Tiga Petinju Bali ke PON Papua
Yulianus sangat bersyukur ketiga petinjunya memenuhi target lolos ke PON Papua. Dari ketiganya, hanya Jeckry Riwu sesuai prediksi awal. Sedangkan petinju yang diharapkan lolos justru kandas di penyisihan. Tapi Kornelis dan Krispinus mampu menutupnya.
DENPASAR, NusaBali
Pengprov Pertiba Bali sukses memenuhi target meloloskan tiga petinju meraih tiket PON Papua XX/2020. Kornelis Kwangu Langu di kelas 49 kg, dan Krispinus Mariano Wonda di kelas 46 kg mengikuti jejak Jeckry Riwu di kelas 60 kg yang lebih dulu meraih tiket PON Papua.
Alhasil, Tim Pra PON meloloskan tiga petinju dari Kejurnas Tinju I, yang untuk Kualifikasi PON , di Ternate Maluku Utara. Pada pertandingan Selasa (24/9) malam, Krispinus menang atas Asrul Surdin (Maluku Utara), dan Kornelis menang atas Azer Kewas (Sulawesi Utara). Kini ketiganya bersiap tampil di semifinal, sekaligus memastiket PON Papua 2020.
Pelatih tim PraPON tinju Bali, Yulianus Leo Bunga mengaku sangat bersyukur ketiga petinju tersebut mampu memenuhi target lolos PON Papua. Dari ketiganya, hanya Jeckry Riwu sesuai prediksi awal. Sedangkan petinju yang diharapkan lolos justru kandas di penyisihan. Tapi Kornelis dan Krispinus mampu menutupnya.
"Hasil undian di Pra PON lawan petinju Bali memang sangat berat. Misalnya, Julio Bria harus terhenti di awal penyisihan. Yang jelas kesempatan lolos PON masih tetap ada di Pra PON kedua nanti," tegas Yulianus Leo Bunga, Rabu (25/9).
Menurut Yualianus, target awal minimal sudah tercapai. Tinggal bagaimana evaluasi menjelang turun pada Pra PON kedua. Minimal ketiga petinju yang masuk semifinal ini meraih tiket PON Papua.
“Kini pekerjaan rumah nya tinggal mematangkan mental dan jam terbang bagi petinju yang belum mengantongi tiket PON Papua," terang Yulianus Leo Bunga.
Sementara Krispinus Mariano bertekad menjadi juara nasional. "Saya ingin jadi petinju yang masuk Olimpiade. Itu cita-cita saya, makanya selalu latihan dengan kerja keras. Sebab, apapun bisa terjadi, tergantung niat dan kerja keras. Tapi sebelum ke Olimpiade saya mau juara dulu di PON Papua," harap Krispinus.
Sedangkan manajer tim Pra PON Bali, Made Muliawan Arya yang juga Ketua Pengkot Pertina Denpasar mengucapkan syukur atas pencapaian petinjunya, di tengah persaingan yang cukup ketat.
"Untuk Petinju yang belum lolos Pra PON tahap pertama di Ternate, akan ikut lagi dalam Pra PON tahap kedua di Bogor, Desember nanti. Kesempatan Pra PON kedua harus dimanfaatkan lebih baik lagi," kata De Gadjah, sapaan akrab Made Muliawan Arya.
Meskipun pada Pra PON kedua kuota petinju yang lolos akan lebih ketat lagi. Yakni, harus masuk final di masing-masing kelasnya. Dengan demikian, persaingannya akan semakin ketat. Sedangkan petinju yang sudah lolos dari hasil Pra PON pertama, tidak ambil bagian lagi di Pra PON kedua.
"Julio Bria kan dapat lawan berat di penyisihan Pra PON pertama, mudah-mudahan di Pra PON kefua dia mampu masuk final. Begitu juga Goris yang terhenti oleh petinju pelatnas. Kita balas nanti di Pra PON kedua," harap De Gadjah.
