari sebelumnya, saat ribuan mahasiswa di Bandung terlibat bentrokan saat gelar demo, ada 92 mahasiswa mengalami luka-luka dan terpaksa dilarikan ke rumah sakit.
Insiden itu dibenarkan oleh Presiden Mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) Ni'matul Hakiki, yang ikut dalam aksi tersebut.
"Yang saya dapatkan laporan, mereka bertiga kritis, terkena lemparan batu atau apa saya belum tahu," ujar Ni'matul.
Selain puluhan mahasiswa, dari informasi yang dihimpun seorang wartawan juga mengalami luka pukulan saat hendak meliput peristiwa ini.
“Mereka mendapat pertolongan pertama di Unisba kemudian dilarikan ke empat rumah sakit,” ujar Rektor Unisba Setiadi dalam keterangan tertulis yang diterima kompas, Selasa (24/9).
Massa mahasiswa terus bertahan di depan gedung DPR di bawah penjagaan ketat ribuan aparat. Diketahui massa sempat merobohkan gerbang pintu belakang Gedung DPR sekitar pukul 18.30 WIB tadi malam. Mereka juga merusak sejumlah fasilitas seperti pos pemeriksaan pengamanan dalam (pamdal). Pihak aparat terpaksa melepaskan gas air air mata untuk memukul mundur para mahasiswa.
Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta massa mahasiswa yang menggelar aksi di sekitar gedung DPR, Senayan, Jakarta, membubarkan diri. Menurutnya, DPR sudah memenuhi tuntutan mahasiswa.
"Saya minta kepada teman-teman mahasiswa sebaiknya sudah cukup penyampaian aspirasi yang disampaikan kepada kami. Kembali ke rumah masing-masing," kata Bamsoet di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (24/9).
Disisi lain, Bamsoet menegaskan akan tetap berada di Kompleks MPR/DPR sampai mahasiswa membubarkan diri. Ia menyatakan bersedia untuk menemui mahasiswa kapanpun sampai aspirasinya tercapai.
"Saya akan tunggu di sini, saya tetap bersama pihak keamanan sampai mahasiswa membubarkan diri," kata dia.
Polisi terus memburu untuk mengamankan para mahasiswa peserta aksi tolak RKUHP dan RUU kontroversial lainnya yang telah tergeser dari depan Gerbang DPR ke arah Flyover dekat Jakarta Convention Center, Selasa (24/9) malam. *
1
Komentar