Selain Julio Bria kelas 56, petinju Bali yang belum mengantongi tiket PON Papua, yakni Ketut Limat Suyasa kelas 69 kg, dan petinju putri Ayu Rambu Kasuatu kelas 48 kg, Gregorius Gheda Dende kelas 64 kg, dan Cakti Dwi Putra kelas 75 kg putra. *dek
Alhasil, Tim Pra PON meloloskan tiga petinju dari Kejurnas Tinju I, yang untuk Kualifikasi PON , di Ternate Maluku Utara. Pada pertandingan Selasa (24/9) malam, Krispinus menang atas Asrul Surdin (Maluku Utara), dan Kornelis menang atas Azer Kewas (Sulawesi Utara). Kini ketiganya bersiap tampil di semifinal, sekaligus memastiket PON Papua 2020.
Pelatih tim PraPON tinju Bali, Yulianus Leo Bunga mengaku sangat bersyukur ketiga petinju tersebut mampu memenuhi target lolos PON Papua. Dari ketiganya, hanya Jeckry Riwu sesuai prediksi awal. Sedangkan petinju yang diharapkan lolos justru kandas di penyisihan. Tapi Kornelis dan Krispinus mampu menutupnya.
"Hasil undian di Pra PON lawan petinju Bali memang sangat berat. Misalnya, Julio Bria harus terhenti di awal penyisihan. Yang jelas kesempatan lolos PON masih tetap ada di Pra PON kedua nanti," tegas Yulianus Leo Bunga, Rabu (25/9).
Menurut Yualianus, target awal minimal sudah tercapai. Tinggal bagaimana evaluasi menjelang turun pada Pra PON kedua. Minimal ketiga petinju yang masuk semifinal ini meraih tiket PON Papua.
“Kini pekerjaan rumah nya tinggal mematangkan mental dan jam terbang bagi petinju yang belum mengantongi tiket PON Papua," terang Yulianus Leo Bunga.
Sementara Krispinus Mariano bertekad menjadi juara nasional. "Saya ingin jadi petinju yang masuk Olimpiade. Itu cita-cita saya, makanya selalu latihan dengan kerja keras. Sebab, apapun bisa terjadi, tergantung niat dan kerja keras. Tapi sebelum ke Olimpiade saya mau juara dulu di PON Papua," harap Krispinus.
Sedangkan manajer tim Pra PON Bali, Made Muliawan Arya yang juga Ketua Pengkot Pertina Denpasar mengucapkan syukur atas pencapaian petinjunya, di tengah persaingan yang cukup ketat.
"Untuk Petinju yang belum lolos Pra PON tahap pertama di Ternate, akan ikut lagi dalam Pra PON tahap kedua di Bogor, Desember nanti. Kesempatan Pra PON kedua harus dimanfaatkan lebih baik lagi," kata De Gadjah, sapaan akrab Made Muliawan Arya.
Meskipun pada Pra PON kedua kuota petinju yang lolos akan lebih ketat lagi. Yakni, harus masuk final di masing-masing kelasnya. Dengan demikian, persaingannya akan semakin ketat. Sedangkan petinju yang sudah lolos dari hasil Pra PON pertama, tidak ambil bagian lagi di Pra PON kedua.
"Julio Bria kan dapat lawan berat di penyisihan Pra PON pertama, mudah-mudahan di Pra PON kefua dia mampu masuk final. Begitu juga Goris yang terhenti oleh petinju pelatnas. Kita balas nanti di Pra PON kedua," harap De Gadjah.
Selain Julio Bria kelas 56, petinju Bali yang belum mengantongi tiket PON Papua, yakni Ketut Limat Suyasa kelas 69 kg, dan petinju putri Ayu Rambu Kasuatu kelas 48 kg, Gregorius Gheda Dende kelas 64 kg, dan Cakti Dwi Putra kelas 75 kg putra. *dek
Komentar